Translate

Senin, 27 Juni 2016

I'tikaf

AYO I'TIKAF

Kini memasuki sepuluh akhir Ramadhan yang ketiga,  tinggal beberapa hari lagi...  Sudahkah kita memaksimalkan sepuluh terakhir itu dengan berbuat amal shalih, begitu banyak keutamaan dan keitsimewaan di bulan Ramadhan khususnya sepuluh akhir,  pahala sunnah ditulis menjadi pahala fardhu, dan pahala fardhu menjadi berlipat-lipat, terutama di malam-malam ganjilnya.

I’tikaf menjadi ibadah pilihan di dalam menemui dan mencari malam kemuliaan tersebut, melihat begitu besarnya pahala yang Allah janjikan bagi orang yang beri’tikaf terlebih lagi di bulan Romadhan.  Tradisi yang ada di Indonesia biasanya saat sepuluh malam terakhir, trutama di malam-malam ganjilnya, umat muslim berangkat ke masjid umum atau pun masjid jami’ untuk melakukan ibadah I’tikaf yang di isi dengan berbgaia macam ketaatan.

#Definisi I’tikaf :

Secara syare’at adalah :
مكث مخصوص لشخص مخصوص فى مكان مخصوص بنية مخصوصة
“ Berdiam diri secara tertentu, bagi orang tertentu di tempat tertentu dengan niat tertentu “

#Keutamaannya :

Nabi Saw bersabda :
من مشى فى حاجة اخيه كان خيرا له من اعتكاف عشر سنين ومن اعتكف يوما ابتغاء وجه الله عزوجل جعل الله بينه وبين النار ثلاث خنادق كل خندق ابعد مما بين الخافقين
(رواه الطبراني, المعجم الاوسط : 7322
و قال ايضا " من اعتكف عشرا فى رمضان كان كحجتين وعمرتين
رواه البيهقي, شعب الايمان ۳: ۴۲۵
“ Barangsiapa yang berjalan di dalam membangtu keperluan saudara muslimnnya, maka itu lebih baik baginya dari I’tikaf sepuluh tahun lamanya. Dan barangsiapa yang beri’tikaf satu hari karena mengharap ridho Allah Swt, maka Allah menjadikan di anatara dia dan api neaka jarak sejauh tiga khondaq / parit. Setiap khondaq dari khondak lainnya jaraknya sejauh langit dan bumi “
(HR. Thabrani, mu’jam Al-Awsath : 7322)
Nabi juga bersabda “ Barangsiapa yang beri’tikaf sepuluh hari di bulan Romadhan, maka baginya apahala dua haji dan dua umroh “
(HR. Al-Baihaqi, Syu’abil iman : 3 : 425)

#Hukum I’tikaf  ada 4 :

1. WAJIB, jika dinadzarkan
2. SUNNAH, dan inilah hukum asalnya dan lebih dtekankan lagi di bulan Romadhan
3. MAKRUH, Yaitu I’tikafnya perempuan yang masih memiliki body dengan idzin suami dan aman dari fitnah.
4. HARAM tapi sah yaitu I’tikafnya perempuan tanpa idzin suami atau dengan idzin suami tapi tidak aman dari fitnah.
   Haram dan tidak sah yaitu I’tikafnya orang yang junub atau perempuan yang haidh.

#Syarat I’tikaf :

1. Niat. Yaitu dalam hati mengatakan :
نويت الاعتكاف في هذا المسجد لله تعالى
“ Saya niat I’tikaf di masjid ini karena Allah Ta’ala “
2. Suci dari hadats besar.
3. Berakal. Jika di tengah-tengah I’tikaf dia menjadi gila, maka batal I’tikafnya.
4. Islam
5. Berdiam diri minimal seukuran tuma’ninah sholat lebih sedikit ( Sekitar 5 detikkan )
6. Berada di dalam masjid. Maka tidak sah I’tikaf di mushollah, ribath atau pesantren. (menurut pendapat yg kuat)

Jumat, 17 Juni 2016

Ramadhan kareem, bulan penuh ampun

*معصية اورثت ذلا وافتقارا خير , من طاعة اورثت عزا واستكبارا.*

"Kemaksiatan yang menimbulkan rasa rendah diri dan harapan (akan rahmat Alloh dan belas kasih Alloh) itu lebih baik dari pada ta'at yang membangkitkan rasa mulia diri dan keangkuhan"

Perasaan hina dan rasa rendah diri karena perbuatan maksiat yang melekat pada diri,  adalah sifat hamba (ubudiyah). Dan perasaan maha mulia dan maha besar adalah sifat Tuhan (Rububiyah).

Adapun sifat seperti yang dimaksud adalah sikap yang harus dimiliki oleh hamba yang melekat pada dirinya dosa, hendaklah ia tidak merasa hina dan rendah diri,  namun ia harus berpengharapan penuh kepada rahmat Alloh. Orang seperti ini adalah orang yang lebih baik dari orang yang merasa telah banyak beribadah dan ta'at kepada-Nya,  akan tetapi tumbuh rasa angkuh dan tinggi diri dengan amal ibadahnya itu.

Perlu diketahui bahwa rendah diri seorang hamba yang terlibat dalam perbuatan maksiat,  itu lebih baik dari angkuhnya hamba yang berbuat ta'at.

Seorang hamba yang ta'at beribadah, akan tetapi tumbuh rasa angkuh dan riya' , ujub (bangga diri) dalam hatinya, maka kemungkinan Allah swa. akan meremehkan amal ibadahnya.

Ada juga seorang hamba Alloh yang sering terlibat perbuatan dosa, yang membuat sedih hatinya, timbul rasa penuh harap akan ampunan, Allah memberi hidayah kepadanya, lalu tumbuh penyesalannya dan rasa khosyiah (takut) kepada Alloh, pada akhirnya ia berjalan menuju keselamatan.

Banyak kisah yang terceritakan oleh hadis Nabi pada zaman bani israil,  seorang pelacur yang rendah diri dan berakhir mendapat hidayah, sementara seorang hamba yang gemar beribadah akan tetapi muncul rasa bangga diri nan sombong dan berakhir Alloh meremehkan alam ibadahnya.

Semoga kita menjadi manusia yang selalu rendah diri...  Amiiin

Kamis, 16 Juni 2016

CUKUP SATU DETIK KESADARAN

Satu menit belajar yang disertai dengan kesadaran, itu lebih bernilai dari pada seumur hidup belajar yang tidak disertai dengan kesadaran. sebab untuk hidup yang kita butuhkan bukanlah pelajaran yang tinggi, tapi kesadaran yang tinggi. satu detik kesadaran saja dapat mengubah segalanya.