Translate

Minggu, 24 Februari 2013

DUA RAKAAT SEBELUM SHUBUH MENGALAHKAN DUNIA SEISINYA

Dua Rakaat Sebelum Subuh Mengalahkan Dunia Seisinya Dua rakaat sebelum shalat subuh sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw. Nilai dua rakaat (sebelum subuh) ini, sebagaimana pesan Rasulullah saw lebih baik dari pada jagad seisinya. ركعتا الفجر خير من الدنيا وما فيها Dua rakaat shalat fajar lebih baik dari dunia seisinya. Banyak sekali istilah yang digunakan untuk menunjukan dua rakaat sebelum shubuh. Dari redaksi hadits tersebut sebagian ulama mengatakannya shalat sunnah fajar. Adapula yang menamainya sebagai shalat sunnah subuh karena dilakukan sesebelum shalat subun. Ada pula yang mengatakan shalat sunnah barad mungkin karena dilaksanakan ketika hari masih dingin. Ada pula yang menamakan shalat sunnah ghadat yaitu shalat sunnah yang dilakukan pagi-pagi sekali. Oleh karena itu dalam Nihayatuz Zain, Syaikh Nawawi memperbolehkan niat shalat dua rakaat subuh ini dengan berbagai macam istilah tersebut. Misalkan ushalli sunnatal fajri rok’ataini ada’an lillahi ta’ala. Atau boleh juga ushalli sunnatal barodi rok’ataini ada’an lillahi ta’ala sunnatas subhi, dan seterusnya. Atau boleh juga yang lebih lengkap adalah اُصَلِّيْ سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى Usholli sunnatas shubhi rok'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala. Di samping itu yang harus diperhatikan adalah anjuran untuk tidak berlama-lama dalam shalat, mengingat predikat shalat ini adalah shalat sunnah. Walaupun nilainya lebih berharga daripada dunia seisinya. Selain itu alasan kebergegasan dua rakaat ini adalah mengikuti Rasulullah saw (liitba’I sunnatir rasul) yang cukup membaca surat al-Kafirun dalam rakaat pertama (setelah al-fatihah) dan al-Ikhlash (setelah al-fatihah)pada rakaat kedua. Atau membaca Alam Nasyrakh (surat al-Insyirakh) pada rakaat pertama dan Alam Taro (Surah al-Fiil) pada rakaat ke dua. Secara praktis, tersebut pula dalam Nihayatuz zain anjuran untuk membaca wirid khusus setelah dua rakaat sambil menunggu shalat subuh. Bacaan itu adalah (1) Ya Hayyu Ya Qayyum La Ilaha Illa anta, 40 kali. (2) Surat Al-Ikhlas, 11 kali (3) Surat Al-Falaq, 1 kali (4) Surat An-Nas, 1 kali dan (5) Subhanallah wa Bihamdihi, Subhanallahil Adhim, Asytaghfirullah, 100 kali. Demikianlah keterangan dua rakaat sebelum shalat subuh yang menurut sebagian ulama dikategorikan sebagai rawatib (sebagaimana shalat qabliyah lainnya) yang dilaksanakan sebelum shalat subuh

Rabu, 13 Februari 2013

HARI KASIH SAYANG VERSI RASULULLOH


 

 HARI KASIH SAYANG ISLAM


  هذا ليس يوم الملحمة , ولكنّ هذا يوم المرحمة , إذْهبوا فأنـتـم الطلاق

“Hadza laisa yaumul malhamah, walakinna hadza yaumul marhamah, idzhabuu fa antumut thulaqoo..”

“…..Wahai manusia sekalian, hari ini bukanlah hari pembantaian, melainkan hari ini adalah HARI KASIH SAYANG, dan kalian semua merdeka, kembalilah ke keluarga kalian masing-masing, maka kalian semua dibebaskan….”

Masih ingatkah sejarah Fathu Makkah?, tersirat jutaan makna dalam fathu makkah, yang diabadikan dalam Al Qur’an sebagai fathu mubiin (kemenangan yang nyata, red) terjadi tepat pada bulan suci Ramadhan. Tepatnya tanggal 10 Ramadhan tahun ke 8 Hijriyah. Pasukan islam dari madinah merebut kembali kota makkah dari Kuffarul Quraisy dan mendapatkan izin dari Alloh untuk memperolih kemenangan yang gilang-gemilang. Ribuan tawanan musuh masing-masing menundukkan kepala, menyesali apa yang telah diperbuatnya, menanti keputusan atas dirinya, dalam hatinya bergumam “selamatkah aku atau mungkin kepalaku akan lepas dari tubuhku”, selanjutnya Rasululloh berpidato kepada ribuan tawanan perang tersebut : “Wahai orang-orang Quraisy, apa yang kalian bayangankan tentang apa yang akan aku lakukan terhadap kalian?” Merekapun menjawab : “Kebaikan, kamu adalah saudara yang mulia, anak dari saudara yang mulia”. Lalu Beliau bersabda, “Aku sampaikan kepada kalian sebagaimana perkataan Yusuf kepada saudaranya: ‘Pada hari ini tidak ada cercaan atas kalian. Allah mengampuni kalian. Dia Maha penyayang.’ Pergilah kalian! Sesungguhnya kalian telah bebas”.

Dan lanjut Beliau “…..Wahai manusia sekalian, hari ini bukanlah hari pembantaian, melainkan hari ini adalah HARI KASIH SAYANG, dan kalian semua merdeka, kembalilah ke keluarga kalian masing-masing, maka kalian semua dibebaskan….” Kaffir Quraisy yang sebelumnya ketakutan melihat sosok Rasululloh saw bersama ribuan sahabatnya dan khawatir kalau Rasulullah akan membalas dendam atas kelaliman mereka selama ini, sekarang merasa kagum dan takjub akan kemurahan hati Rasululloh saw Mendengar pidato itu, pasukan Islam shock berat. Berjuang hidup mati, diperhinakan dan dilecehkan sekian lama oleh kuffar Quraisy, bertahun-tahun keringat mereka kucurkan, darah mereka alirkan, harta benda yang tak sedikit pun mereka tanggalkan, bahkan sanak saudara tercinta pun rela mereka lepaskan demi medan juang Islam. Namun, ketika kemenangan sudah ada di genggaman, para tawanan musuh malah dibebaskan. Itupun belum cukup, Rosululloh memerintahkan ghonimah (Harta rampasan perang) berbagai harta benda dan ribuan unta di bagikan kepada para tawanan. Sementara pasukan Islam tidak memperolih apa-apa. Sehingga mengeluh dan memproteslah sebagian pasukan Islam pada Rasululloh saw. Merekapun dikumpulkan dan Rasululloh bertanya pada mereka sekalian : “Sudah berapa lamakah kalian bersahabat denganku ?” Mereka menjawab; “sekian tahun ya Rasululloh…” “Selama kalian bersahabat denganku, apakah menurut hati kalian, aku ini mencintai kalian atau tidak mencintai kalian ?” . tentu saja sanggat mencintai, jawab mereka. Rasululloh mengakhiri pertanyaannya ; “Kalian memilih mendapatkan unta atau memilih cinta-ku pada kalian ?” Menangislah mereka, karena cinta Rasululloh kepada mereka jauh lebih besar bahkan bila dibandingkan dengan bumi, langit, beserta seluruh isinya sekalipun. Itulah salah satu diantara sekian banyak kejadian sejarah yang diizinkan Alloh berlangsung di muka bumi.

HARI KASIH SAYANG versi Rasululloh saw, yang mengandung dimensi-dimensi nilai yang tak terkirakan kadar kemuliaan sosialnya. Eratnya ikatan kasih sayang, strategi cinta yang tak terbatas. Strategi yang beliau terapkan bukan “Bagaimana memusnahkan musuh setuntas-tuntasnya” akan tetapi strategi beliau adalah “Meminimalisir korban sampai sedikit mungkin”.

Yaumul Marhamah bukanlah hari kemenangan atas musuh, Yaumul Marhamah melainkan HARI KASIH SAYANG. Karena yang terpenting bukanlah kemenangan atas sesama manusia atau kelompok, melainkan atas diri sendiri, kemenangan atas amarah, kemenangan atas nafsu. Jika di hari kasih sayang (Valentine), muda-mudi mengekspresikan cintanya dengan cokelat, kado-kado berbingkai elok nan cantik serta serba-serbi berwana pink, mengeksplorasikan bukti cintanya dengan free sex, bermabuk ria dsb, yang kesemuanya itu hanya mendatangkan murka dan melahirkan banyak dosa. Maka sebagai pecinta Rasululloh, sebagai hamba Alloh pun kita butuh ekspresi dan aplikasi, apalah arti sebuah kata “Cinta dan sayang” jika sang pengungkap tak beraksi dan tak menunjukkan bukti yang setidaknya bisa dilakukan dengan memperbanyak menyebut nama beliau (bersholawat) atau ihya’us sunnah (menghidupkan sunnah). BUKTIKAN CINTAMU