Translate

Senin, 24 Maret 2014

Kemuliaan Hanya Milik Allah

Allah tabaaraka wata’aala berfirman : ‘’ …..Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu ? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah “ (QS:An Nisa’ : 139) Perang Badar al Kubra terjadi pada bulan Ramadhan al Mubarak. Peperangan ini mengandung sekian pelajaran seperti halnya juga mengandung banyak mukjizat ketika Allah menguatkan dan memberikan pertolongan kepada kaum muslimin pada kondisi saat mereka sedang lemah sehingga bisa mengalahkan kaum kafir. Allah berfirman : “Sungguh Allah telah menolong kamu dalam perang Badar,padahal kamu adalah ( ketika itu ) orang-orang yang lemah.” QS Ali Imran : 123. “…yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin,yang bersikap tegas terhadap orang-orang kafir,yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela Itulah karunia Allah,di berikan-nya kepada siapa yang di kehendaki-nya, dan Allah Maha luas ( pemberian-nya ) lagi Maha mengetahui” QS al Maidah : 54 . “ … Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang – orang yang sabar “ QS al Baqarah : 249 Mereka berjihad di jalan Allah dengan satu keyakinan sesungguhnya kemuliaan hanya milik Allah,bukan berasal dari diri mereka sendiri.Mereka tidak merasa takut cercaan orang yang mencerca dengan dasar keyakinan bahwa kerendahan hanya boleh pada Allah dan bukan pada selainNya.Maka tiada kemuliaan kecuali karena Allah.Adapun kerendahan karena selain Allah maka hal inilah yang Rosululloh shollollohu ‘alaihi wasallam memohon perlindungan darinya: “Saya memohon perlindungan dari kehinaan kecuali padaMu!!” Dan ketika Rosululloh shollollohu ‘alaihi wasallam dan kaum beriman mempersembahkan pengorbanan mereka dijalan Alloh demi kemuliaan yang hanya ada disisinya maka Alloh menyebut mereka dengan firmannya: “Dan adalah kemuliaan itu hanya milik Alloh,milik rosul-Nya dan kaum beriman” (QS Al Munafiqun:8). Disini ada peringatan untuk selalu memurnikan niat yang baik dijalan mencari kemuliaan tersebut.Dan dari sinilah selaras apa yang menjadi semboyan kita yang selalu di ulang-ulang oleh lidah kita di jalan dakwah (demi kemuliaan Islam dan Kaum Muslimin) sebagai bentuk kewaspadaan agar tidak jatuh dalam hal yang akhirnya tidak terpuji dalam perjalanan dakwah itu sendiri sebagai akibat dampak-dampak yang memang memberikan pengaruh di dalamnya.Sungguh telah dikatakan: “Apa yang cemerlang dipermulaan akan cemerlang di puncaknya”. Kerendahan kepada Alloh adalah pokok ibadah yang menjadi dasar keberuntungan manusia beriman seperti diisyaratkan dalam firman Alloh: “Hai orang-orang yang beriman,ruku’lah kamu,sujudlah kamu,sembahlah Tuhanmu dan berbuatlah kebajikan supaya kamu mendapat kemenangan” (QS: al Hajj:77) Maksud ruku’ dan sujud adalah sholat.Dan secara khusus,keduaya disebutkan diantara sekian banyak model akktifitas sholat karena keduanya adalah yang termulia diantara rukun-rukun sholat yang lain karena keduannya benar-benar memanpakkan ketundukan dan kerendahan. Penyebutan sholat secara khusus sebelum perintah ibadah-ibadah yang lain seperti puasa,haji,dzikir,bersholawat kepada Nabi shollollohu ‘alaihi wasallam dll serta sebelum perintah berbuat kebaikan kepada seama dengan zakat,pergaulan yang baik dan sekian budi pekerti mulia sebagai ibadah dalam bentuk berakhlak dengan akhlak-akhlak Alloh subhanahuu wata’ala,dalam hal ini semua ada penegasan bahwa sesungguhnya sholat adalah tiang agama.Dan kondisi terdekat seorang hamba dengan Tuhannya adalah saat ia sedang bersujud.Ketika anggota badan yang paling mulia (wajah) diletakkan di tanah,sejajar dengan tangan,lutut dan kaki bahkan lebih rendah dari posisi anggota badan yang yang menjadi jalan keluar angin dan tinja dari duburnya dan urin dari dari depannya (pantat),(ini semua) semata karena kerendahan kepada Alloh dan kemuliaanNya.Jadi barang siapa merendahkan diri kepada tuhanNya dan tunduk kepadaNya,maka sudah menjadi hak bagi Alloh untuk memberikan kemuliaan kapadanaya di dunia dan akhirat.Jadi,kemuliaan adalah dengan merendahkan diri kepada Alloh.Maka adakah kemuliaan yang lebih agung dan lebih besar daripada kerendahan diri seseorang kepada Tuhannya? Sungguh,terkadang anda menyaksikan seseorang yang mulia dalam penampilannya padahal disisi Alloh dia adalah orang yang hina,begitu juga orang yang tampak hina diluarnya,padahal disisi Alloh dia adalah orang yang mulia. Benar bahwa Alloh telah memberi pertolongan kepada mereka pada perang Badar,begitupun ketika terjadi perang Hunain,yaitu ketika mereka berbangga dengan jumlah yang banyak dan menyangka bahwa kemuliaan berasal dari mereka sendiri sehingga salah seorang dari mereka berkata “Hari ini kita tidak akan kalah karena jumlah yang sedikit” maka mereka pun dikalahkan.Alloh berfirman: “Dan (ingatlah) perang Hunain,yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah(mu),maka jumlah yang banyak itu tidak memberu manfaat sedikitpun kepadamu,dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu,kemudian kamu lari kebelakang dengan tercerai berai.” (QS.At Taubah: 25). Padahal yang berkata demikian bukanlah pembesar shohabat,namun musibah menjadi merata agar kejadian ini menjadi pelajaran yang berharga.

Tidak ada komentar: