Translate

Senin, 01 April 2013

BERSATU BERBUAH MANIS BERCERAI BERBUAH PAHIT

اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَان يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا Diceritakan : Ada dua orang bersaudara bekerja bersama dalam mengelola ladang milik keluarga mereka. Yang seorang, si kakak telah menikah, dan mempunyai keluarga yang cukup besar. Si adik masih lajang, dan berencana menjomblo, tidak mau menikah. Ketika musim panen tiba , mereka selalu membagi hasil panennya dengan sama rata, begitulah apa yang mereka perbuat setiap selesai penuaian . Pada suatu hari, si adik yang masih lajang itu berfikir, “Tidak adil jika kami membagi rata hasil panen yang kami perolih. Aku masih lajang dan kebutuhanku mesih sedikit. Sementara kakakku yang sudah berkeluarga dan tentu kebutuhannya lebih besar dari pada aku.” Maka, demi si kakak, setiap malam dia akan mengambil padi miliknya, dan dengan diam-diam ia meletakkan karung itu di lumbung milik kakaknya . sekarung itu ia sangkakan cukuplah untuk mengurangi beban keluarga kakaknya yang dirasa olehnya cukup berat. Sementara itu, si kakak yang telah menikah pun merasa gelisah akan nasib adik kandungnya. Ia berfikir “Tidak adil jika kami membagi rata hasil panen yang kami perolih. Aku punya istri dan anak yang akan mampu merawatku kelak ketika aku menghadapi masa tuaku. Sementara adikku yang sampai sekarang belum berkeluarga dan tak punya siapa-siapa tak akan ada yang peduli jika nanti dia tua dan miskin. Dia berhak mendapatkan yang lebih dariku” Karena itu, setiap malam, secara diam-diam ia mengambil padi dari lumbung miliknya , dan ia meletakkan karung itu di lumbung milik adik satu-satunya . sekarung itu ia harapkan cukuplah untuk mengurangi beban adik, kelak. Begitulah, selama bertahun-tahun kedua bersaudara tersebut saling menyimpan rahasia. Sementara padi di lumbung milik keduanya tak pernah berubah, walau dalam catatan seharusnya ada perubahan. Sampai disuatu malam, keduanya bertemu, ketika sedang memindahkan satu karung ke masing-masing lumbung keduanya. Di saat itulah mereka baru sadar, dan saling berpelukan tak lepas dengan derai air mata keduanya membasahi suasana, karena tangisan bahagia. Mereka tahu, dalam diam ada cinta yang sangat-dalam dalam diri saudaranya, yang selama ini menjaga persaudaraan mereka. Ada harta yang justru menjadi perekat cinta, bukan perusak. Demikianlah seharusnya kita bersaudara. Dari cerita diatas kita bisa mengambil hikma darinya betapa nilai persaudaraan sangatlah mahal bahkan tak ternilai dengan Rupiah sekalipun. Untuk menjaga semua itu; Janganlah kita rusak nilai kita dengan membanding-bandingkannya dengan nilai orang lain. Perbedaan yang ada diciptakan untuk membuat masing-masing diri kita special, kelebihan dan kekurangan yang masing-masing kita miliki merupakan sarana perputaran roda kehidupan, supaya masing-masing dari kita saling melengkapi, menyempurnakan. Sebagai mana Alloh menjelaskan dalam firmannya: لِـيَـتّخِذَ بعضُهم بعضاً سُخْرِيَّ “Supaya masing-masing dari mereka Dengan bersatunya orang yang kuat dan yang lemah, yang kaya dan yang miskin, maka kehidupan akan menjadi kokoh, laksana sebuah bangunan yang saling menguatkan. الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا (رواه مسلم) Seorang Mukmin dan Mukmin lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling menguatkan satu sama lain (HR. Muslim) Maka janganlah kita takut mengakui kekurangan kita, takut mengakui bahwa diri kita tidaklah sempurna. Justru ketidak sempurnaan inilah yang merupakan sulaman benang rapuh untuk mengikat kita dalam satu sama lain, kekurangan inilah sebagai ladang beramal bagi yang sempurna. Dan sebaliknya. dalam setatemennya Alloh berfirman: إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (١٠) "Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." (Q.S Al-Hujuraat: 10)

Tidak ada komentar: