Translate

Rabu, 13 Agustus 2014

Butuh Pelayanan?


Alloh Tabaaroka  wa Ta’aalaa berfirman:  “ ....dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. ” QS al Hajj :  77.

Sungguh seorang muslim yang terbina niscaya selalu bergegas melakukan kebajikan, memiliki semangat luar biasa agar bisa memberi manfaat kepada orang lain  dalam komunitasnya.  Jika melihat ada kesempatan melakukan hal itu maka ia tidak betah jika tidak segera menjarahnya karena ia mengerti bahwa berbuat kebajikan bisa mendatangkan keberuntungan. Sementara pintu – pintu kebaikan itu terbuka di depannya dan bisa dimasuki kapanpun ia menginginkan seraya berharap turunnya rohmat  Alloh yang luas dan memperkaya diri dengan pahalaNya yang agung dan anugerahNya yang melimpah sebagai upah dari sedekah – sedekah tersebut. .(  lihat Kasyful Ghummah  fi Ishthina’il Ma’ruuf wa Rohmatul Ummah  milik Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki al Hasani bab Fadhlus Sa’yi fi Naf’il Ibaad wa Qodhoi Hawaa’ijihim )  sehingga berbuat kebajikan itu menjadi kebiasaannya dalam berkhidmah / melayani saudara – saudaranya. Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda: ”  Alloh senantiasa ada dalam hajat seorang hamba selama hamba itu ada dalam hajat saudaranya   ” HR Thobaroni.  ”  Segala perbuatan baik adalah sedekah   ” Muttafaq alaih.   ” Jangan pernah menghina perbuatan baik sedikitpun, meski kamu hanya berjumpa dengan saudaramu dengan wajah yang ramah   ” HR Muslim.

Arahan Nabawi ( Taujih Nabawi ) ini semakin heboh dalam menyebarkan jiwa saling tolong menolong ( Ruh Ta’awun ) ketika Taujih Nabawi ini menjadikan perjalanan seseorang ( langkah usaha ) dalam memenuhi kebutuhan saudaranya lebih baik dibandingkan dengan I’tikaaf panjang ( sepuluh tahun ) seperti diriwayatkan Imam ath Thobaroni  dalam al Ausath dan seperti dikatakan: ” Yang menjalar lebih utama daripada yang terbatas ”
Taujih Nabawi juga menjadikan rasa bosan ( Tabarrum ) di saat mampu melayani orang lain  sebagai ancaman akan hilangnya nikmat – nikmat seperti disabdakan Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam: “ Tiada hamba yang diberikan nikmat oleh Alloh lalu menyempurnakan nikmat itu atasnya kemudian Dia Menjadikan kebutuhan – kebutuhan orang lain kepadanya lalu ia merasa bosan maka sungguh ia telah memaparkan nikmat – nikmat itu kepada kesirnaan “ HR Thobaroni.
Sungguh Alloh telah memberikan pujian Itsaar  kepada para sahabat  Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam karena kecintaan mereka dalam melayani orang lain ( Ikhwan mereka ). Dia berfirman: “... dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan....” QS al Hasyr : 9. Ikrimah bin Abi Jahal, Suhail bin Amar, Harits bin Hisyam dan beberapa orang dari Bani Mughiroh wafat sebagai syahid dalam perang Yarmuk. ( Sebelum itu ) diberikan air kepada mereka saat dalam keadaan tergelatak di atas tanah.  Merekapun saling menolak sehingga mereka mati dan belum sempat mencicipinya Rohimahulmulloh.
Dari sini bisa kita mengerti keutamaan dan kepentingan berkhidmah seperti dikatakan: ” Ilmu bisa disusul sementara Khidmah tidak bisa disusul  ” lebih utama dari itu semua adalah apabila Khidmah ada di jalan Alloh. Adiyy bin Hatim at Tho’i bertanya kepada Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam: Sedekah apakah yang paling utama? Beliau Shollallohu alaihi wasallam bersabda: ” Khidmah seorang hamba di jalan Alloh...  ” HR Turmudzi. (   Tuhfatul Ahwadzi  5 / 254 ). Penyair berkata:

( Kamu melihat wajahnya berseri –seri saat kamu mendatanginya, seolah – olah kamu akan memberinya sesuatu yang justru kamu meminta darinya )

- والله يتولى الجميع برعايته -

Tidak ada komentar: