Translate

Rabu, 29 Januari 2014

GENERASI RABBANI, Darimana Memulainya?

I. Dari Al-Qur’an al karim,adalah firman Allah ta’aalaa: 1. “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar” QS An Nisaa’:9 (anak-anak yang lemah) a. Dalam imam dan Ilmu mereka selaku sarana yang mengantar pada ketinggian derajat mereka (QS al Mujadilah:11) b. sebab mereka menyia-nyiakan salat dan memperturutkan syahwat (QS Maryam:59) 2. “...Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya” QS Ali Imran:79. (Rabbani),bahasa ini dinisbatkan kepada bahasa ar Rabb secara qiyasi (diluar qiyasnya) sebab orang tersebut mengenal Tuhannya (Ar Rabb) sekaligus selalu taat kepadaNya. Dikatakan bahwa Rabbaani adalah seorang yang mentarbiyah (mendidik) manusia ilmu-ilmu dasar (kecil) sebelum ilmu-ilmu yang besar dimana dia berakhlak sebagaimana akhlak Allah dalam urusan tarbiyah. Disebutkan pula bahwa Rabbaani ialah seorang yang mendidik manusia dengan ilmu, amal, semangat, dan mencontohkan kepribadianya. Hal-hal tersebut berdiri diatas dua dasar: a. Mengajarkan Al Qur’an (karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab). Karena inilah Rasululluh shallallohu ‘alaihi wasallam memiliki perhatian besar terhadap pengajaran Al Qur’an khususnya bagi anak-anak kecil. Ini adalah tingkatan bagi pemula (al mubtadi’) b. Mengkaji Al Qur’an (dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya) artinya membaca Al Qur’an dengan pelan agar bisa menghafal atau merenungi maknanya. Dari sini bisa dimengerti bahwa bahasa mempelajari (Ad Dars) lebih sepesifik dari pada bahasa yang pertama (Ta’lim). Bahasa Ad Dars juga menutut adanya kondisi betul-betul memahami dengan kuat (tamakkun). Ini adalah tingkatan bagi seorang yang telah berada di tingkatan atas (al muntahi) karena Al Qur’an adalah ensiklopedia dan gudang pengetahuan pertama kali yang dikenal oleh manusia. Prinsip-prinsip ini memberikan faedah: 1. Mengarahkan anak-anak untuk menyakini sesungguhnya Allah adalah Tuhan mereka dan bahwa Al Qur’an ini adalah firmanNya. 2. Meresapnya ruh Al Qur’an kepada hati mereka dan bersinarnya cahaya Al Qur’an dalam hati, pemahaman dan indera mereka . 3. Mentalqin mereka Aqidah Al Qur’an sejak usia dini. 4. Mereka akan tumbuh berkembang dalam kencintaan dalam Al Qur’an dan memiliki ikatan dengannya; menjalankan perintah-perintahnya, menjauhi larangan-larangannya, berakhlak dengan akhlaknya serta berjalan sesuai manhaj-manhajnya sehingga mereka tumbuh di atas fitrah dan berikutnya cahaya-cahaya hikmah akan menerangi hati mereka sebelum dikuasai oleh hawa nafsu dan sebelum hati menjadi hitam oleh kotoran-kotoran maksiat dan kesesatan sebagaimana dikatakan dalam syair: Cinta kepadanya datang kepadaku sebelum aku mengerti apakah cinta, cinta itu akhirnya mengenai hati yang kosong sehingga melekat begitu kuat. 3. “ Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu”Ayat ini memberikan isyarat Manhaj Rabbaani dalam mendidik generasi.Seperti dalam rumus ini: II. Dari hadits Nabawi,adalah sabda Beliau Shallallahu alaihi wasallam Pokok ilmu ada tiga macam,sedang selain ini adalah fadhal: Tiga itu adalah ayat muhkamat, sunnah qa`imah. Dan hukum warisan yang adil” (HR Abu Dawud,Ibnu Majah dan Hakim dari Ibnu Amr bin Ash ra.hadits shahih atau lihat faithul qadiir 4:386) (Muhkamah) artinya adalah jelas dan tak ada samar sama sekali,(qoimah) artinya tetap dan langgeng,terjaga dan terus diamalkan,(adilah) artinya adil dalam pembagian. (fadhil): -yang jamaknya adalah fudhuul yaitu sesuatu yang tiada kebaikan didalamnya sehingga orang yang sibuk dengan sesuatu tak berguna tersebutdisebut fudhuulii. - atau jamaknya fadhaa’il yaitu sesuatu yang ada kebaikan didalamnya dan memang dianjurkan.

Tidak ada komentar: