
Pastikan hari-hari anda lebih bermanfaat dengan kami, dan jadilah bijak setelah mengunjungi blog kami. (Mohammad Zajery el Nuri)
Translate
Jumat, 26 April 2013
BEKAL PARA DA'I

UMAT BERMADIYA

Sabtu, 13 April 2013
BERIDENTITAS YANG KHAS

BEGINILAH SEHARUSNYA KITA BERSAUDARA

ANTARA KEBUTUHAN DAN KEINGINAN

Hidup akan terasa indah, damai dan nikmat kalau saja kita selalu berada dalam koridor kebutuhan. Namun sebaliknya hidup akan terasa sengsara, payah dan menderita jika kita selalu berupaya memuaskan keinginan kita, menuruti hawa nafsu kita, karena sampai kapanpun manusia tidak akan puas dengan yang ada, mereka selalu merasa kurang. Andai saja manusia diberi harta sebesar gunung , seluas sahara tentu mereka akan memintanya lebih besar dan lebih luas lagi hingga kematian telah mengakhiri keinginan tersebut dan menutup rapat-rapat dalam gubangan kubur.
والنفس كالطفل إن تُهمِلْه شبَّ على حبِّ الرضاعِ وإن تَفْطِمْه ينفَطِمِْ
“Bahwa nafsu bagaikan anak kecil apa bila dia dibiarkan maka akan gemar menyusu, namun apabila dia dipisahkan maka dia akan berhenti menetek”
Dalam hadist kudsi dikatakan:
(لَوْ أنّ ابنَ آدمَ سَألَ وادِياً من مالٍ فأعْطَيْـتُه سَألَ ثانياً, وإن أعْطَيْـتُه ثانياً سأل ثالِثاً, ولا يملأُ جَوفَ ابنِ آدمَ إلاّ الترابُ, ويتوبُ الله على مَن تاب ... )
“Seandainya Bani Adam meminta harta sebayak jurang, lalu Alloh mengabulkan permintaannya maka mereka akan meminta untuk yang kedua kalinya, apa bila Alloh mengkabulkan untuk kali kedua, tentu mereka akan minta yang ketiga kalinya. Tidaklah sanggup memuaskan perut Bani Adam selain debu, dan Alloh mengampuni hambanya yang bertaubat”.
(لَوْ كان لِابنِ آدمَ وادِيانِ مِن مالٍ لابتغى ثالثاً ولا يملأُ جَوفَ ابنِ آدمَ إلاّ الترابُ, ويتوبُ الله على مَن تاب)
Dari Ibn Abbas ra. dengan kedudukan hadist marfu’ “Seandainya Bani Adam mempunyai harta sebanyak hamparan dua jurang, maka mereka masih akan tetap berharap yang ketiga. Tidaklah sanggup memuaskan perut Bani Adam selain debu, dan Alloh mengampuni hambanya yang bertaubat”.
(لَوْ أنّ لِابنِ آدمَ وادِياً مِن ذهبٍ أحَبَّ أنْ يكونَ له واديانِ ولنْ يملأ فاهُ إلاّ الترابُ)
Dari Anas ra. Dengan kedudukan hadist marfu’ “Seandainya Bani Adam mempunyai emas sebesar gunung maka mereka lebih suka (berharap) mempunya emas yang sebesar dua gunung. Tidaklah bisa memuaskan mulut mereka kecuali debu”
BAHAYA RAKUS
Di ceritakan pada masa Bani Isra’il ada bayi kambing (Jady) yang gemar menyusu tetek ibunya sampai kenyang hingga habis air susu ibunya lalu dia beralih menghabiskan susu kambing yang lain, Namun belum juga terpuaskan. Maka Alloh mewahyukan kepada Bani Isra’il :
(إنّ مثَلُ هذا كمثَلِ قَومٍ يأتونَ مِن بعدِكم يُعْطَى الرجلُ منهُم ما يَكْفى الأمةَ والقبيلةَ ثمّ لا يَشْبَعُ)
"Perumpamaan bayi kambing ini umpama kaum yang akan datang setelahmu; Dimana seseorang dari mereka diberi sesuatu yang mencukupi satu kaum dan golongannya, namun belum juga memuaskan dirinya”.
Cinta dunia adalah muara kesalahan, orang yang mencintainya akan mudah terjerumus kepada hal-hal yang samar.
حبّ الدنيا رأس كلِّ خطيئةٍ . رواه البيهقى
“Cinta dunia merupakan pangkal segala kesalahan” karena cinta dunia adalah kegelapan yang akan menuntun pelakunya kepada hal-hal yang syubhat (samar) lalu membawanya kepada hal-hal yang di makruhkan lalu pada hal-hal yang haram.
Sementara menurut Abu Hasan As Syaadzily: “Dunia adalah anak putri iblis, barang siapa yang meminangnya maka ayahnya (iblis) akan selalu mendatanginya. Apa bila dia menghampirinya maka ayahnya akan berdomisili disisinya secara totalitas”
Seorang sahabat datang kepada Nabi Saw dan bertanya, "Ya Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang bila aku amalkan niscaya aku akan dicintai Allah dan manusia." Rasulullah Saw menjawab, "Hiduplah di dunia dengan berzuhud (bersahaja) maka kamu akan dicintai Allah, dan jangan tamak terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya kamu akan disenangi manusia." (HR. Ibnu Majah).
Minggu, 07 April 2013
PESONA NASEHAT

MENUJU KESEMPURNAAN DIRI

MASYARAKAT IDAMAN

Jumat, 05 April 2013
TAHUKAH ANDA ?

Senin, 01 April 2013
HARAPAN

BERSATU BERBUAH MANIS BERCERAI BERBUAH PAHIT
اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَان يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
Diceritakan : Ada dua orang bersaudara bekerja bersama dalam mengelola ladang milik keluarga mereka. Yang seorang, si kakak telah menikah, dan mempunyai keluarga yang cukup besar. Si adik masih lajang, dan berencana menjomblo, tidak mau menikah. Ketika musim panen tiba , mereka selalu membagi hasil panennya dengan sama rata, begitulah apa yang mereka perbuat setiap selesai penuaian .
Pada suatu hari, si adik yang masih lajang itu berfikir, “Tidak adil jika kami membagi rata hasil panen yang kami perolih. Aku masih lajang dan kebutuhanku mesih sedikit. Sementara kakakku yang sudah berkeluarga dan tentu kebutuhannya lebih besar dari pada aku.” Maka, demi si kakak, setiap malam dia akan mengambil padi miliknya, dan dengan diam-diam ia meletakkan karung itu di lumbung milik kakaknya . sekarung itu ia sangkakan cukuplah untuk mengurangi beban keluarga kakaknya yang dirasa olehnya cukup berat.
Sementara itu, si kakak yang telah menikah pun merasa gelisah akan nasib adik kandungnya. Ia berfikir “Tidak adil jika kami membagi rata hasil panen yang kami perolih. Aku punya istri dan anak yang akan mampu merawatku kelak ketika aku menghadapi masa tuaku. Sementara adikku yang sampai sekarang belum berkeluarga dan tak punya siapa-siapa tak akan ada yang peduli jika nanti dia tua dan miskin. Dia berhak mendapatkan yang lebih dariku”
Karena itu, setiap malam, secara diam-diam ia mengambil padi dari lumbung miliknya , dan ia meletakkan karung itu di lumbung milik adik satu-satunya . sekarung itu ia harapkan cukuplah untuk mengurangi beban adik, kelak.
Begitulah, selama bertahun-tahun kedua bersaudara tersebut saling menyimpan rahasia. Sementara padi di lumbung milik keduanya tak pernah berubah, walau dalam catatan seharusnya ada perubahan. Sampai disuatu malam, keduanya bertemu, ketika sedang memindahkan satu karung ke masing-masing lumbung keduanya. Di saat itulah mereka baru sadar, dan saling berpelukan tak lepas dengan derai air mata keduanya membasahi suasana, karena tangisan bahagia. Mereka tahu, dalam diam ada cinta yang sangat-dalam dalam diri saudaranya, yang selama ini menjaga persaudaraan mereka. Ada harta yang justru menjadi perekat cinta, bukan perusak. Demikianlah seharusnya kita bersaudara.
Dari cerita diatas kita bisa mengambil hikma darinya betapa nilai persaudaraan sangatlah mahal bahkan tak ternilai dengan Rupiah sekalipun.
Untuk menjaga semua itu; Janganlah kita rusak nilai kita dengan membanding-bandingkannya dengan nilai orang lain. Perbedaan yang ada diciptakan untuk membuat masing-masing diri kita special, kelebihan dan kekurangan yang masing-masing kita miliki merupakan sarana perputaran roda kehidupan, supaya masing-masing dari kita saling melengkapi, menyempurnakan. Sebagai mana Alloh menjelaskan dalam firmannya:
لِـيَـتّخِذَ بعضُهم بعضاً سُخْرِيَّ
“Supaya masing-masing dari mereka
Dengan bersatunya orang yang kuat dan yang lemah, yang kaya dan yang miskin, maka kehidupan akan menjadi kokoh, laksana sebuah bangunan yang saling menguatkan.
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا (رواه مسلم)
Seorang Mukmin dan Mukmin lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling menguatkan satu sama lain (HR. Muslim)
Maka janganlah kita takut mengakui kekurangan kita, takut mengakui bahwa diri kita tidaklah sempurna. Justru ketidak sempurnaan inilah yang merupakan sulaman benang rapuh untuk mengikat kita dalam satu sama lain, kekurangan inilah sebagai ladang beramal bagi yang sempurna. Dan sebaliknya.
dalam setatemennya Alloh berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (١٠)
"Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." (Q.S Al-Hujuraat: 10)

Langganan:
Postingan (Atom)