Translate

Kamis, 21 Maret 2013

KEMAJUAN

Anakku...ingatlah nasehat ayah ini, bahwa Alloh tidaklah mencitakan ‎mahluknya cuman untuk ibadah semata, namun lebih dari itu Alloh ‎menciptakan mahluknya supaya ber-usaha untuk hidupnya, menjalankan ‎aktifitas yang berhubungan dengan dirinya maupun alam sekitarnya, ‎maka jika mahluk yang bernama manusia masih menginginkan ‎kehidupan dunia tetap eksis, maka hendaklah mereka memenuhi hari- ‎harinya penuh dengan aktifitas, penuh dengan hal-hal yang bermanfa’at ‎baik untuk dirinya, orang lain maupun alam lingkungannya, baik bagi ‎dunianya maupun agamanya. Hendaklah mereka berjalan menelusuri ‎perjajahan bumi, mengambil limpahan rahmat, memanfaatkan pada ‎kebaikan-kebaikan yang ada, maka hal tersebut tidak bisa terwujudkan ‎kecuali dengan berfikir kemajuan, mencurahkan kekuatan hatinya, ‎akalnya, maupun fisiknya.‎ Sebagai gambaran; bahwa sesungguhnya para pendahulu-pendahulu ‎kita, para Salafus Shalih, mereka tidak akan pernah mencapai derajat ‎yang mulia, kedudukan yang agung, mereka tidak akan pernah mampu ‎untuk melumpuhkan rintangan-rintangan terjal, mereka tidak akan ‎sampai pada ketenteraman, ketenangan seperti yang di idam-idamkan ‎kebanyakkan orang, kecuali setelah mereka melewati proses panjang, ‎dengan berfikir kemajuan dengan semangat yang tinggi.‎ Sementara para orang-orang kholaf , mereka mengalami kemerosotan, ‎ketertinggalan dari meraih derajat yang luhur, menyerah dari tujuan yang ‎mulia, tidak lain karena sikap mereka berpangku tangan, mengendurkan ‎dalam beramal, dan menjauh dari mengambil perbedaan, sementara ‎perbedaan merupakan keniscayaan dalam kehidupan manusia.‎ Anakku... dengan kesadarannya sekarang ini seluruh umat manusia ‎‎(dari timur sampai ke barat) mulai bergerak, bergegas meraih cita-cita - ‎setelah beberapa dekade mereka telah mengalami kehancuran, ‎kemerosotan, kemunduran yang amat hina. ‎ Kami adalah pendahulu-pendahulu kalian, yang menunjukkan juga telah ‎mendapat petunjuk. Tentu kami tidak terlelap dalam dekapan tidur yang ‎melalaikan, tidak pula tergelincir ke dalam gubangan kemunduran yang ‎amat.‎ Bangkitlah anakku...- semoga engkau senantiasa dalam penjagaan Alloh ‎‎- hidupkanlah kembali nilai-nilai keagungan yang pernah rusak selama ‎ini, tatalah kembali kemuliaan yang telah berantakan, lahirkanlah ‎kembali kemuliaanmu yang terpendam selama ini. janganlah engkau ‎biyarkan kemuliyaan dan kehormatanmu hancur dan sia-sia begitu saja.‎ Bangunlah anakku… sungguh, jika engkau tidak mau bangun dan ‎bangkit, aku melihat seulas kafan dan sepetak kuburan disana ‎mengajakmu menuju pada kerusaan, yang tiada penolong disana.‎ Bangkitlah anakku… sehingga gunungpun akan terguncang olehnya, ‎kuda pacu-pun diam olehnya. Bangkitlah anakku... sebelum bencana ‎datang mengancam kita, sebelum kesengsaraan dendangkan lagunya, ‎sampai pada akhirnya kematian menghampiri kita (Kita temui kematian) ‎tak suatu apapun yang kita perolih kecuali kehancuran. ‎ Anakku… Ingatlah bahwa di tanganmu lah semua urusan ummat, dan ‎diderap langkah kakimu-lah kehidupannya (kemajuannya). Maka ‎bergegaslah ayunkan langkah bagai singa yang gagah berani, bangkitlah ‎anakku, karena kemajuan umat ada di bahumu.‎ Allah adalah penolong kalian, Dialah yang maha merespon setiap ‎kemajuan.‎

Tidak ada komentar: