Isra’ mi’raj adalah
suatu kalimat yang terdiri dari 2 kata. kata pertama isra’ yang menurut bahasa
berarti perjalanan dimalam hari. Jadi, kalau nanti malam kita berencana pergi
kerumah orang tua kita (misalnya), maka itu berarti kita melakukan isra’. Atau
mungkin yang anak muda nih, malam minggu jam 7 malam bermaksud kerumah
pacarnya, maka itu bisa juga disebut sebagai,,, ( Ngapel ). Sedangkan kata
kedua yaitu Mi’raj yang berarti tangga / sarana untuk naik.(Sebagai catatan,
peristiwa ini terjadi pada tahun 621 M.).
Nah, pertanyaan yang
mungkin harus kita ajukan sekarang adalah, apa sih maksud dan tujuan Allah
meng-isra’ mi’raj-kan Nabi, Salah satu maksud dan tujuan Allah mengisra’
mi’rajkan Nabi adalah :
1. Sebagai hiburan atas berbagai
macam ujian yang di terima Beliau dimana kita telah maklum bersama, bahwa ada
beberapa kejadian tragis yang terjadi pada waktu sebelum Rasul di-Isra
Mi’raj-kan, dan karena itulah tahun tersebut dikenal dengan nama ‘ Aamul Hazni
(Tahun duka citanya nabi). Pertama , Wafatnya Abu Thalib pada usia 80 Tahun,
bayangkan hadirin sekalian, pamannya yang selama ini selalu menjadi pelindung.
paman yang selalu membela perjuangan beliau, paman yang dihati Rasul sudah
seperti ayah kandung sendiri, namun tiba-tiba ia harus pergi untuk selama
lamanya (hh,,hh,,). Belum lagi reda kesedihan Beliau, tidak lama kemudian
disusul lagi dengan peristiwa yang lebih menyedihkan yaitu meninggalnya isteri
tercinta khadijatul kubra,
Maasyaallah,,, (coba gambarkan kesetiaan khadijah). Hadirin sekalian, sejak
ditinggal kedua orang pilihan tersebut perlakuan kuffar Makkah terhadap Rasul
makin menjadi-jadi, Ancaman demi ancaman datang bertubi-tubi, hinaan dan cacian
datang silih berganti, ada diantara mereka yang melempari Beliau dengan kotoran
unta, bahkan ada pula yang mencoba untuk membunuhnya. Nah untuk menghibur
keresahan hatinya lalu beliau memutuskan untuk pergi ke Thaif dengan harapan
semoga saja penduduk kota Thaif mau menerima da’wahnya, namun apa yang terjadi,
sekali lagi,perlakuan yang beliau terima justru sesuatu yang tidak diharapkan,
sampai di Thaif bukan disambut tapi malah disambit, dicaci maki habis habisan,
dilempari batu sampai darahpun bercucuran.
2. Tujuan Allah mengisra mi’rajkan Nabi adalah tersirat secara
eksplisit/jelas pada surat Al- Isra : 1 yaitu “ Linuriyahuu min aayaatinaa “
untuk kami perlihatkan kepada Beliau sebagian tanda-tanda kebesaran kami. Pada
waktu mi’raj beliau menyaksikan secara langsung beberapa perkara yang ghaib.
Allah perlihatkan Nabi surga dan Neraka, Allah pertemukan beliau dengan para
malaikat, dengan para Nabi dan Rasul, dlsb. Maksud dari itu semua adalah,
dengan menyaksikan kebesaran Allah secara langsung maka bertambah mantaplah keyakinan
Rasul akan kemahabesaran Allah SWT, dan yang paling pokok lagi bertambah kuat
pulalah mental dan semangat berdakwahnya.
3. Salah satu maksud dan tujuan
Allah mengisra mi’rajkan Nabi adalah
dalam rangka seleksi keimanan ummat pada waktu itu. Dimana pada waktu Beliau
menceritakan peristiwa itu kepada ummat
ada diantara mereka yang tidak mempercayainya dan serta merta keluar
dari Islam. Namun tidak sedikit pula diantara para sahabat yang bertambah
mantap keimanannya, seperti halnya yang dirasakan oleh Abu Bakar untuk mendapat perintah
shalat.
Wassalam,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar