Translate

Kamis, 20 Februari 2014

KEWASPADAAN

بسم الله الرحمن الر حيم Dari Abi Hurairah r.a. Ia berkata: Rosululloh saw bersabda: "Barang siapa yang takut disergap musuh di waktu malam, maka ia akan berjalan semenjak awal malam; Dan barang siapa yang berjalan semenjak awal malam, maka ia akan sampai tujuan (dengan selamat dari penyergapan musuh); Ketahuilah sesungguhnya harta dagangan Alloh (sil'atullah) itu mahal harganya; Ketahuilah sesungguhnya sil'atullah itu adalah surga." (HR. Tirmidzi, di dalam sunannya jilid IV hal. 51 hadist no. 2313) Orang yang membawa harta dagangan (sil'ah) yang banyak dan berharga selalu menjadi incaran para perampok dan pembegal jalan. Ketika orang khawatir harta dagangannya di rampas oleh perampok atau pembegal di tengah perjalanannya, maka ia mesti waspada dengan berjalan terus sampai semalam suntuk, ia tidak akan banyak santai dan tidak akan banyak beristirahat. Ketika ia mempunyai kewaspadaan yang tinggi terhadap perampok dan pembegal, akhirnya ia sampai tujuan dengan selamat. Sil'atullah (harta dagangan Alloh ta'ala) tentu lebih berharga daripada sil’ah biasa. Oleh karena itu, di dalam perjalanan membawa sil'atullah pasti dijumpai banyak kendala, rintangan, dan tantangan yang lebih berat dari sekedar perampokan atau pembegalan, sesuai dengan keagungan nilai balasan sil'atullah yang berupa surga. Kendala bisa datang secara internal maupun eksternal, misalnya dari setan, hawa nafsu pribadi, keluarga, teman dan lingkungan, maupun sisi yang lain. Supaya perjalanan menjajakan sil'atullah ini aman sampai tujuan, maka harus ada kewaspadaan ekstra terhadap kendala, rintangan, dan tantangan tersebut. Kewaspadaan dalam hal ini berupa: 1. Ihtimam dan tabattul (habis-habisan) melakukan ketaatan. 2. Bersegera lari dari perbuatan maksiat. 3. Giat mencurahkan harta dan jiwa sesuai dengan kelayakan dibalas surga. Aktifitas dakwah merupakan bagian dari sil'atullah, sebab ibarat dagangan agar laku dijual,maka ia mesti dijajakan (dipromosikan). Dakwah adalah aktifitas menjajakan sil'atullah. Dengan demikian, orang yang berdakwah mesti harus waspada di dalam geraknya dengan melakukan ketiga hal tersebut di atas. Dari sini, untuk meraih kesuksesan berdakwah wajarnya harus siap mencicili kendala dakwah dan selalu siaga mengantisipasinya (mempunyai bashiroh) serta berusaha mencari terobosan baru guna memajukan aktifitas dakwah. Di antara hal yang harus segera diperhatikan sebagai perwujudan sikap waspada adalah: 1. Waspada dari thafasy (kemalasan) yang biasanya bermula dari maksiat kepada Alloh swt atau pelanggaran terhadap iltizamaat. 2. Waspada dari ujub yang dapat merusak amal. 3. Waspada atas terjadinya kemandegan progam, sehingga peningkatan kualitas SDM dan pola kaderisasi merupakan hal yang mendesak. 4. Waspada terhadap ketidakimanan terhadap dakwah sebagai aktifitas yang termulia. 5. Waspada dari belenggu fitnah keluarga. 6. Dan lain lain. Kewaspadaan yang tak kenal menyerah di dalam berdakwah menjajakan sil'atullah, memang suatu kewajaran bila mengingat balasan yang disediakan kelak di akhirat yang luar biasa. Alloh swt berfirman: Adapun yang memberikan dirinya untuk Alloh, dan takut dari apa yang diharamkan oleh Alloh, serta membenarkan adanya balasan, maka Kami akan mempermudah baginya beramal shalih yang mengantarnya ke surga; Dan adapun orang yang bakhil memberikan dirinya untuk Alloh, dan merasa dirinya cukup dengan dunia dan melupakan akhirat, serta mendustakan adanya balasan, maka Kami akan mempermudah baginya beramal buruk yang mengantarnya ke neraka. (QS. Al Lail: 5-10)

Tidak ada komentar: