Firman Alloh
Subhanahu Wata’ala:
“Adapun
orang-orang kafir,sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang
lain,jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang diperintahkan
Alloh itu (yakni keharusan adanya persaudaraan yang teguh antara kaum
muslimin),niscaya akan terjadi fitnah (kekacauan) di muka bumi dan kerusakan
yang besar.(QS al-Anfal:73)
Orang-orang kafir,meski lahirnya kelihatan padu,mereka sesungguhnya
suka berpecah belah dan sulit bersatu.Antar satu kelompok mereka dengan
kelompok lain mudah berselisih paham,berbeda pendapat dan bertengkar.Betapa
banyak api peperangan tersulut di antara mereka.Romawi (Kristen) pernah
berperang melawan Persia (Majusi).Kristen selalu bermusuhan dengan
Yahudi,sementara di dalam masyarakat Kristen sendiri yang terdiri dari sekian
banyak sekte,perpecahan dan pertentangan (friksi) selalu terjadi.Pada masa
sebelum kenabian,orang-orang kafir tidak memiliki ideologi pemersatu yang
sama.Mereka tidak diikat oleh satu prinsip yang sama.Keyakinan tauhid telah
mereka rusak,sedang kitab suci pegangan mereka telah hilang kemurniaannya.Maka
permusuhan dan perpecahan yang selalu menimpa mereka dari masa ke masa adalah
suatu hal yang wajar.Alloh swt berfirman:
“Permusuhan
antara sesama mereka adalah sangat hebat.Kamu kira mereka itu bersatu sedang
hati mereka berpecah belah.(QS al Hasyr: 14)
Namun satu hal yang mengherankan adalah,ketika orang-orang kafir itu
menghadapi kaum muslimin,mereka sama bersatu padu,berkoalisi dan
bahu-membahu.Mereka memandang Islam adalah musuh bersama.Mereka tidak lagi
mempedulikan agama,kelompok,sekte,suku atau bangsanya.Mereka berkoalisi menjadi
satu kekuatan melawan orang-orang Islam.
Fakta ini bisa
diurai dari sejarah perang ahzab,perang salib,hancurnya khilafah,penjajahan di
dunia Islam,dan berdirinya negara Israel di Palestina.Di negri ini,fakta itu
bisa disaksikan dengan bersekutunya Kristen,hindu,budha dan konghuchu melibas
apa saja yang berbau Islam dan menguntungkan kaum Muslimin.Maka benarlah
ungkapan yang menyatakan bahwa kekufuran merupakan sebuah agama yang satu,meski
bentuknya berbeda-beda.
“Kekufuran
itu merupakan sebuah agama yang satu”.
Kaum muslimin,apapun bangsa,kelompok dan partainya adalah ummat yang
berdiri di atas ideologi yang sama,panji Rosululloh saw,dan berlandaskan kitab
yang sama,yaitu kitab suci Al Quran.Mereka sepatutnya bersatu padu,bergabung
dalam satu kekuatan,bersaudara,bahu-membahu,dan berkoalisi,tanpa memandang
suku,partai,dan golongan.Sebagian kaum Muslimin harus menampakkan Wala’
(loyalitas) kepada sebagian kaum Muslimin yang lain.Saling
dukung-mendukung.Mereka tidak boleh sama dengan orang-orang kafir yang selalu
berpecah belah sesama mereka akibat tidak memiliki kesamaan ideologi.
Akan tetapi,kenyataan yang ada menujukkan sebaliknya.Ummat Islam
suka berpecah belah.Tidak akur.Berselisih paham dan pendapat.Mereka
terkotak-kotak dalam sekian banyak wadah,partai,aliran dan golongan.Dan itu
tetap mereka lakukan,meski di depan mereka ada kekuatan nyata menyerangnya atau
meski ada suatu kepentingan … bersama yang menuntuk koalisi dan persamaan
persepsi di dalamnya.Kepentingan kelompok dan partai atau kepentingan materi
dan kekuasaan kelihatan lebih menonjol dari pada kepentingan
Islam.Fanatisme,mereka terjebak pada politik praktis demi kepentinagn sesaat.
Hal yang bertambah ganjil adalah ketika tidak akur sesama
muslim,sebagian kaum muslimin menjadikan orang-orang kafir sebagai teman
karib.Mereka loyal dengan orang-orang kafir itu melebihi loyalitas kepada saudara
sesama Muslim.Mereka bergandengan tangan dengan musuh sedang sesama saudara
mereka membelakangi.Ayat tersebut diatas memberikan suatu pengertian bahwa kaum
muslimin bila tidak merajut persaudaraan dan persatuan antar sesama mereka
serta memutus hubungan dengan kalangan orang-orang kafir, sebagaimana
diperintahkan oleh Alloh swt,mereka justru berpecah belah antar sesama dan
kepada orang-orang kafir mereka menjalin hubungan mesra,maka akan lahir kekacauan
besar di bumi,yaitu merosotnya keimanan dan menangnya kekufuran.
Keimanan umat Islam merosot karena mereka tidak lagi berpegang teguh
kepada akidah Islam.Prinsip hidup yang diyakini dicampakkan begitu
saja.Umat Islam makin jauh dengan ajaran agamanya.Kendor dan longgar.Ummat
Islam seakan-akan menjadi ummat yang lain.Tidak berciri khas.Disisi lain
kemaksiatan merajalela.Tumbuh jiwa-jiwa tebal yang tidak tersentuh oleh
nasehat-nasehat spiritual.Majelis-majelis pengajian sepi,orang-orang hanya
berfikir duniawi;materi,kenikmatan dan kekuasaan.
Pada saat yang sama kekufuran mendapatkan kemenangan.Propaganda
mereka makin terang-terangan.Gereja tumbuh di mana-mana.Pemeluk agama Hindu dan
aliran kepercayaan semakin meningkat.Pos-pos strategis mereka kuasai.Dan hal
yang paling kita khawatirkan adalah manakala presiden kafir akan memimpin
negeri ini.
Inilah berbagai dampak buruk bila kaum muslimin tidak mengindahkan
seruan Alloh untuk bersatu padu,bahu-membahu,merajut persaudaraan sesama
mereka,dan tidak menjalin hubungan mesra dengan orang-orang kafir.Kekuatan
ummat Islam menjadi lumpuh dan harapan yang di dambakannya menjadi gagal.Firman
Alloh swt;
“Dan janganlah
kamu berebutan,yang menyebabkan kamu menjadi gagal dan hilang kekuatanmu”.(QS.al-Anfal
46)
Adanya kelompok dan partai sebagai cermin perbedaan pendapat di tubuh
kaum muslimin memang bukan halangan untuk terajutnya persaudaraan,selama ada
niat tulus ikhlas untuk memperjuangkan Islam lewat jalur itu,tidak menjadikan
kelompok dan partai sebagai tujuan akhir,melainkan sebagai sarana perjuangan.Bila
niat ini dipegang teguh niscaya antar kelompok dan partai di tubuh kaum
muslimin akan mudah berkoalisi manakala ada kepentingan Islam yang luhur yang
menuntut untuk koalisi itu.
Adakah ketulusan niat itu dalam politik praktis dewasa ini??
Susahnya adalah bila materi dan kekuasaan telah turun.Prinsip perjuangan
biasanya menjadi luntur.Apalagi bila sejak awal niatnya memang tidak
tulus.Kisah tiga orang di zaman Nabi Isa as bisa dijadikan pelajaran.Ketiganya
adalah orang-orang baik,namun begitu datang harta melimpah,mereka terperdaya.Mereka
berusaha saling membunuh dan akhirnya mati semua.
Di bagian lain kita melihat sekian banyak kaum muslimin masih
terbelakang (bodoh) khususnya dibidang pendidikan dan keagamaan.Di antara
mereka masih banyak yang masih awam terhadap ajaran agamanya.Siapakah yang akan
peduli terhadap mereka?.
Maka,terus bergiat dalam dakwah inilah jalur yang kita pilih dan
tekuni.Jutaan muslim yang masih awam
dinegri ini adalah lowongan yang terbuka lebar bagi kita untuk
memasukinya,mendidik dan membinanya.Ini hasilnya akan lebih jelas,yaitu
tumbuhnya kader-kader muslim yang baik.Bukankah lahirnya satu orang yang
mendapatkan hidayah lantaran kita nilainya lebih berharga daripada harga unta
kemerah-merahan?? Bukankah dai adalah penerus misi Nabi?? Adakah kebanggaan
lebih dari pada ini??
Boleh jadi usia kita seluruhnya
tidak akan cukup untuk mendidik dan membina umat itu,apalagi bila sebagian usia
kita sia-siakan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.Seruan Alloh swt;
“Mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya supaya kaumnya itu dapat menjaga diri”.(QS at Taubah 122)
Imam Abdulloh bin Alawi
al-Haddad menyatakan bahwa tidak ada alasan bagi orang awam untuk tidak mau
belajar,sedang bagi orang yang berilmu tidak ada alasan baginya untuk tidak
mengamalkan ilmunya (mengajarkannya).Beliau menambahkan bahwa kewajiban
mengamalkan Ilmu hukumnya menjadi lebih tegas bila keadaan masyarakat banyak
yang awam,kemaksiatan merajalela dan kekufuran meningkat.(ad-Dakwah
at-Tammah..10-16)
Tentang keutamaan mencari ilmu
dan mengjarkannya,Rosululloh saw bersabda:
“Barang siapa
menempuh jalan dalam rangka menempuh ilmu maka Alloh akan memudahkan baginya
jalan menuju surga.Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya menaungi
penuntut ilmu,karena malaikat itu merasa suka dengan apa yang diperbuatnya
(mencari ilmu).Sesungguhnya makhluk di langit dan di bumi sama memintakan ampun
kepada orang yang berilmu,hingga ikan-ikan di air.Keutamaan orang berilmu dibanding
dengan orang beribadah laksana keutamaan bulan dibanding dengan seluruh
bintang-bintang.Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi.Para Nabi tidak
mewariskan dinar atau dirham,namun mereka mewariskan ilmu.Barangsiapa mengambil
(mencari) ilmu,dia berarti mengambil bagian yang sempurna.(HR.Ahmad,Abu
Dawud dan Tirmidzi dari Abu Darda’ ra)
Meski fokus kita adalah
pendidikan dan pembinaan,namun politik yang bersifat luhur tidak boleh kita
abaikan.Hal ini ada kaitannya dengan proses legislasi hukum,apalagi bila dikaitkan
dengan semangat otonomi daerah.Ada beberapa kader diharapkan dapat memasuki
semua lini secara netral,dengan mengemban visi perbaikan,perdamaian dan
menyebarkan ide-ide Islam.Kita berharap unsur-unsur syariat Islam setahap demi
setahap dapat di serap menjadi hokum positif di negri ini.
Mudah-mudahan
langkah kita senantiasa diridloi oleh Alloh swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar