Translate

Senin, 15 Mei 2017

AGAR KEBAIKAN MENJADI KARAKTER (Islam dan Konsistensi)



فَاسْتَـقِمْ كَمَا أُمِرْتَ

Salah satu perintah terberat yang diterima Nabi Saw adalah Istiqamah, yang maknanya terumuskan dalam satu kata: Konsistensi. Sifat baik ini menjadi ukuran sejauh mana intensitas kedekatan kita dengan Allah Swt. Sebab, sebagian besar penyimpangan yang terjadi di dunia ini, disebabkan ketiadaan konsistensi. Seseorang mengetahui aturan, tapi  kekuatanya untuk berpegang pada aturan itu kalah oleh hawa nafsunya. Akhirnya ia melakukan penyimpangan.

Dalam hal menjaga dan meninggalkan istiqomah, Allah bisa saja memberi karamah (kemulyaan) pada seorang budak yang menjaga keistiqamahannya (Konsisten) dalam beramal. Dan Allah juga tidak menutup kemungkinan akan mencabut karamah dari seorang wali sekalipun yang telah meninggalkan keistiqomahan. Jaga dan jagalah istiqomah.
Dalam hikmah dikatakan:

اَلْإِسْتِقَامَةِ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ كَرَامَةٍ # ثُبُوْتُ الْكرَامَةِ بدَوَامِ الْإِسْتِقامَةِ

“Istiqamah itu lebih baik dari pada seribu karamah (kemulyaan) # sebab langgengnya karamah karena konsistensi menjaga istiqamah”

Istiqomah dalam hidup seorang muslim yang terbina bukanlah hiasan budi pekerti ( Hilyah Khuluqiyyah ) yang bisa dipilih apakah akan dipakai sebagai perhiasan atau ditanggalkan, melainkan Suluk yang diperintahkan oleh Alloh dan Rosul-Nya yang menempati posisi dan tingkatan terpenting ( Ahmiyyah ) di bawah keimanan. Alloh berfirman, “  Maka beristiqomahlah sebaimana kamu diperintahkanQS Hud : 112.

Sedikit menggambarkan bagian dari dimensi istiqamah, melalui sabda Rasulullah Saw:

وَ أَنَّ أَحَبَّ الأعْمَالِ إِلى اللهِ أَدْوَمَهَا و إِنْ قَلَّ.

“Dan sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah yang langgeng, meskipun sedikit” (HR. Bukhari)

Dalam hadis di atas Rasulullah Saw lebih menekanannya pada kontinuitasnya, bukan pada sedikitnya. Artinya, jika mampu langgeng dan banyak, itu jauh lebih mulia. Pertanyaannya mengapa kontinuitasnya yang ditekankan dan kuantitasnya urusan berikutnya?

Sebab hal itu menunjukkan sejauh mana rentetan amal yang kita lakukan tertanam menjadi karakter yang menyatu dalam kepribadian. Maka, sedikit tapi konsisten itu jauh lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada amal banyak, tapi hanya sekali waktu saja tanpa menimbulkan bekas sedikit pun. Sebab dengan istiqamah ini menunjukkan keberhasilan amal tersebut menjadi life style (gaya hidup).

Tahapan-tahapan berikut mungkin bisa jadi panduan, sebagai upaya menuju istiqamah.

1.      Keikhlasan niat dan motivasi: Niat adalah ruh sebuah amal, dengan niat yang ikhlas maka sebuah amal akan menjadi perbuatan yang berkarakter kuat.
ما كان لله دام واتصل وما كان لغير الله انقطع وانفصل
“Segala sesuatu yang berdasarkan karena Allah akan langgeng nan abadi, sementara sesuatu yang berdasarkan selain Allah akan putus sampai disini.”

Ada beberapa kekuatan yang mendasari atau mendorong seseorang untuk menjalankan suatu amal.
1.      Quwwah Ar Ruuhiyah (قوة الروحية) adalah sebuah dorongan yang ada pada diri seseorang yang beramal berdasarkan pada mencari Ridha Allah semata.

2.      Quwwah Al Madiyah ( قوة المادية) adalah sebuah dorongan yang ada pada diri seseorang yang beramal berdasarkan pada mencari materi semata.
3.      Quwwah Al Ma’ani (قوة المعاني) adalah sebuah dorongan yang ada pada diri seseorang yang beramal berdasarkan pada mencari popularitas semata.
Itulah beberapa dorongan yang mandasari manusia untuk melakukan sebuah amal perbuatan. Manusia adalah makhluk yang lemah. Maka, jika ada orang yang beramal hanya untuk manusia, akan mudah putus harapan, gampang berhenti amalnya. Begitu juga jika dia beramal karena materi, atau mencari popularitas saja, tunggu saja saat kehancurannya.

2.      Mengikuti sunatullah:

Kehidupan ini berjalan mengikuti rumus-rumus tertentu. Ada Dzat Mahadetil yang mengatur semuanya, lewat Rasul-Nya Allah mengatul kehidupan, mana yang patut untuk dilakukan dan mana sepantasnya ditinggalkan. Sebuah perbuatan baik akan menjadi amal shalih dan mendapat pahala manakala perbuatan tersebut sesuai dengan aturan Agama.

وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah” (QS. Al Hasyr:7)

Maka dengan mengikuti aturan Allah kita sebagai hamba yang mempunyai kekuranga dan batas pengetahuan, kita mempunyai pegangan yang baku, dengan begitu amalan akan mengalir karna kemantaban hati, jauh dari keraguan; apakah amalan saya ini bener atau tidak sesuai harapan Sang Pembuat aturan.

3.      Menghindari berlebih-lebihan (ghuluw

Berlebihan itu tidak proporsional. Bersikap yang berlebih-lebihan yang hanya akan memberatkan diri, merupakan tindakan yang kurang dibenarkan dalam Agama.

Nabi Saw bersabda: “Janganlah kalian memberat-beratkan diri kalian sendiri, nanti Allah akan menjadikannya berat.....” Al Hadits.

Nabi Saw juga bersabda: “Agama itu mudah, setiap orang yang memberat-beratkan diri dalam Agama ini pasti akan kalah. Maka bersikaplah istiqomah.....” Al Hadits.
Seperti itulah salah satu dimensi istiqamah mengajari kita, yakni karakterisasi amal. Yang Allah inginkan adalah setiap ritual dan rutinitas amal ibadah kita membentuk kepribadian. Menjadikan pelakunya sebagai sosok yang tekun, ulet, dan konsisten, apa pun kondisi yang meliputinya.

 Allahu a’lam bis shawab.

1 komentar:

taddeonaiman mengatakan...

Lucky 8 Casino: The top 3 casinos to play at - Casino Roll
Lucky 8 is one of the most popular 토토 사이트 넷마블 casinos to play slots, table bet games, scratch cards and video poker. While 메이저 토토 사이트 it has a reputation 배팅사이트 for a slow start, it 승인전화없는 꽁머니 사이트 is also considered to be