Translate

Jumat, 26 April 2013

UMAT BERMADIYA

وكَذالِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمةً وَسَطاً Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan. (Q.S Al Baqarah :143) Pada ayat ini ada pengakuan khusus dari Alloh yaitu “Di jadikannya kita semua (umat Muhammad) sebagai umat yang BERMADIYA; Dalam arti Umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat. Umat yang meniti jalan diantara Ifraath wa Tafriith, dan diantara Inqibaatl wa Inbisaath (inklusif dan eksklusif, pluralism dan fundamental). Lalu pertanyaannya siapakah yang pertama kali berhak dan layak menyandang predikat tersebut? خيرُ القُرُونِ قَرْنى ثُمّ اللّذين يَلُوْنَهُمْ ثم اللذين يَلُوْنَهُمْ Di hadis tersebut Rasululloh mengatakan sebaik-baik masa adalah masaku lalu masa setelahnya lalu masa setelahnya dan lalu para-para penganut kebaikan mereka sampai yaumil kiyamah. Maka para shahatlah yang pertama kali berhak meraih title tersebut, karena para Beliau-beliaulah umat yang terdidik langsung oleh Alloh melalui Rasul-Nya, Mereka menemani Rasululloh dalam suka maupun duka, siang dan malam, mencontoh baginda Rasul, karena dalam diri Rasul memantulkan cermin tauladan, akhlak yang mulia. وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” Diceritakan; ketika baginda Nabi saw. Sedang sakit, beliau keluar rumah dengan didampingi oleg fadl ibn Abbas dan Aly ibn Abi Thalib lalu duduk di mimbat dan berkata, “Wahai manusia, siapa saja di antara kalian yang punggungnya pernah aku cambuk, inilah punggungku. Dan siapa saja yang kehormatannya pernah aku caci maki, inilah kehormatanku. Dan siapa saja yang hartanya pernah aku ambil, ambilah hartaku ini. Jangan merasa takut kalau aku akan mendendam karena itu bukan sifatku. Ingatlah bahwa orang yang paling aku sukai di antara kalian adalah orang yang mengambil haknya dariku, jika itu haknya, atau halalkanlah untukku sehingga aku menemui Tuhanku dengan jiwa yang bersih” itulah setitis akhlak mulia dari samudra akhlak baginda Rasul. كُلّ إنسـان يختاج الى المرشِد (ابوي) “Setiap orang muslim harus mempunyai pembimbing” Seorang yang mampu mendidi hatinya, membersihkan akhlaknya, yang bisa menghantarkannya menuju pada Tuhannya, dan hanya dengan bershahabat bersama beliau, Allah akan menjagannya. Oleh karena itu masyarakat islam pada zaman shahabat dinamai sebagai masyarakat yang unggul. Karena factor keberadaan Rasul sebagai murabbi memiliki peranan besar dalam membentuk karakter, Sehingga tertanam dalam diri mereka jiwa-jiwa yang luhur, bijak sana, toleran. Merekalah gambaran umat unggulan, Tidak keras dan lembek, tidak inklusif dan eksklusif. Di ayat yang lain mereka disebut sebagai sebaik-baik umat. Karena peribadi-pribadi beliau, karakter system social beliau. كُنْتُمْ خَيْرَ أُمةٍ أُخْرِجَتْ للناس  “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia” (Q.S. Ali ‘Imran, 3: 110) Ungkapan “dilahirkan” menunjukkan hakikat perkembangan umat ini dan karakter system sosialnya secara menyeluruh. Yaitu umat yang dilahirkan sesuai dengan orientasi yang telah ditentukan. Yaitu masyarakat yang tidak keluar dari garis prioritasnya dan tidak membuat system sendiri. Systemnya telah ditentukan oleh pendidiknya (Allah lewat Rasul) dan dilahirkan sesuai zaman, lingkungannya, dan undang-undang Tuhan. (Al Mujtama’ Al Islami: Muhammad Abdullah Al Khatib) Namun pada akhir-akhir ini banyak golongan-golongan, sekte-sekte yang mengaku-aku sebagai umat yang wasatha, namun pengakuan tersebut tidak sesuai dengan pengakuan yang telah oleh Alloh proklamirkan dalam Al Qur’an, yaitu “umat yang bersikap ‘Adl”. Mereka gemar sekali membuat keresahan, membid’ahkan bahkan tingkat pengkafiran, maka pengakuan yang mereka nyatakan perlu di uji. (Aby Ikhya’ Ulumiddin)

Tidak ada komentar: