"Apakah mereka iri
kepada orang-orang karena mendapatkan
anugeraNya"QS An Nisa':54.
Entah
karena apa Badui itu begitu disukai oleh Khalifah al Mu'tashim sehingga ia bisa
bebas keluar masuk istana dan bahkan ruang keluarga Khalifah tanpa izin. Hal
demikian ternyata membuat seorang menteri iri hati. Dalam hati, menteri
beranggapan bahwa jika hal demikian dibiarkan bisa jadi Khalifah akan semakin
dekat dengan Badui itu dan menjadikan ada jarak antara dirinya dan Khalifah.
Menteri
yang sudah dikuasai iri hati inipun membuat rencana. Ia lalu mengundang Badui
untuk makan di rumahnya. Undangan itu bersambut dan usai makan, menteri yang
memang sengaja memperbanyak bawang dalam campuran masakan berkata: "Hati-hati,
jangan mendekat kepada Amirul Mukminin (Khalifah) karena Beliau akan mencium
bau bawang dari mulut. Perlu kamu tahu bahwa Beliau tidak suka dengan bau
bawang!"
Selanjutnya
menteri datang dan berbicara kepada Khalifah: "Wahai paduka, sungguh Badui
itu telah menyebarkan isu bahwa Amirul Mukminin mulutnya bau (Abkhar)
sehingga ia sangat terganggu karenanya".
Beberapa
lama kemudian, ucapan menteri ini terbukti kepada Khalifah. Badui itu datang
dan menghadap Khalifah sambil menutup mulut dengan lengan bajunya karena
khawatir Khalifah terganggu bau mulutnya. Menyaksikan aksi yang tidak seperti
biasanya, dalam hati Khalifah berkata; "Ucapan menteri kepadaku tentang
Badui ini ternyata benar".
Khalifah
kemudian menulis surat kepada salah seorang gubernurnya yang berisi; "Jika
surat ini sampai kepadamu maka penggal kepala orang yang membawanya!"
usai surat itu ditulis dan dikemas, Khalifah pun memanggil si Badui;
"Antarkanlah surat ini kepada gubernurku dan jangan kembali kepadaku
kecuali dengan membawa jawabannya!" Badui itu dengan senang hati menerima
dan mengantarkan surat. Baru saja ia keluar dari pintu Istana, menteri
mencegatnya dan bertanya; "Hendak ke manakah anda?" Badui menjawab:
"Saya akan mengantarkan surat Khalifah kepada salah seorang
gubernurnya" jawaban ini membersitkan di hati menteri; "Badui ini pasti
akan mendapatkan harta benda banyak sekali jika menjalankan tugas ini"
akhirnya menteri menawarkan: "Wahai Badui, bagaimana menurutmu jika ada
orang yang bersedia memberimu uang dua ribu Dinar dan menggantikanmu menanggung
kepayahan dan resiko perjalanan?" Badui menjawab: "Anda orang besar,
anda orang yang bijak. Jika anda memiliki usul maka silahkan!" menterti
berkata: "Berikanlah surat itu kepadaku!" Badui pun memberikan surat
itu kepada menteri sekaligus juga menerima dua ribu dinar darinya. Menteri lalu
bergegas melakukan perjalanan mengantarkan surat Khalifah. Selesai membaca
surat Khalifah, gubernur segera memerintahkan agar kepala menteri itu
dipenggal.
Beberapa
hari kemudian Khalifah ingat akan Badui itu dan juga menanyakan ke mana
mentertinya. Akhirnya ia mendapatkan kabar bahwa Badui ada di rumahnya
sementara si menteri memang beberapa hari ini tidak menampakkan diri. Kabar ini
membuat Khalifah heran dan memerintahkan supaya Badui itu dipanggil ke istana.
Di hadapan Khalifah, Badui pun menceritakan semua peristiwanya bersama menteri.
Kisah itupun ditutup dengan pengangkatan si Badui sebagai menteri.
Imam
al Ashmui bercerita;
Aku
bertemu dengan seorang Badui yang sudah berusia 120 tahun. Aku bertanya;
"Betapa panjang usia anda. Kiranya apa resepnya?" Badui itu menjawab:
"Aku meninggalkan iri hati sehingga aku masih hidup sampai hari ini"
(al Mustathraf min kulli fann mustazhraf
hal 305-306)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar