Translate

Rabu, 20 Agustus 2014

BERBAGAI ASPEK KEMASJIDAN



       Sabda rasulullah SAW:

(................................................................................)

Hari kiamat tidak akan bangkit sehingga manusia berbangga-banggaan (secara fisik) dalam hal masjid. (H.R Ahmad,Bukhari,Abu Dawud,Nasa'i,dan Ibnu Majah .Nilai hadist berderajat shahih menurut ibnu Khuzaimah)

        Masjid asalnya  bermakna tempat sujud,lalu berkembang menjadi satu istilah yang sangat populer yaitu suatu bangunan ,gedung,atau suatu lingkungan yang berpagar sekelilingnya yang didirikan secara khusus sebagai tempat beribadah kepada Allah SWT ."Rumah Allah "ini menjadi asas penting pembentukan masyarakat muslim.Kepentingan itu di buktikan bahwa sesampai di madinah dalam peristiwa hijrah ,Rasulullah segera mendirikan masjid (masjid nabawi).Beberapa hari sebelumnya saat tiba di quba ,beliau juga mendirikan masjid di kota itu.Kepentingan itu juga tampak dari peristiwa isra' mi'raj .Peristiwa ini di mulai dari satu masjid (Masjidil Harom) ke masjid lainya (Masjidil Aqsa).Dan bertitik tolak dari masjid pula ,Rasulullah SAW naik ke Sidaratul Muntaha.

        Fungsi masjid terkait erat dengan fungsi ubudiyah (pengabdian dan penghambaan)  kepada Allah SWT .Dalam Alqur'an dinyatakan:

(....................................................................)

“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu kepunyaan Allah .Maka janganlah kamu menyembah satupun di dalamnya di samping menyembah Allah”  (Q.S AL  Jinn:18)

Ubudiyah yang di utamakan di dalam masjid adalah sholat ,khususnya sholat jum'at dan sholat lima waktu secara berjamaah ,berikut adzan sebagai prasarananya.Di masjid itu sholat lima waktu berjamaah meski di hidup-hidupkan .Dan yang paling berkeharusan untuk itu adalah tetangga-tetangga masjid.Sabda rasulullah SAW:

(...........................................................................)

“Tidak sempurna sholat tetangga masjid kecuali di masjid.” (HR.Thobaroni,Hakim dan Daruquthni)

           Sholat berjamaah di masjid memiliki  sekian banyak keistimewaan .Diantaranya dilipatgandakanya nilai pahala bahkan sampai langkah kaki ,terjalinya semangat pertautan hati kaum muslimin hingga terhapuskan perbedaan-perbedaan status dan atribut sosial menuju persatuan dan persaudaraan ,melatih hidup bergotong royong dan bekerja sama dalam kebaikan,melatih bersikap dalam satu komando ,dan melatih kepemimpinan .Atas dasar ini ,aib bagi penuntut ilmu aktivis dakwah ,dan orang alim manakala tidak melakukan sholat secara berjamaah.

Fungsi masjid berikutnya adalah I’tikaf (berdiam diri di dalam majid untuk konsentrasi ibadah).Alloh berfirman:

“Dan janganlah kamu campuri isteri-isteri kamu itu,sedang kamu beri’tikaf di dalam masjid.” (QS Al Baqoroh: 187)

Masjid juga berfungsi sebagai forum dzikir kepada Alloh swt,bertahlil,bertakbir dan bertasbih.Dalam Al Quran disebutkan:

“Dan masjid-masjid,yang di dalamnya banyak disebut nama Alloh” (QS Al Hajj: 40,QS An Nur 36)

Fungsi masjid yang lain adalah tempat menyelenggarakan majelis-majelis keilmuan.Karena majelis keilmuan termasuk bagian dari dzikir kepada Alloh swt.Jabir bin Abdillah dan Abdulloh bin Rowahah,misalnya,mempunyai halqoh di masjid Nabawi.Al Bukhori dalam shohih-nya menulis  bab duduk bersama secara halqoh (membentuk lingkaran) di masjid,maksudnya boleh duduk secara halqoh di masjid untuk memperlajari ilmu,membaca Al Quran,dzikir dan sebagainya.Dahulu,shuffah (emperan) masjid Nabawi difungsikan sebagai madrasah untuk belajar membaca dan memahami agama.Di Shuffah itu menetap para sahabat yang mulazamah (serius) dalam belajar.

Masyarakat muslim secara umum berkewajiban untuk turut berkhidmah memakmurkan masjid,baik secara fisik seperti aspek  bangunan,kebersihan,keindahan,ketenangan dan administrasi maupun secara ruhiyah yang terkait dengan aspek-aspek spiritual di muka.

Meski begitu,secara khusus harus ada pihak khusus yang menangani,mengatur dan mengelola urusan tersebut secara lebih serius.Secara ruhiyah,untuk penyelenggaraan sholat berjamah,misalnya,harus ada imam rowatib.Idealnya Imam rowatib itu terdiri dari satu orang yang dituakan.Ia bertindak sekaligus sebagai khotib (juru khutbah).Dengan begitu materi khutbah runtut,tidak terjadi pengulangan atau tabrakan informasi antar khotib.Isi khutbah idealnya juga ditekankan pada aspek pembinaan aqidah,penatan hati (manajemen Qolbu),atau hal-hal lain secara insidental yang dirasa penting.Sedang secara fisik,diperlukan perawatan sarana-prasarana,penjagaan aspek kesucian dari najis,kegaduhan,permainan anak-anak kecil,dan pembicaraan yang berorientasi duniawi di dalamnya.Sementara masuk dan keluar masjid saja ditekankan berdoa,melakukan sholat tahiyyatul masjid (penghormatan ) terlebih dahulu,mendahulukan kaki kanan,memendam ludah,dsb

Bila masjid itu berstatus wakaf,maka pengaturan dan pengelolaannya lebih spesifik lagi.Hak pengaturan dan pengelolaan  masjid wakaf sepenuhnya ada ditangan nadzir yang diamanahi oleh pihak wakif (pewakaf) mengelola dan mengatur harta wakafnya.

Hadis di muka menggambarkan lunturnya fungsi masjid yang esensial,yaitu fungsi ruhiyah,ketika masyarakat dominan memandang masjid sekedar dari segi kemegahan bangunan,hiasan,ukiran,arsitektur dan bentuk-bentuk fisik lainnya.Mereka saling membanggakan dan jor-joran masjid hanya dalam segi itu,demi pamrih.Sedang secara ruhiyah kosong.Masjid justru menjadi tempat gaduh dengan suara suara permainan dan urusan duniawi.Masjid tak ubahnya monumen dan tempat wisata.

Fenomena itu menjadi fenomena yang buruk karena dikaitkan dengan tanda-tanda datangnya hari kiamat,sementara mendekati hari kiamat yang muncul secara dominan adalah  fenomena-fenomena yang tidak baik.Hadis Abdulloh bin Mas’ud menyatakan;

“Akan muncul di akhir zaman kaum yang duduk di masjid berhalqoh-halqoh.Orientasi mereka dunia.Hendaklah kamu tidak menemani duduk mereka.Sesungguhnya Alloh tidak memberikan penghargaan sama sekali terhadap aktifitas yang mereka lakukan” ( Menurut Imam Al Iroqi sanad Hadis ini lemah)

Disinilah makna penting mengembalikan masjid kepada fungsi-fungsinya yang asli sebagaimana fungsi-fungsi masjid di zaman Rosululloh saw dan masa sahabat-sahabatnya.


Wallohu A’lam

Tidak ada komentar: