Translate

Minggu, 16 Maret 2014

Menuju Jalan Keteguhan

Termasuk pengaruh positif (atsar) rasa saling mencintai karena Allah adalah ketika Allah Mengumpulkan kita dalam Kutlah yang indah ini. Kutlah yang berdiri untuk Islam dengan mendermakan segala kemampuan; demi menyelamatkan umat ini dari aneka ragam pemikiran yang merusak;demi mencetak generasi muslim yang terbina, berangkat dari firman Allah ta’alaa: ” Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki)dankepada-Nya-lahkamudikembalikan.” QS al Baqarah:245. Telah dimaklumi bahwa lipatganda pahala adalah bagian dari anugerah Allah, dan anugerah Allah itu luas, Allah Maha Pemilik anugerah yang agung. Lipatganda pahala terpaut sesuai dengan jerih payah orang yang beramal karena Allah. Lipatganda pahala menjadi motivasi untuk giat beramal karena Allah di samping melawan kekendoran (Futur) serta rasa malas. Lipatganda pahala juga menjadikan muslim sebagai seorang Raghib, Shadiq dan Mukhlish. Keterpautan tersebut dijelaskan oleh Allah: 1) ”Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya(dirugikan).”QSalAn’aam:160. 2) ” Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. ”QS al Baqarah:265. 3) ” Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”QS al Baqarah:261. Lipatganda pahala sebagai bagian anugerah Allah yang luas juga terdapat dalam hal berikut: a) Sesuatu (pahala) yang terus mengalir setelah manusia meninggal dunia seperti sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam: [Ketika anak Adam meninggal maka amal-amal terputus darinya kecuali dari sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaat dan anak shaleh yang selalu mendo’akannya” ] (HR Muslim Bab Ma Yalhaq al Insan min ats tsawab ba’da wafatihi). Hadits ini semestinya bisa dipergunakan memotivasi dan meneguhkan diri kita berada dalam Kutlah ini yang secara bersama-sama mengikat dan menghubungkan kita dengan tiga hal tersebut; Sedekah Jariyah demi perluasan sarana prasarana yang ditangani oleh yang berwenang dalam kepengurusan , Ilmu yang Bernanfaat demi memperdalam wawasan keislaman kita yang mempunyai modul, ciri khas tersendiri atas dasar penyatuan fikrah sebagai suatu aktivitas bersama, Anak yang shaleh yang selalu mendo’akan demi mencetak generasi yang memilik keimanan kuat sebagaimana diperingatkan Allah, ” Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”QS An Nisa: 9. Catatan: Sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ” Yad’u lahu/ (.yang selalu mendo’akannya) ”teks ini tidak bersifat mengikat (Taqyiid) , tetapi hanya sekedar dorongan (Tahridh), sebab orang tua tetap mendapatkan pahala (poin) dari anak shalehnya setiap kali si anak beramal shaleh baik ia berdo’a untuk orang tuanya maupun tidak berdo’a, atau sekedar menunjukkan makna Taghlib (kebanyakannya) sesuai keberadaan anak sebagai seorang yang paling peduli memperbanyak do’a untuk orang tuanya. b) Sesuatu (pahala/poin) yang dikumpulkan untuk orang yang menyeru kepada petunjuk ketika ia juga mendapatkan pahala sepadan dengan pahala orang-orang yang mengikutinya seperti disebutkan dalam hadits, [Barang siapa menyeru kepada petunjuk maka baginya pahala sepadan dengan pahala orang-orang yang mengikutinya, sedikitpun itu tidak mengurangi pahala mereka. Barang siapa mengajak kepada kesesatan maka baginya dosa sepadan dengan dosa orang yang mengikutinya, sedikitpun itu tidak mengurangi dosa-dosanmereka”HR Ahmad Muslim. seperti yang berkembang pada masa ini berupa akad dengan sistem MLM (Multi Level Marketing). Abu As Sayyid al Habib Muhammad bin Alawi al Maliki al Hasani dalam Dzikrayat wa Munasabat hal 137 mengatakan: Dan itu semua menjadi berlipat ganda dengan keberadaan penyeru petunjuk atau perintis suatu sunnah hasanah yang mendapat pahala dari orang yang mengikuti dan menjalankannya sesuai dengan jumlah mereka yang kemudian lipatganda tersebut juga berlaku bagi Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wasallam selaku manusia yang menunjukkan sekaligus diutus kepada orang tersebut. Jadi tiada seorang Arif dari umat ini kecuali Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga mendapat pahala sepadan dengan pahala makrifatnya serta digabungkan dengan makrifat-makrifat Beliau shallallahu alaihi wasallam. Tiada seorang pemilik Hal dari umat ini kecuali Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga mendapat pahala sepadan dengan pahala Hal nya seraya digabungkan dengan Ahwaal Beliau shallallahu alaihi wasallam. Tiada Maqalah yang mengantarkan kepada kedekatan dengan Allah ta’ala kecuali Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mendapatkan pahala sepadan Maqalah tersebut seraya digabungkan dengan Maqalah dan penyampaian Risalah Beliau. Tiada Amal yang mengantarkan kepada kedekatan dengan Allah azza wajalla yang berupa shalat, zakat, memerdekakan budak, jihad, berbakti, berbuat baik, dzikirm sabar, dan memaafkan kecuali Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mendapatkan pahala sepadan dengan orang yang menjalankan amalan tersebut seraya digabungkan dengan amal-amal Beliau. Tiada derajat tinggi dan martabat mulia yang dicapai seseorang dari umat ini atas bimbingan dan petunjuk Beliau kecuali Beliau juga mendapatkan pahala sepadannya seraya digabungkan dengan derajat Beliau shallallahu alaihi wasallam. Karena itulah dikatakan: Cintailah Nabimu, agungkanlah derajatnya. Bersikaplah pelit dengan agamamu, selama terlihat ada dosa pada dirimu

Tidak ada komentar: