Translate

Senin, 08 Juli 2013

Muhasabah Diri di Bulan Suci

Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.QS al Hasyr:18-19. Sayyid al Walid Abuya al Habib Muhammad bin Alawi al Maliki al Hasani dalam bukunya Dzikrayat wa Munasabat hal 183 berkata: Di antara berkah-berkah Ramadhan adalah hembusan Nafahat Qudsiyyah yang menerpa orang yang berpuasa hingga khalwah terasa manis baginya guna Muhasabah (evaluasi diri), melihat dan menelaah kembali amal-amal perbuatan serta mengingatnya dari berbagai aspek kebaikan dan kebajikan, dosa dan keburukan hingga akhirnya merasa damai dan tentram atau sebaliknya merasa rugi dan menyesal. Selanjutnya ia berusaha keras menutupi keteledoran yang berupa hal-hal yang tidak diridhoi Allah. Ia pun merubah jalan hidup, meniti kebenaran, memperbanyak ketaatan demi melebur dosa yang dilakukan dan sebagai pengganti yang dikerjakan di masa silam. Maqam tersebut adalah buah perasaan selalu diawasi Allah (Muraqabatullah) dan rasa takut siksaan di hari perhitungan (Yaumul Hisab). Itulah Maqam para ahli makrifat (al Arifin) yang tidak bisa tergapai kecuali oleh orang-orang yang meyakini bahwa Allah Maha Melihat yang tersimpan dalam hati dan Maha Mengetahui segala rahasia. Al Habib Abdullah bin Alawi al Haddad berkata: [Tiada orang beriman kecuali dalam posisi mendahului atau didahului (Sabiq/Masbuq). Orang beriman yang berada dalam kebaikan adalah orang yang bertemu dengan Allah dalam keadaan beriman sehingga ia langsung ke surga. Atau dengan membawa dosa-dosa sehingga untuk membersihkannya Allah Memasukkannya ke neraka sesuai kadar dosa-dosa. Manusia, kebanyakan manusia, adalah ahli keteledoran akan hak-hak Allah meski mereka juga telah melakukan sekian banyak kebaikan] (Tatsbiitul Fuaad 2/326). Evaluasi diri adalah tanaman pohon yang berbuah Taubat. Salah satu pintu dari berbagai pintu kasih sayang Tuhan (Rahmat Ilaahiyyah). Pintu keluar dari kemarahan Allah dan memasuki halaman luas maaf dan keridhoannya. Di antara hal yang mengantarkan kepada Evaluasi diri di bulan penuh berkah ini adalah menyambut NafahatNya seperti berikut:   1 Nuzul Alqur’an: (Banyak membaca dan Tadarrusan Alqur’an) 2 Perang Badar&Pembebasan Makkah: (Merenung dalam mempersiapkan diri berkorban di jalan meninggikan Kalimat Allah yang paling mulia) 3 Lailatul Qadar: (Qiyamullail Ramadhan untuk menghidupkannya) 4 Berkumpul untuk Qiyamullail (Shalat Tarawih): (Menghindarkan diri dari melaksanakannya dengan terlalu cepat selesai -I’tikaf) 5 Bulan Berdo’a (QS al Baqarah:186): (a.Banyak Membaca do’a tersebut yang artinya: “Saya bersaksi tiada tuhan selain Allah. Saya memohon ampunan kepada Allah. Saya memohon kepadaMu surga dan perlindunganMu dari neraka” b.Banyak Berdo’a yang lain) 6 Bulan Kedermawanan: (Banyak sedekah dengan harta dan segala macam kebaikan) 7 Bulan Kesabaran: (Semua anggota tubuh ikut berpuasa) 8 Bulan Penuh Berkah: (Memproduksi anak yang diberkahi. Allah berfirman: “…Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu… “QS al Baqarah:187.) Muslim yang terbina - ketika mengerti bulan ini ada pahala berlipat ganda, ampunan mudah didapatkan dan Nafahat Rabbaniyyah yang semestinya harus diimbangi dengan susah payah dan kerja keras seperti dikatakan, “Pahala sesuai kadar kepayahan” - tentunya merasa malu kepada diri sendiri apabila tidak berjuang keras menyusul keteledoran, melakukan hal yang tidak diridhoi Allah, dan mengevalusi diri agar masuk dalam satu pintu di antara pintu-pintu rahmatNya yang luas. Hanya kepada Allah kita memohon agar Dia Menerima Shiyam dan Qiyam kita, agar Dia memberikan TaufiqNya kepada kita menuju kecintaan dan ridhaNya.

Tidak ada komentar: