Translate

Senin, 25 Januari 2016

PELAJARAN DIBALIK PERISTIWA ISRA MI’RAJ





Isra’ mi’raj adalah suatu kalimat yang terdiri dari 2 kata. kata pertama isra’ yang menurut bahasa berarti perjalanan dimalam hari. Jadi, kalau nanti malam kita berencana pergi kerumah orang tua kita (misalnya), maka itu berarti kita melakukan isra’. Atau mungkin yang anak muda nih, malam minggu jam 7 malam bermaksud kerumah pacarnya, maka itu bisa juga disebut sebagai,,, ( Ngapel ). Sedangkan kata kedua yaitu Mi’raj yang berarti tangga / sarana untuk naik.(Sebagai catatan, peristiwa ini terjadi pada tahun 621 M.).

Nah, pertanyaan yang mungkin harus kita ajukan sekarang adalah, apa sih maksud dan tujuan Allah meng-isra’ mi’raj-kan Nabi, Salah satu maksud dan tujuan Allah mengisra’ mi’rajkan Nabi adalah :

1.      Sebagai hiburan atas berbagai macam ujian yang di terima Beliau dimana kita telah maklum bersama, bahwa ada beberapa kejadian tragis yang terjadi pada waktu sebelum Rasul di-Isra Mi’raj-kan, dan karena itulah tahun tersebut dikenal dengan nama ‘ Aamul Hazni (Tahun duka citanya nabi). Pertama , Wafatnya Abu Thalib pada usia 80 Tahun, bayangkan hadirin sekalian, pamannya yang selama ini selalu menjadi pelindung. paman yang selalu membela perjuangan beliau, paman yang dihati Rasul sudah seperti ayah kandung sendiri, namun tiba-tiba ia harus pergi untuk selama lamanya (hh,,hh,,). Belum lagi reda kesedihan Beliau, tidak lama kemudian disusul lagi dengan peristiwa yang lebih menyedihkan yaitu meninggalnya isteri tercinta  khadijatul kubra, Maasyaallah,,, (coba gambarkan kesetiaan khadijah). Hadirin sekalian, sejak ditinggal kedua orang pilihan tersebut perlakuan kuffar Makkah terhadap Rasul makin menjadi-jadi, Ancaman demi ancaman datang bertubi-tubi, hinaan dan cacian datang silih berganti, ada diantara mereka yang melempari Beliau dengan kotoran unta, bahkan ada pula yang mencoba untuk membunuhnya. Nah untuk menghibur keresahan hatinya lalu beliau memutuskan untuk pergi ke Thaif dengan harapan semoga saja penduduk kota Thaif mau menerima da’wahnya, namun apa yang terjadi, sekali lagi,perlakuan yang beliau terima justru sesuatu yang tidak diharapkan, sampai di Thaif bukan disambut tapi malah disambit, dicaci maki habis habisan, dilempari batu sampai darahpun bercucuran.

2.      Tujuan Allah mengisra  mi’rajkan Nabi adalah tersirat secara eksplisit/jelas pada surat Al- Isra : 1 yaitu “ Linuriyahuu min aayaatinaa “ untuk kami perlihatkan kepada Beliau sebagian tanda-tanda kebesaran kami. Pada waktu mi’raj beliau menyaksikan secara langsung beberapa perkara yang ghaib. Allah perlihatkan Nabi surga dan Neraka, Allah pertemukan beliau dengan para malaikat, dengan para Nabi dan Rasul, dlsb. Maksud dari itu semua adalah, dengan menyaksikan kebesaran Allah secara langsung maka bertambah mantaplah keyakinan Rasul akan kemahabesaran Allah SWT, dan yang paling pokok lagi bertambah kuat pulalah mental dan semangat berdakwahnya.

3.      Salah satu maksud dan tujuan Allah mengisra mi’rajkan  Nabi adalah dalam rangka seleksi keimanan ummat pada waktu itu. Dimana pada waktu Beliau menceritakan peristiwa itu kepada ummat  ada diantara mereka yang tidak mempercayainya dan serta merta keluar dari Islam. Namun tidak sedikit pula diantara para sahabat yang bertambah mantap keimanannya, seperti halnya yang dirasakan oleh Abu Bakar untuk mendapat perintah shalat. 


Wassalam,

Tidak ada komentar: