Translate

Sabtu, 09 Agustus 2014

An Nashru biYadillah Wahdah



(Pertolongan Hanya di Tangan Alloh)

Alloh berfirman:
وَمَا جَعَلَهُ اللَّهُ إِلَّا بُشْرَى لَكُمْ وَلِتَطْمَئِنَّ قُلُوبُكُمْ بِهِ وَمَا النَّصْرُ إِلأَّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
Dan Alloh tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan) mu dan agar tentram hatimu karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari Alloh yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Ali Imron : 126)

Dari ayat ini bisa diambil kesimpulan bahwa pertolongan itu seperti rezeqi, yaitu qodho'. Seperti halnya manusia tidak memiliki kuasa menentukan rizqi dari sisi waktu dan jumlah, maka juga tidak ada seorang pun yang bisa menurunkan kemenangan pada waktu dan dengan ukuran tertentu. Adapun bagaimanakah Alloh menolong para Nabi dan utusan-Nya dan kapan pertolongan itu diberikan maka dengan melihat kisah tentang mereka dalam Al-Qur'an, kita akan menemukan tiga cara pertolongan Alloh :
1.       Adakalanya Dia memberikan pertolongan atau kemenangan kepada para nabi atas kaumnya sebagiaman Nabi Hud, Nabi Sholih, Nabi Syuaib, dan Nabi Luth Alaihimussalam.
2.       Adakalanya Dia menolong syariat Nabi-Nya seperti Nabi Yunus dan nabi Musa Alaihimassalam.
3.       Dan adakalanya Dia menolong Nabi-Nya sekaligus syariat-Nya seperti yang diterima oleh Rosululloh Sholalllohu 'Alaihi Wasallam. Dia menolong beliau semasa hidup dan setelah wafat serta menolong secara langsung atau mengerahkan orang lain untuk menolong beliau.

Begitulah kondisi para pengemban dakwah sebagaimana difirmankan-Nya,

 "Sungguh Kami pasti akan menolong para utusan Kami dan orang-orang beriaman dalam kehidupan dunia dan pada hari ketika para saksi berdiri." (Q.S. Al-Mu'minun:  ). Hanya saja pertolongan dari-Nya hanya akan diberikan kepada kaum beriman jika mereka mau menolongnya seperti ditegaskan dalam firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
"Hai orang-orang beriman, jika kalian menolong Alloh maka Dia akan menolong dan meneguhkan kaki kalian." (Q.S. Muhammad: 7)

                Ini karena huruf "in" adalah huruf syarat yang seperti di maklumi. Hal ini berarti bahwa kaum beriman wajib memenuhi dan menyempurnakan syarat-syarat yang ditentukan untuk mendapatkan pertolongan dan tidak meremehkan hal tersebut. Jika tidak memenuhi syarat, maka tidak akan ada pertolongan.
                Persyaratan bisa dikatakan sempurna dengan berpegang teguh kepada Islam secara aqidah, hukum dan suluk serta melakukan amal yang meridhokan Alloh dalam aktiftas menolong agama-Nya. Selain itu, juga harus melakukan persiapan yang benar dan bahkan harus betul-betul profesional dalam menggunakan sarana dan cara untuk mencapai tujuan. Hal ini karena kita memahami bahwa pertolongan Alloh tidak berada di tangan kita, tetapi ada tangan-Nya yang bisa Dia memberikannya kepada orang yang telah menyempurnakan syarat-syarat. Hal demikian menjadikan kita sebagai seorang yang sangat khawatir melakukan keteledoran yang menyebabkan terhalang dari pertolongan. Baik keteledoran itu dalam ibadah dan ketaatan, dalam mengikuti jalan, sarana serta cara-cara yang benar. Semuanya ini adalah penghalang pertolongan darinya.
                Keteledoran pertama, (dalam ibadah dan ketaatan) tergambar dalam Firman Alloh:
لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الأَ َرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُدْبِرِينَ
Sesungguhnya Alloh, telah menolong kamu (Hai para mu'min) di banyak medan peperangan. Dan (ingatlah) Perang Hunain, di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu,maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai berai." (Q.S. At Taubah : 25)

                Keteledoran kedua, (dalam ittiba' jalan, sarana, dan cara) tergambar dalam firman Alloh:

ôs)s9ur ãNà6s%y|¹ ª!$# ÿ¼çnyôãur øŒÎ) NßgtRq¡ßss? ¾ÏmÏRøŒÎ*Î/ ( #_¨Lym #sŒÎ) óOçFù=ϱsù öNçFôãt»oYs?ur Îû ̍øBF{$# MçGøŠ|Átãur .`ÏiB Ï÷èt/ !$tB Nä31ur& $¨B šcq6Åsè? 4 Nà6YÏB `¨B ߃̍ム$u÷R9$# Nà6YÏBur `¨B ߃̍ムnotÅzFy$# 4 §NèO öNà6sùt|¹ öNåk÷]tã öNä3uŠÎ=tFö;uŠÏ9 ( ôs)s9ur $xÿtã öNà6Ytã 3 ª!$#ur rèŒ @@ôÒsù n?tã tûüÏZÏB÷sßJø9$#  
Dan sesungguhnya Alloh telah memenuhi janji-Nya kepadamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rosul) sesudah Alloh memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Diantara kamu ada orang yang mengehendaki dunia dan diantara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Alloh memalingkanmu dari mereka untuk mengujimu: Dan sesungguhnya Alloh telah memaafkan kamu. Dan Alloh mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman." (Q.S. Ali Imron : 152)

                Jadi, pertolongan (baca: kemenangan) gagal diperoleh kaum muslimin di medan Uhud adalah karena ulah sebagian pasukan pemanah yang melanggar perintah Rosululloh Shoalllohu 'Alaihi Wasallam agar tetap berada di puncak gunung dan tidak meninggalkan tempat dengan alasan apapun.
                Seorang pengemban dakwah harus terdorong untuk melaksanakan tugas menolong agama Alloh dengan kadar kemampuan dan kekuatan masing-masing, utamanya kekuatan ruhiyah, yakni dengan merasa bahwa dalam aktifitas ini ia sedang melakukan aqad jual beli (membuat suatu kesepakatan) dengan Alloh dengan memposisikannya (dalam keyakinan) sebagai pembeli. Dia Maha Memiliki, Maha Pemberi Anugerah telah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ...
Sesungguhnya Alloh membeli dari orang-orang beriman diri dan harta benda mereka bahwa sesungguhnya bagi mereka ada surga... (Q.S. At Taubah: 111)

                Dan sudah bisa dipastikan tidak akan ada penipuan dalam berjual beli dengan Alloh karena penipuan adalah karakter manusia munafik sepeti disebut dalam firman-Nya:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ
Sesungguhnya orang-orang munafik menipu Alloh, padahal Alloh lah yang menipu mereka. (Q.S. An Nisa' : 141)

                Penipuan yang dimaksud adalah Alloh menimpakan khidzlan (penghinaan) atas mereka. Jika kaum muslimin mewujudkan syarat-syarat maka dia pasti menurunkan pertolongannya kepada mereka. Jika tidak, maka dia pasti menimpakan khidzlan atas mereka serta menahan pertolongannya dari mereka. Alloh berfirman:
إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Jika Alloh menolong kamu maka tidak akan ada orang yang bisa mengalahkanmu. Jika Alloh membiarkanmu maka siapakah gerangan selain Alloh yang dapat menolong kamu? (karena itu) hendaklah orang-orang beriman bertawakkal kepada Alloh. (Q.S. Ali Imron : 160)

Tidak ada komentar: