Translate

Rabu, 14 September 2016

Efektifitas Doa

Oleh: Abina KH. M. Ihya' Ulumiddin.


Dalam bahasa Doa adalah merendah untuk meminta dan rasa rindu akan sesuatu kebaikan yang dimiliki oleh orang yang dimintai. Secara Istilah, Doa adalah meminta dengan merendahkan diri atau menghaturkan kebutuhan ( Hajat ) kepada Sang Maha Meninggikan derajat.  Imam al Khotthobi berkata,  Esensi Doa adalah permintaan Inayah ( perhatian ) seorang hamba kepada Alloh serta pernyataan akan ketiadaan daya upaya kecuali dari Alloh . Imam Nawawi menyatakan,  Madzhab yang dipilih yang telah disepakati oleh ahli fiqih, ahli hadits dan Jumhur ulama salaf & kholaf, Berdoa hukumnya Mustahab (sunnah), tetapi terkadang menjadi wajib seperti halnya berdoa dalam sholat jenazah. Ini berdasarkan firman Alloh, dan Tuhan kalian berfirman,  Berdoalah kalian niscaya Aku akan mengabulkan  QS Ghofir : 60. Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wasallam bersabda yang artinya, Barang siapa yang tidak meminta kepada Alloh maka Alloh marah kepadanya  HR Ibnu Majah. Tanpa memandang pendapat bahwa yang lebih baik adalah diam ( tidak berdoa) dan ridho akan kepastian Alloh, yang pasti dalam berdoa ada banyak sekali keuntungan. Antara lain:
Sarana mendapat Ampunan Dari sini kemudian tidak diperkenankan berdoa memohonkan ampunan untuk orang  orang kafir meski masih keluarga sendiri Abu Bakar ra pernah meminta, “Ajarkanlah kepada saya do’a yang akan saya baca dalam sholat !” Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda, “ Ucapkanlah!”:

أَللَّهُمَّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيْرًا وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِى إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

“ Ya Alloh sungguh saya telah banyak sekali menganiaya diri sendiri dan tiada yang memberi
 ampunan kecuali Engkau. Maka berikanlah ampunan kepadaku dari sisiMu. Kasihanilah daku. Engkau Maha Pengampun lagi Maha Pengasih” HR Bukhori.
Jalan Menuju Kemenangan. Jika dalam pertempuran, seseorang membutuhkan senjata maka doa merupakan senjata yang paling ampuh untuh mendapatkan kemenangan,  Doa adalah senjata orang beriman.... HR Hakim. Doa menjadi sebuah peluang tipis menjadi besar,  Jangan kalian merasa susah dalam berdoa. Sungguh tak ada seorang pun hancur bila ia bersama doa HR Hakim. Muwarroq berkata,  Aku tidak menemukan perumpamaan bagi orang beriman kecuali seseorang yang bertumpu pada sebuah kayu di lautan  dan ia berdoa, Ya Alloh, ya Alloh  mungkin sekali Alloh Menyelamatkannya Doa menjadikan sesuatu yang secara akal sulit terjadi menjadi sebuah kenyataan yang menakjubkan. Ingat Makkah yang ketika itu tak lebih hanya gurun sahara tetapi karena doa Nabi Ibrohim as akhirnya menjadi kota tujuan banyak orang dan segala kesejahteraan bisa dirasakan oleh penduduknya. Doa juga menjadikan sesuatu yang biasa menjadi luar biasa. Rosululloh SAW meminta minum, Umar bin Akhtob segera menyodorkan bejana berisi air. Kebetulan ada sehelai rambut di dalamnya. Umar lalu mengambil rambut itu dan baru kemudian menyodorkan kepada Rosululloh SAW. Selesai minum maka Beliau SAW berda,  Ya Alloh, baguskanlah ia  berkah doa ini. Umar meski telah berusia 93 tahun tak satupun ada uban di rambutnya. HR Ahmad.
Doa  menolak Qodho. Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda yang artinya, “.Kewaspadaan tidak bisa menyelamatkan dari kepastian ( Qodar ). Sedang Do’a bermanfaat  dari sesuatu yang telah terjadi dan sesuatu yang belum terjadi. Sungguh bencana pasti akan turun, kemudian disambut oleh Do’a. Mereka kemudian  saling beradu sampai hari kiamat “ HR Hakim. Nabi Shallallahu alaihi wasallam juga bersabda:

لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ


“ Qodho tidak bisa dicegah kecuali oleh do’a “ HR Turmudzi / Ibnu Majah / Ibnu Hibban
Imam Ibnul Qoyyim al Jauzi berkata: Do’a merupakan musuh bencana. Do’a mampu menolak, mencegah, menghilangkan atau paling tidak meringankan bencana. Ada tiga kemungkinan perbandingan di antara doa dan bencana; 1) doa lebih kuat, maka dipastikan ia menolak bencana, 2) bencana lebih kuat sehingga bencana tetap datang. Kendati demikian doa tetap saja memberi pengaruh meringankan bencana, 3) keduanya sama seimbang dalam kekuatan sehingga keduanya terus terlibat dalam pertempuran sampai hari kiamat seperti disebut dalam hadits riwayat Hakim di atas. Berangkat dari sini, seorang hamba harus rajin berdoa dan melakukan usaha  usaha untuk memenangkan doa dan mengalahkan bencana ( Qodho) di antara langkah tersebut adalah a) sangat bersungguh  sungguh atau ngotot (Ilhah ) seperti sabda Nabi Shollallohu alaihi wasallam yang artinya,  Sesungguhnya Alloh Mencintai orang  orang yang ngotot dalam berdoa  HR Ibnu Majah. b) tidak tergesah  gesah ( Istijaal). “Seorang hamba senantiasa dikabulkan selama.... tidak tergesah  gesah para sahabat bertanya: Apakah itu tergesah  gesah ? Beliau Shollallohu alaihi wasallam menjawab,  ia berkata: “Aku telah berdo’a, aku telah berd’a tetapi tidak dikabulkan “ sesudah itu ia merasa lemah dan akhirnya meninggalkan berdo’a “ HR Muslim.  c) keyakinan bahwa do’a pasti dikabulkan. Sabda Nabi Shollallohu alaihi wasallam:

أُدْعُوا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِاْلإِجَابَةِ . وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لاَ يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ

“Berdo’alah kalian kepada Alloh seraya meyakini pasti dikabulkan. Dan mengertilah bahwa Alloh tidak menerima do’a dari orang yang hatinya lalai dan lupa “ HR Turmudzi.
Kendati meyakini bahwa doa mesti dikabulkan, harus pula dimengerti bahwa warna pengkabulan tidaklah satu, tetapi beberapa macam. Ada kalanya berupa sesuai permintaan dalam seketika, sesuai permintaan tetapi ditunda karena ada Hikmah, atau bisa jadi berupa selain yang diminta. Sebab bisa jadi selain yang diminta lebih baik bagi peminta daripada apa yang diminta. Dari Abu Said al Khudri ra, Nabi Shollallohu alaihi wasallam yang artinya, “ Tiada seorang muslim yang mengajukan suatu permohonan ( Doa / Dakwah ) yang di sana tiada unsur dosa dan memutus tali keluarga kecuali Alloh pasti Memberinya salah satu tiga hal; 1) segera Dia Mengabulkan permintaannya , 2) Menyimpan permintaan itu untuk akhirat 3) Dia Memalingkan darinya bencana yang sepadan dengan permintaan  Para sahabat berkata: Kalau begitu kami akan memperbanyak. Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda,  Alloh lebih banyak . HR Ahmad.

Tidak ada komentar: