Translate

Sabtu, 09 Agustus 2014

BILA UKHUWAH TIDAK TERAJUT.




Firman Alloh Subhanahu Wata’ala:
“Adapun orang-orang kafir,sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain,jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang diperintahkan Alloh itu (yakni keharusan adanya persaudaraan yang teguh antara kaum muslimin),niscaya akan terjadi fitnah (kekacauan) di muka bumi dan kerusakan yang besar.(QS al-Anfal:73)
Orang-orang kafir,meski lahirnya kelihatan padu,mereka sesungguhnya suka berpecah belah dan sulit bersatu.Antar satu kelompok mereka dengan kelompok lain mudah berselisih paham,berbeda pendapat dan bertengkar.Betapa banyak api peperangan tersulut di antara mereka.Romawi (Kristen) pernah berperang melawan Persia (Majusi).Kristen selalu bermusuhan dengan Yahudi,sementara di dalam masyarakat Kristen sendiri yang terdiri dari sekian banyak sekte,perpecahan dan pertentangan (friksi) selalu terjadi.Pada masa sebelum kenabian,orang-orang kafir tidak memiliki ideologi pemersatu yang sama.Mereka tidak diikat oleh satu prinsip yang sama.Keyakinan tauhid telah mereka rusak,sedang kitab suci pegangan mereka telah hilang kemurniaannya.Maka permusuhan dan perpecahan yang selalu menimpa mereka dari masa ke masa adalah suatu hal yang wajar.Alloh swt berfirman:
“Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat.Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah.(QS al Hasyr: 14)
Namun satu hal yang mengherankan adalah,ketika orang-orang kafir itu menghadapi kaum muslimin,mereka sama bersatu padu,berkoalisi dan bahu-membahu.Mereka memandang Islam adalah musuh bersama.Mereka tidak lagi mempedulikan agama,kelompok,sekte,suku atau bangsanya.Mereka berkoalisi menjadi satu kekuatan melawan orang-orang Islam.
Fakta ini bisa diurai dari sejarah perang ahzab,perang salib,hancurnya khilafah,penjajahan di dunia Islam,dan berdirinya negara Israel di Palestina.Di negri ini,fakta itu bisa disaksikan dengan bersekutunya Kristen,hindu,budha dan konghuchu melibas apa saja yang berbau Islam dan menguntungkan kaum Muslimin.Maka benarlah ungkapan yang menyatakan bahwa kekufuran merupakan sebuah agama yang satu,meski bentuknya berbeda-beda.
“Kekufuran itu merupakan sebuah agama yang satu”.
Kaum muslimin,apapun bangsa,kelompok dan partainya adalah ummat yang berdiri di atas ideologi yang sama,panji Rosululloh saw,dan berlandaskan kitab yang sama,yaitu kitab suci Al Quran.Mereka sepatutnya bersatu padu,bergabung dalam satu kekuatan,bersaudara,bahu-membahu,dan berkoalisi,tanpa memandang suku,partai,dan golongan.Sebagian kaum Muslimin harus menampakkan Wala’ (loyalitas) kepada sebagian kaum Muslimin yang lain.Saling dukung-mendukung.Mereka tidak boleh sama dengan orang-orang kafir yang selalu berpecah belah sesama mereka akibat tidak memiliki kesamaan ideologi.
Akan tetapi,kenyataan yang ada menujukkan sebaliknya.Ummat Islam suka berpecah belah.Tidak akur.Berselisih paham dan pendapat.Mereka terkotak-kotak dalam sekian banyak wadah,partai,aliran dan golongan.Dan itu tetap mereka lakukan,meski di depan mereka ada kekuatan nyata menyerangnya atau meski ada suatu kepentingan … bersama yang menuntuk koalisi dan persamaan persepsi di dalamnya.Kepentingan kelompok dan partai atau kepentingan materi dan kekuasaan kelihatan lebih menonjol dari pada kepentingan Islam.Fanatisme,mereka terjebak pada politik praktis demi kepentinagn sesaat.
Hal yang bertambah ganjil adalah ketika tidak akur sesama muslim,sebagian kaum muslimin menjadikan orang-orang kafir sebagai teman karib.Mereka loyal dengan orang-orang kafir itu melebihi loyalitas kepada saudara sesama Muslim.Mereka bergandengan tangan dengan musuh sedang sesama saudara mereka membelakangi.Ayat tersebut diatas memberikan suatu pengertian bahwa kaum muslimin bila tidak merajut persaudaraan dan persatuan antar sesama mereka serta memutus hubungan dengan kalangan orang-orang kafir, sebagaimana diperintahkan oleh Alloh swt,mereka justru berpecah belah antar sesama dan kepada orang-orang kafir mereka menjalin hubungan mesra,maka akan lahir kekacauan besar di bumi,yaitu merosotnya keimanan dan menangnya kekufuran.
Keimanan umat Islam merosot karena mereka tidak lagi berpegang teguh kepada akidah Islam.Prinsip hidup yang diyakini dicampakkan begitu saja.Umat Islam makin jauh dengan ajaran agamanya.Kendor dan longgar.Ummat Islam seakan-akan menjadi ummat yang lain.Tidak berciri khas.Disisi lain kemaksiatan merajalela.Tumbuh jiwa-jiwa tebal yang tidak tersentuh oleh nasehat-nasehat spiritual.Majelis-majelis pengajian sepi,orang-orang hanya berfikir duniawi;materi,kenikmatan dan kekuasaan.
Pada saat yang sama kekufuran mendapatkan kemenangan.Propaganda mereka makin terang-terangan.Gereja tumbuh di mana-mana.Pemeluk agama Hindu dan aliran kepercayaan semakin meningkat.Pos-pos strategis mereka kuasai.Dan hal yang paling kita khawatirkan adalah manakala presiden kafir akan memimpin negeri ini.
Inilah berbagai dampak buruk bila kaum muslimin tidak mengindahkan seruan Alloh untuk bersatu padu,bahu-membahu,merajut persaudaraan sesama mereka,dan tidak menjalin hubungan mesra dengan orang-orang kafir.Kekuatan ummat Islam menjadi lumpuh dan harapan yang di dambakannya menjadi gagal.Firman Alloh swt;
“Dan janganlah kamu berebutan,yang menyebabkan kamu menjadi gagal dan hilang kekuatanmu”.(QS.al-Anfal 46)
Adanya kelompok dan partai sebagai cermin perbedaan pendapat di tubuh kaum muslimin memang bukan halangan untuk terajutnya persaudaraan,selama ada niat tulus ikhlas untuk memperjuangkan Islam lewat jalur itu,tidak menjadikan kelompok dan partai sebagai tujuan akhir,melainkan sebagai sarana perjuangan.Bila niat ini dipegang teguh niscaya antar kelompok dan partai di tubuh kaum muslimin akan mudah berkoalisi manakala ada kepentingan Islam yang luhur yang menuntut untuk koalisi itu.
Adakah ketulusan niat itu dalam politik praktis dewasa ini?? Susahnya adalah bila materi dan kekuasaan telah turun.Prinsip perjuangan biasanya menjadi luntur.Apalagi bila sejak awal niatnya memang tidak tulus.Kisah tiga orang di zaman Nabi Isa as bisa dijadikan pelajaran.Ketiganya adalah orang-orang baik,namun begitu datang harta melimpah,mereka terperdaya.Mereka berusaha saling membunuh dan akhirnya mati semua.
Di bagian lain kita melihat sekian banyak kaum muslimin masih terbelakang (bodoh) khususnya dibidang pendidikan dan keagamaan.Di antara mereka masih banyak yang masih awam terhadap ajaran agamanya.Siapakah yang akan peduli terhadap mereka?.
Maka,terus bergiat dalam dakwah inilah jalur yang kita pilih dan tekuni.Jutaan muslim yang masih awam  dinegri ini adalah lowongan yang terbuka lebar bagi kita untuk memasukinya,mendidik dan membinanya.Ini hasilnya akan lebih jelas,yaitu tumbuhnya kader-kader muslim yang baik.Bukankah lahirnya satu orang yang mendapatkan hidayah lantaran kita nilainya lebih berharga daripada harga unta kemerah-merahan?? Bukankah dai adalah penerus misi Nabi?? Adakah kebanggaan lebih dari pada ini??
                Boleh jadi usia kita seluruhnya tidak akan cukup untuk mendidik dan membina umat itu,apalagi bila sebagian usia kita sia-siakan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.Seruan Alloh swt;
“Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya kaumnya itu dapat menjaga diri”.(QS at Taubah 122)
                Imam Abdulloh bin Alawi al-Haddad menyatakan bahwa tidak ada alasan bagi orang awam untuk tidak mau belajar,sedang bagi orang yang berilmu tidak ada alasan baginya untuk tidak mengamalkan ilmunya (mengajarkannya).Beliau menambahkan bahwa kewajiban mengamalkan Ilmu hukumnya menjadi lebih tegas bila keadaan masyarakat banyak yang awam,kemaksiatan merajalela dan kekufuran meningkat.(ad-Dakwah at-Tammah..10-16)
                Tentang keutamaan mencari ilmu dan mengjarkannya,Rosululloh saw bersabda:
“Barang siapa menempuh jalan dalam rangka menempuh ilmu maka Alloh akan memudahkan baginya jalan menuju surga.Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya menaungi penuntut ilmu,karena malaikat itu merasa suka dengan apa yang diperbuatnya (mencari ilmu).Sesungguhnya makhluk di langit dan di bumi sama memintakan ampun kepada orang yang berilmu,hingga ikan-ikan di air.Keutamaan orang berilmu dibanding dengan orang beribadah laksana keutamaan bulan dibanding dengan seluruh bintang-bintang.Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi.Para Nabi tidak mewariskan dinar atau dirham,namun mereka mewariskan ilmu.Barangsiapa mengambil (mencari) ilmu,dia berarti mengambil bagian yang sempurna.(HR.Ahmad,Abu Dawud dan Tirmidzi dari Abu Darda’ ra)
                Meski fokus kita adalah pendidikan dan pembinaan,namun politik yang bersifat luhur tidak boleh kita abaikan.Hal ini ada kaitannya dengan proses legislasi hukum,apalagi bila dikaitkan dengan semangat otonomi daerah.Ada beberapa kader diharapkan dapat memasuki semua lini secara netral,dengan mengemban visi perbaikan,perdamaian dan menyebarkan ide-ide Islam.Kita berharap unsur-unsur syariat Islam setahap demi setahap dapat di serap menjadi hokum positif di negri ini.
Mudah-mudahan langkah kita senantiasa diridloi oleh Alloh swt.


Tidak ada komentar: