Translate

Selasa, 04 Maret 2014

GARAM KEHIDUPAN



Dalam mengarungi lautan kehidupan ini menuju tepian pantai tempat berlabuh, tentu saja tidak selamanya kita menempuh pelayaran yang cerah belaka, asyik terbuai sepoi-sepoi angin sepanjang masa, tapi kenyataannya pada suatu saat kita pasti akan di hadapkan pada satu keadaan yang sangat tidak menguntungkan, dimana ombak dan badai datang silih berganti, taufan dan gelombang tak henti-hentinya menghempas bahtera yang kita kayuh, sebentar datang badai dahsyat, sekejap datang angin puting beliung, usai itu datang halilintar yg menyambar, usai itu pula datang karang yang menjulang dan menghadang di hadapan kita. Dalam situasi yang demikian itu, arah bahtera hanya di bayangi dua alternative; selamatkah perjalanan, atau mushibah yang kita telan, kerana pada dasarnya hidup ini memang penuh dengan susah payah, pahit dan getir semuanya datang tanpa diundang, juga bukan kemauan kita. Allah sendiri telah berfirman:

 لَقَدْ خَلَقْـنَا اْلإِنْسَانَ فِى كَبَدٍ 

Artinya: “sesungguhnya kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” Pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. Tapi, kepahitan yang kita rasakan , akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan, penderitaan ataupun kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu untuk menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.
 ما دُمْتَ فى هذِه الدّارِ لا تَسْتَغْرِبُ وُقُوْعَ الأكْدَرِ 

“Selama anda berada di dalam dunia ini janganlah menganggap asing terhadap terjadinya musibah” “Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segala sesuatunya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah hatimu laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan”. Amatlah sedikit yang diperlukan untuk membuat suatu kehidupan yang membahagiakan, semuanya ada di dalam hati anda, ada dalam diri anda sendiri, yaitu di dalam cara anda berfikir dan bersikap dalam memahami kehidupan dan menyambut tantangannya. Cobalah, kerana Alloh selalu menyertai orang-orang berpikir dan bersikap positif.

Tidak ada komentar: