Translate

Senin, 06 Mei 2013

PUTUS ASA

Untuk Buah Hatiku... Anakku... tidak ada suatu bangsa yang sedang di landa keputus-asaan kecuali mereka akan mengalami lemahnya akal, rapuhnya jiwa dan bingung nan bimbang dalam menentukan tujuan hidup, lalu apa yang membuat kamu putus asa, bukankah Cukuplah untukmu, dengan kelemahan hati, kemandulan pikiran, dan rapuhnya jiwa. sebagai alasan untuk tidak memberi ruang bagi bersemayamnya putus-asa dalam pribadimu. Pribadi yang putus-asa adalah pribadi seorang pecundang, seorang yang pengecut, seorang yang hina tentunya. Maka orang yang mempunyai kemuliaan tentu tidak akan membiarkan dirinya terjerembak ke dalam keputus-asaan yang akan membawanya ke dalam jurang kehinaan, penjara kegelapan masa depan, dan keterpurukan yang tak bisa ditolers keberadaannya. Anakku… engkau terlahir sebagai seorang pemenah, engkau telah mengalahkan beribu-ribu pesaing¬_mu, berjuta-juta bahkan melyaran dalam merespon sel telor, Anakku... ”kelemahan hati” yang diakibatkan oleh virus keputus-asaan akan berdampak pada pelakunya, ia akan mendorong pelakunya, mengajaknya dan menempatkan pada kedudukan yang rendah, menjadikan pelakunya laksana hewan yang dungu, ia tidak mengerti, memahami arti kemenangan, keberhasilan dalam hidup ini, kecuali hanya bersandar pada naluri kehewanannya, yang bisanya hanya makan, minum, tidur, dan buang kotoran saja. Itulah gambaran keputus-asaan, yang dimana keberadaannya merupakan benalu kehidupan. Bahkan dalam setatemennya Alloh mengidentikkan ”keputus-asaan” dengan perbuatan orang-orang kafir.                       “Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. Lihatlah anakku... betapa besar dosa yang diakibatkan keputus-asaan Dan dosa tersebut bukan hanya membayang-bayangi, menutupi hati pelakunya di kehidupan yang ini, lebih dari itu, dia juga menutupi di kehidupan yang lain juga.

Tidak ada komentar: