Translate

Jumat, 24 Januari 2014

SIKAP OPTIMIS

   “Bukankah subuh itu sudah dekat?” (Q.S Huud: 81) Membaca ayat diatas seolah-olah kita mendengarkan Alloh berfirman kepada kita, seolah Allah memerintahkan kita dan memperingatkan pada kita, menceritakan pada kita suatu kisah yang tidak kita ketahui sebelumnya, dan mengajari kita supaya kita jadi pihak yang selalu optimis dan selalu berusaha untuk melihat kesempatan disetiap kegagalan, melihat terang disetiap kegelapan, menegur kita janganlah bersikap pesimis yang hanya melihat kegagalan di setiap kesempatan. Dalam hidup ini ada kalanya tiba masa-masa sulit, yang membuat hidup serasa penuh kepedihan dan keluh kesah. Namun pada saatnya jua tibalah masa-masa kegembiraan ; yang membuat hidup terasa ringan dan terang. Tanpa sadar bibir kita akan basah dengan senyuman. Sesungguhnya kesedihan kegembiraan itu ada saatnya. Masing-masing; kekecewaan, keriangan dan emosi-emosi lainya hanyalah bersifat sementara. Sebagaimana sesaatnya malam di hapus siang, atau sebaliknya. Tak selamanya kesedihan dan kegembiraan akan melanda anda. Semua itu datang silih berganti, Tanpa selalu dapat di nanti. “Orang positif selalu melihat donat sedangkan orang pesimis melihat lobangnya saja”. Pandanglah setiap masalah sebagai kesempatan. Hanya bila cuaca cukup gelaplah anda dapat melihat bintang, bagaimana mungkin anda dapat melihat bintang di siang hari ?? itulah sebabnya kenapa agama menganjurkan pada pemeluknya agar senantiasa optimis. Anda dapat mengembangkan keberhasilan dari setiap kegagalan yang anda temui. Keputus_asaan dan kegagalan adalah dua batu loncatan saja untuk menuju keberhasilan. Belajar dari kegagalan membuat kita menjadi arif, bijak sana dalam menyikapi setiap permasalahan hidup. Setiap manusia tak akan pernah lepas dari masalah, karena masalahlah yang justru akan mendewasakan kita. Jadi “Bukan bagaimana kita terlepas dari masalah, tapi bagaimana sikap kita dalam menghadapi sebuah masalah”. Sampai kapanpun kita tidak akan dapat lepas dari masalah, tapi kita hnya dapat menyikapinya saja . Dikisahkan : “konon ada seorang arif yang pergi jauh dengan berjalan kaki, Cuma yang aneh, setiap dia dihadapkan jalan yang menurun , sang arif konon agak murung, tetapi ketika jalan sedang mendaki ia tersenyum.” Hikmah apakah yang bisa kita petik dari kisah ini..?? Itu adalah gambaran manusia yang telah matang dalam meresapi asam garam kehidupan. Itu perlu kita jadikan cermin. Ketika bernasib baik, sesekali perlu kita sadari bahwa suatu ketika kita akan mengalami nasib buruk, kita pasti akan temui permasalahan yang tidak dapat kita hindari, tidak kita ingini, yang bisa menimpa kapan saja, dimana saja. Dengan demikian hendaknya kita tidak terlalu gembira dengan apa yang telah kita peroleh sampai lupa bersyukur pada sang maha Pencipta. Ketika nasib sedang buruk, kita memandang masa depan dengan tersenyum optimis. Optimis saja tidak cukup, kita harus mengimbangi optimisme itu dengan kerja keras, tidak pernah menyerah dan putus asa. Go Optimis…

Tidak ada komentar: