Translate

Senin, 06 Januari 2014

Terapi Lemahnya Irodah

Irodah (al-irodah) secara bahasa berarti kehendak atau greget, sedang yang kita maksudkan di sini adalah kuatnya semangat dan usaha yang dapat mengarahkan manusia terhadap suatu tujuan tertentu. Irodah dalam hal ini adalah potensi yang membangkitkan. Manusia menghendaki makan untuk kelangsungan hidupnya,manusia menghendaki menikah untuk kelangsungan populasi. Manusia menghendaki akidah (prinsip) dan nilai-nilai agar dia meningkat kualitasnya. Allah subhanahu wata’ala berfirman: “Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk,dan Alloh mempunyai sifat yang Maha Tinggi,dan Dialah yang maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. an-Nahl : 60) Dalam ayat yang lain, Allah swt berfirman: “Yang demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang batil dan sesungguhnya orang-orang yang beriman mengikuti yang hak dari Tuhan mereka. Demikianlah Alloh membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi mereaka”. (Q.S. Muhammad: 3) Perbedaan yang pokok antara al matsalul a’laa dengan al-matsalul sau’, adalah al-matsalul a’ala berpendoman dan berstandar pada aturan-aturan hak (kebenaran) yang datang dari Alloh swt. Sedang al-matsalus sau’ berpedemoan dan berstandar pada aturan-aturan mahluk, yang aturan-aturan makhluk ini lazim berpijak pada lingkup persangkaan (sakwasangka) dan kebatilan, serta sering bertabrakan realitas hidup. Tarbiyah Islamiyah mendidik manusia agar irodahnya menjadi berpedoman dan berstandar pada al-matsalul a’laa. Atas dasar ini, kitab suci Al-Qur’an mempersembahkan sekian banyak contoh irodah-irodah yang berpendoman dan berstandar pada al-masalul a’la. Diantaranya yaitu: 1. Irodah al-ihsan/kehendak berbuat baik. (Q.S. an-Nisaa:62) 2. Irodah al-ishlah/kehendak melakukan perbaikan/perdamaian. (Q.S. Hud:88) 3. Irodah al-huda/ kehendak memberikan petunjuk. (Q.S. an-Nisaa’:88) 4. Irodah an-nush/ kehendak memberiak nasehat. (Q.S. Hud : 34) 5. Irodah at-tawadlu’ wa ash-sholah/kehendak rendah hati dan berlaku baik. (Q.S. al-Qashas : 83) 6. Irodah at-taisir/kehendak mempermudah masalah. (Q.S. al-Qashas : 27) 7. Irodah al-akhirah/kehendak akirat. (Q.S. Ali Imron : 152) Dan ayat-ayat al-Qur’an yang lainnya. Fokus dari irodah-irodah tersebut seluruhnya adalah irodah Alloh swt, karena Alloh swt berfirman: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap (menghendaki) keridloanNya”. (Q.S. al-Kahfi: 28) Pada ayat yang lain disebutkan: “Mereka menghendaki keridloan Alloh”. (QS ar Ruum: 38) Irodah Alloh,sebagai buahnya,akan menumbuhkan berbagai irodah-irodah yang cerdas yang dapat mengarah pada kemuliaan dan keberhasilan kualitas hidup,tumbuh-kembangnya haq (kebenaran) dan keadilan dalam hidup,serta mudah dan ringannya kehidupan.Hal ini didasarkan pada firman Alloh swt: “Alloh tidak hendak menyulitkanmu,tetapi Dia hendak membersihkanmu”. (QS Al Maidah: 6) “Dan Alloh menghendaki untuk mmbenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir”. (QS al Anfal: 7) “Alloh menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”. (QS al BAqoroh: 185) “Dan Alloh tidak menghendaki berbuat kedzaliman terhadap hamba-hamba-Nya”.(QS al Mu’min/ Al Ghofir: 31) Bila irodah diikuti dengan suatu amal perbuatan (aksi),maka hendaklah sebelum melakukan amal perbuatan itu diperhatikan langkah-langkah berikut ini: 1- Berpindah dari perasaan kepada pemikiran,bukan kepada amal perbuatan secara langsung tanpa proses berpikir. 2- Amal hendaknya didasari prinsip keimanan.Sekian banyak kitab suci al Qur’an memadukan antara amal sholeh dengan keimanan dalam ayat-ayat Nya 3- Setiap pelaku amal hendaknya memiliki tujuan untuk mencapai keridloan Alloh swt,sekaligus dengan memperhatikan empat nilai,yaitu nilai materi ( al-qimah al-maaddiyah),nilai ruhiyah (al qimah al-ruhiyah),nilai kemanusiaan (al-qimah al-insaniyah)dan nilai etika (al-qimah al-khuluqiyah) Syara’,sebenarnya telah menjelaskan nilai yang dituju dari setip amal perbuatan.Oleh karena itu,orang Islam semestinya tidak melakukan suatu amal perbuatan untuk mendapatkan nilai yang nilai ini bukan sebagaimana yang ditetapkan oleh syara’ atas amal perbuatan itu,agar amal perbuatannya tidak sia-sia. Sholat,misalnya,seorang muslim tidak boleh melakukannya demi mendapatkan nilai kemanusiaan atau nilai materi.Begitu pula saat berdagang (bisnis),dia tidak boleh melakukannya demi nilai ruhiyah,dan seterusnya. Atas dasar ini,Alloh swt berfirman: “atas serupa ini hendaklah beramal orang-orang yang mau beramal”. (QS ash Shoffaat: 61) Wallohu A’lam

Tidak ada komentar: