Translate

Kamis, 07 November 2013

CINTA SELAMANYA MEMBERI ENERGI

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” Ngomongin soal cinta; bahwa semua manusia apapun jenisnya asal dia bernama manusia dihiasi dengan perasaan cinta kepada perempuan, jadi sejak dahulunya secara fitroh seorang peria menyukai seorang perempuan, sebagaimana pula perempuan juga seneng peria. Dan oleh karna adanya rasa cinta, berkembanglah segala macam persoalan, sehingga seorang ahli cinta pernah berkata : “Cinta adalah lima huruf yang membuat persoalan tidak akan pernah selesai-selesai” Tetapi dalam kehidupan sehari – hari sering kita saksikan, kita dapati fenomena cinta yang multi macam. Ada kalanya cinta dapat mendorong memberikan motifasi yang baik dan cinta ini pun bisa juga memberikan dorongan yang tidak baik, oleh karnanya, apa bila cinta itu ibarat setetes embun, yang jatuh kebumi yang subur akan tumbuhlah diatasnya aneka ragam bunga-bunga yang harum semerbak indah mewangi, sedap dipandang orang ,menebarkan rasa aman, damai sentosa dan begitu selanjutnya, tapi jika cinta itu jatuh di hati yang gersang dan tandus, tidak ada yang akan tumbuh disana, selain sirih memanjat batu, kuning daunnya lemah gagangnya. Maka cinta yang semacam itu tidak akan memberikan dorongan yang positif kepada seseorang didalam kehidupannya. Bagaimana juga dengan Cinta yang dimulai dengan seulas senyum, kemudian tumbuh dengan sebuah kecupan, dan berakhir dengan air mata. Tapi disini kita akan membicarakan cinta yang dalam artian positif. 1. Cinta selalu mendatangkan keindahan. 2. Cinta memberi energi atau semangat untuk berjuang. 3. Cinta selalu membawa risiko dalam bentuk pengorbanan. Maka cinta yang dalam artian positif yang pertama - melahirkan keindaham - disinilah orang memerlukan filter atau saringan, sebab keindahan yang didasarkan karna cinta atau cinta yang didasarkan dengan keindahan, itu merupakan keindahan yang relatif saja, boleh jadi karna indah orang jadi cinta, boleh juga jadi karna cinta segala sesuatunya terasa menjadi indah. Namun bagaimanapun juga, kalau hati sudah diliputi oleh rasa cinta segalanya akan terasa menjadi indah. Karena “cinta adalah keindahan”. Bagaimana dalam syairnya Imam syafi’i menjelaskan; وعينُ الرِضا عن كلّ عيبٍ كليلةٌ كما أنّ عينَ السُخْطِ تُبْدِي المسـاوِيَ “Mata jika terbalut cinta, ia buta terhadap nista # sepertihalnya mata kalau terbalut benci, yang dilihatnya tampaklah keji.” Begitulah mata kalau sudah terbalut cinta dia akan buta terhadap segala yang berbentuk nista, apapun yang disenanginya, apapun yang digemarinya meskipun jelek sekalipun akan nampak baik, masa bodoh dengan pandangan orang lain. Sebaliknya mata kalau sudah terkontaminasi oleh virus kebencian yang dilihatnya akan nampak keji dan keji. Betapa banyak seorang pecinta dengan manisnya berujar kepada kekasihnya “Kaulah tujuan hidupku, kaulah alasaanku untuk tetap bertahan hidup” Betapa banyak hati yang cukup keras, berani untuk melawan kemurkaan dan amukan kemarahan, demi nilai harga diri nun tinggi. Tapi jarang ada hati yang tahan melawan nyala api cinta kasih yang hangat. tak ada yang mampu menampik nyala cinta kasih. Kata bang haji Rhoma Irama : Walau dicubit, tapi cubitnya sayang. Walau digigit tapi gigitnya sayang. Heeeeee........... Yang kedua - cinta itu sebuah energi - ia melahirkan dorongan dan semangat, yang lemah bisa menjadi kuat , yang takut bisa menjadi berani, yang jauh bisa terasa jadi dekat, itu semua karna dorongan cinta. Betapa tidak sedikit jua seorang pecinta dipenuhi keajahiban, sebab ia menerima kekuatan yang tumbuh sebagai daya hidup dari apa yang dicintai. Dan dari energi inilah lahir yang ketiga, yaitu - cinta adalah pengorbanan – sehinga orang berkata “berani bercinta harus berani berkorban, takut berkorban jangan bercinta”. Bagaimana sejarah juga pernah mencatat; seorang Julius Caisar yang katanya gagah perkasa tunduk dibawah telapak kaki Cleopatra, dia rela mengorbankan harga dirinya sebagai seorang penguasa yang disegani, hanya untuk mendapatkan sebuah cinta. Bagaimana pula Napolion Bonaparte singa daratan eropa luluh oleh Margaret yasmin, demi perempuan yang digilainya dia pun rela menjadi budak cintanya. Dan masih banyak lagi. Lalu bagaimana kalau cinta ini kita salurkan pada hal-hal yang lebih manfaat, kepada sesuati yang bernilai agama.? Yang pertama - cinta selalu mendatangkan keindahan. Artinya kalau kita cinta pada agama , maka apa yang diperintahkan agama, apa yang di perintahkan pembuat syari’ah tentu akan menjadi terasa indah; sholat, puasa, zakat, haji, bahkan jihat akan terasa indah persis seperti saat kita berjuang untuk mendapatkan cintanya seorang gadis. Contoh: jika kita mencintai seorang gadis apanya saja akan menjadi indah, jalannya terasa indah, lenggak-lenggok terasa indah, suaranya merdu padahal sebenarnya; cemprengnya bukan main, seluruhnya akan mendatangkan keindahan, karna dasarnya sudah cinta,. Lagi-lagi cinta membawa keindahan. Yang kedua - cinta itu melahirkan energi , orang yang cinta kepada agama akan timbullah semangat melaksanakan ibadah, puasa, zakat, haji, bahkan melaksanakan jihat sekalipun. Cinta selamanya menimbulkan energi dan semangat. Sama saja kalau kita jatuh cinta kepada seorang gadis, walaupun rumahnya jauh dia rasa dekat, “gunung pun akan kudaki , lautan pun kuseberangi”. Untuk apa itu? untuk menemui apa yang kita cintai, cinta selamanya menimbulkan energi. Capek tidak terasa , lelah tidak terasa, semuanya tertutup oleh keindahan yang bernama cinta, semuanya tersihir oleh pesona cinta. Lalu yang ketiga – cinta menbawa pengorbanan , kalau kita cinta kepada agama , maka pengorbanan apapun yang diminta oleh agama, baik itu pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, harta, bahkan pengorbanan nyawa sekalipun, kita tidak akan berat melaksanakannya karna cinta kita kepada agama yang kita anut ini. Demikian akan cinta kita kepada seorang kekasih akan membawa kita rela berkorban, demi memenuhi tuntutan sibuah hati belahan jantung. Dikatakan: ضربُ الحبيب زبيبٌ . “Pukulan seorang kekasih itu laksana anggur” Bagaiman seorang tahan berjam-jam di bawah terik mata hari demi untuk sesuap nasi, seorang ibu rela memungut sampah atau pekerja berat yang tahan membanting tulang di tengah terik panas mata hari serta dingin malam ?? kekuatan apa yang mendorong mereka untuk melakukan semua itu, mereka begitu kuat secara fisik dan begitu tangguh secara mental, Kekuatan itu adalah CINTA. tidak ada kekuatan yang lebih kokoh dari pada kekuatan cinta, Cintalah yang melahirkan harapan, cintalah yang memberi energi dan menuntut pengabdian bagi siapa saja, dan kepada siapakah mereka mempersembahkan hasil kerja mereka; kepada keluarga nan jauh disana, kepada masyarakat banyak yang membutuhkan karya mereka, kepada alam yang mengasuh mereka, kepada masa depan kehidupan sejahtera mereka, atau kepada Hati tempat Cinta itu mengalir. Lalu, mengapa anda berkeluh kesah hanya karena harus memperpanjang waktu kerja anda beberapa jam saja, maka kenanglah punggung bungkuk orang tua anda yang seharian bekerja keras. Tengoklah kepayahan ibu anda yang Sembilan bulan pertahankan kau dalam kandungan, hanya satu alasa ATAS NAMA CINTA. Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh CINTA. Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih CINTA. Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan CINTA. Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan CINTA. Tak ada batu keras yang tak dapat dihancurkan oleh kelembutan dan kesabaran CINTA. CINTA memang guri, guri, nyoe… MARI KITA RENUNGKAN…

Tidak ada komentar: