Dengan model pemerintahan
seperti ini,agaknya kita tidak bisa menaruh harapan yang besar kepada mereka.Kecenderungan-kecenderungan
komentar yang ada selama ini kesannya mengingkari kehendak untuk tegak
berdirinya khilafah islamiyah.Oleh karena itu,apapun kita mesti
memulai perjuangan ini dari pertemanan dan pengelompokan kita untuk lebih
beradakwah secara lebih serius dan konsisten.
Menapaki jalan dakwah memang
bukan seperti menapaki jalan pintas yang lurus dan halus.Diibaratkan dalam Al
Quran,aktifitas dakwah itu rasanya seperti menempuh aqobah (jalan
mendaki yang terjal nan sukar),seperti halnya aksi membebaskan hamba sahaya
dari perbudakan,aksi memberi makan pada hari kelaparan,aksi membantu anak yatim
yang ada hubungan kerabat dan aksi menolong orang miskin yang sangat fakir.(QS.
Al Balad: 12-17)
Pencerahan pemikiran lewat
aktifitas ta’lim dan tasqif serta tathbiq
amali,dari aktifitas itu yang kita tempuh selama ini,kiranya merupakan
jalur pokok dalam meniti langkah dakwah.Berbagai upaya dan usaha yang kita
rancang bangun,kita kembangkan dan kita sebarluaskan lewat pertemanan dan
pengelompokan kita,agaknya semata demi tujuan dakwah itu.Tidak ada maksud
lain,misalnya untuk membangun kerajaan bisnis maupun mengeksplorasi sumber daya
masyarakat,walaupun itu juga kerap menjadi tuntutan dalam siyasat dakwah.
Oleh karena itu,dalam meniti
jalan ini,kita selayaknya menghindari praktik-praktik yang memandang segala
sesuatu dari ukuran materi.Kita mau berbuat dan bertindak dalam dakwah kalau
menguntungkan dan tidak merugikan kita dari segi materi.Ingatlah,cara pandang
matrealis ini sangat lemah,karena itu kebanyakan salah.Sosok manusia tampak
dari segi materi bagus,nyatanya tercipta dari air mani yang tak bernilai secara
materi.Begitu pula benda yang istimewa,seperti minyak kesturi berbau wangi,madu
yang manis dan susu yang lezat,padahal secara materi nilainya rendah.Minyak
kesturi berasal dari darah Kijang,madu dari tahi Tawon dan susu keluar dari
tempat anatara tahi dan darah.
Cara pandang atau model
pemikiran (paradigma) materialis adalah cara pandang atau model pemikiran
setan.Setan selalu menjadikan ukuran materi sebagai alasan pembenar bagi
perbuatannya.Dia tidak melakukan aktifitas kecuali disana kelihatan keuntungan
secara materi.Setan selalu mengabaikan nilai immaterial,seperti
pahala,kepatuhan dan ketundukan.
Tatkala diperintahkan bersujud
kepada Nabi Adam ‘alaihissalam Iblis membangkang.Illat (alas an)
yang dijadikan pembenaran atas pembangkangannya itu ialah alasan materi,bahwa
dicipta dari api lebih berharga daripada dicipta dari tanah liat.
Alloh Ta’ala
berfirman:
“Alloh Ta’ala
berfiman: apakah yang menghalangimu untuk bersujud di waktu Aku menyuruhmu?,
Dia menjawab: Saya lebih baik daripadanya,Kau ciptakan saya dari api,sedang dia
kau ciptakan dari tanah.”(QS.Al A’rof:12)
Setan,dalam hal ini menafikan unsur
lain yang terdapat pada perintah bersujud pada Nabi Adam ‘alaihissalam,yaitu
unsur ruh dan unsur berserah diri.Alloh ta’ala tidak menyuruh setan bersujud
kecuali setelah jiwa ayah Qobil dan Habil ini disempurnakan dengan menambahkan unsur
ruh.Alloh ta’ala berfirman:
(ingatlah) kala
Tuhanmu berfirman kepad malaikat: “sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia
dari tanah.Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya
ruh (ciptaan) Ku,maka hendaklah kamu bersujud kepadanya.” (QS. Shood: 71-72)
Jebakan pada paradigma
kapitalisme yang keliru ini selalu terbuka manakala dalam dakwah target
pengejaran kita kepada sisi ghorizah baqo’ dan ghorizah nau’
berada di atas segala-galanya.Kita mau berangkat atau tidak berangkat
berdakwah,misalnya,manakala kita mengukur dipuaskan atau tidak dipuaskan dari
sisi kebendaan dan kewanitaan.Dari doa sehari-hari kita diajarkan jangan
kepentingan dunia dijadikan sebagai orientasi terbesar,dan jangan aktifitas
keilmuan dijadikan sebagai alat pembenar memperoleh dunia:
“Ya Alloh,jangan
Engkau jadikan musibah kami dalam agama kami,jangan jadikan dunia sebagai cita
besar kami.” (Matan Amalul Yaum wal Lailah,An Nasa’I,hal:134hadis no;404)
Dari sejarah masa lalu,banyak
aktifitas dakwah bubrah,bahkan hancur-hancuran,tatkala para personilnya
berebutan barang dan jasa inventaris milik lembaga dakwahnya.Kekuatan dakwahnya
surut manakala kekuatan materi begitu dominan.Kelak suatu saat bila aktifitas
dakwah kita besar dan memiliki unit-unit kegiatan yang luas,suatu kekhawatiran
adalah kita tidak lagi memikirkan dakwah,melainkan mengurus untuk-ruginya
aktifitas dan unitnya.Jadilah lembaga dakwah berubah orientasi menjadi lembaga
bisnis,dan aktifitas kita tak lebih dari aktifitas ekonomi.Akhirnya,mari kita
merenungkan hadis berikut ini:
“Demi
Alloh,tidak kefeqiran aku khawatir kepadamu.Tetapi aku khawatir manakala
dibentangkan kepadamu dunia sebagaimana dahulu dunia dibentangkan kepada
orang-orang sebelummu.Kalian bersaing dan berebutan sebagaimana mereka,dan dunia
itu menghancurkanmu sebagaimana dunia menghancurkan mereka.”
(HR.Bukhori.Jawahir
Al Bukhori,hal 350,hadis no 427)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar