Translate

Minggu, 30 Oktober 2016

Orang Pertama yang Menampakkan Islam




Abu Bakar ra


Dalam perjalanan mengajak manusia untuk mengesakan Allah, ajakan Nabi Saw senantiasa terhalang. Tak ada yang mulus dan begitu saja diterima kecuali ajakan Beliau kepada Abu Bakar. Hal ini ditegaskan sendiri oleh Nabi Saw: “Tak seorangpun yang aku ajak kepada islam kecuali dalam dirinya terlebih dahulu dirasuki keraguan kecuali Abu Bakar. Kketika aku mentawarkan islam kepadanya maka tanpa basa basi dia langsung menerimanya”(Lihat Bidayah Wan Nihayah: 1/ 108, 3/ 27.

Keislaman Abu Bakar terjadi saat dirinya bertemu dengan teman akrabnya yang telah beberapa lama tidak dijumpainya. Dalam perjumpaan itulah Abu Bakar bertanya tentang desas - desus yang didengarnya: “Wahai Muhammad, benarkah apa yang dikatakan oleh orang - orang Quresy bahwa engkau telah meninggalkan tuhan - tuhan kami dan mengatakan bahwa kami telah bertindak bodoh?” Nabi Saw menjelaskan: “Benar, aku adalah Nabi dan Utusan Allah, Dia telah Mengutusku untuk menyampaikan risalahNya dan mengajakmu kepada Allah. Demi Allah, sungguh ini adalah kebenaran. Aku mengajakmu kepada Allah Maha Esa tiada sekutu bagiNya dan jangan menyembah selainNya!” Nabi Saw lalu membacakan Alqur’an dan Abu Bakar langsung menerima ajakan Beliau Saw tanpa sama sekali ingkar atau menganggap temannya ini mengajaknya kepada sesuatu yang asing. Dia segera menyatakan diri masuk islam yang karena itulah dia mendapat julukan Ash Shiddiiq.

Salah satu sebab, seperti dituturkan oleh Imam Suhaili, yang melatar belakangi sikap Abu Bakar yang dengan mudah dan sangat antusias menerima dakwah Nabi Saw adalah mimpi yang dialami oleh Abu Bakar sebelumnya. Dalam mimpi itu dia melihat rembulan turun di Makkah dan berpecah - pecah lalu memencar ke seluruh rumah - rumah Makkah. Setiap rumah dihampiri oleh satu bagian hingga seluruhnya kemudian berkumpul di pangkuannya. Mimpi ini oleh Abu Bakar kemudian diceritakan kepada seorang ahli kitab Taurat dan Injil yang kemudian ditafsirkan kepadanya bahwa: “Sesungguhnya Nabi Saw yang dinantikan telah datang masanya, ikutilah dia maka kamu akan menjadi manusia yang paling beruntung”

Setelah masuk Islam Abu Bakar segera menampakkan Islam dan berdakwah menyiarkan islam. Sikap seperti ini secara akal memang sangat mungkin diambil oleh Abu Bakar, sebab Beliau termasuk seorang yang memiliki wibawa dan disegani di kalangan Quresy. Abu Bakar terkenal sebagai seorang yang paling ahli nasab di kalangan Quresy (Ansabu Quresy), seorang pedagang berhati mulia dan Beliau juga menjadi tempat mengadu bagi banyak orang yang sedang terhimpit masalah. Usaha menampakkan dan mengajak kepada Islam yang dilakukan oleh Abu Bakar  ternyata cukup banyak menuai hasil hingga ada beberapa orang yang masuk Islam karena dakwahnya; antara lain Utsman bin Affan, Zuber bin Awam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqash dan Thalhah bin Ubaidillah.

Apa yang dilakukan oleh Abu Bakar ini membuat Beliau tercatat sebagai sahabat yang pertama kali menampakkan dan mendakwahkan Islam. Hal ini diakui sendiri oleh Ali bin Abi Thalib: “Abu Bakar mendahuluiku dalam empat hal yang tak mungkin aku mengejarnya; 1) dalam menampakkan dan menyebarkan (Ifsya’) islam, 2) terlebih dahulu berhijrah, 3) menemani Nabi Saw di gua, dan 4) saat aku melakukan shalat di lereng - lereng gunung dan menyembunyikan Islam justru dia secara terang terangan memproklamirkan diri sebagai seorang muslim

Kendati meraih hasil, dakwah Abu Bakar bukan nyaris tanpa aral melintang, sebab sesudah mengetahui dirinya dan Thalhah bin Ubaidillah masuk islam, Naufal bin Khuwailid yang terkenal sebagai singa Quresy sempat menangkap dan mengikat keduanya dalam satu ikatan yang karena itulah mereka berdua disebut al Qorinain.

Abu Bakar dan Ibnu Daghinah

Tekanan kafir Quresy semakin hebat hingga Nabi Saw menyarankan agar kaum muslimin  berhijrah ke Habasyah untuk beroleh kedamaian dalam beribadah. Abu Bakar pun ikut ambil bagian dalam berhijrah, akan tetapi ketika sampai di suatu daerah Yaman bernama Barkul Ghimad dia bertemu dengan Ibnu Daghinah, seorang kepala suku al Qooroh. “Hendak ke manakah engkau wahai Abu Bakar?” tanya Ibnu Daghinah. Abu Bakar menjawab: “Kaumku mengusirku, karena itu aku ingin berkelana di bumi untuk menyembah Tuhanku”  Ibnu Daghinah menyahut: “Orang seperti anda tidak layak keluar atau diusir, sebab anda selalu memberi yang kekurangan, menyambung tali kerabat, membantu orang kesusahan, dan menyuguh tamu. Saya akan memberi suaka kepada anda karenanya marilah kita kembali dan sembahlah Tuhan anda di negeri sendiri”

Sesampai di Makkah, Ibnu Daghinah datang kepada para tokoh Quresy dan mengatakan: “Sesungguhnya orang seperti Abu Bakar tidak layak keluar atau diusir. Pantaskah kalian mengusir manusia yang gemar memberi orang yang kekurangan, menyambung tali kerabat, membantu yang kesusahan dan menyuguh tamu?” Para tokoh Quresy akhirnya menerima pemberian suaka kepada Abu Bakar, akan tetapi mereka tetap memberi syarat kepada Ibnu Daghinah: “Katakan kepada Abu Bakar agar menyembah Tuhannya, shalat atau membaca yang dia mau di rumah saja, jangan sampai dia menampakkan hal - hal ini, sebab kami khawatir anak dan isteri kami terhasut olehnya”

Pada mulanya Abu Bakar tidak shalat atau membaca Alqur’an kecuali di dalam rumah, tetapi kemudian Beliau berubah fikiran dan lalu membangun sebuah tempat shalat di halaman rumah. Di tempat inilah Beliau melakukan shalat dan membaca Alqur’an  hingga bacaan Beliau mampu menyedot simpati para wanita dan anak - anak kaum musyrikin untuk datang mendekat supaya bisa mendengar bacaan Alqur’an. Mereka semakin ternganga keheranan begitu menyaksikan air mata Abu Bakar mengalir deras ketika bacaan - bacaan Alqur’an keluar dari lisannya.


Keadaan tersebut tak urung membuat para pemuka Quresy semakin marah dan tidak menerima hingga mereka kemudian memanggil Ibnu Daghinah. Kepadanya mereka berkata: “Kami memberi suaka kepada Abu Bakar agar dia menyembah Tuhannya di dalam rumahnya, tetapi sekarang dia telah melanggar dengan membangun sebuah tempat di halaman rumah serta menampakkan shalat dan bacaannya. Sungguh kami khawatir dengan anak - anak dan para wanita kami, karena itu datanglah kepadanya dan katakan agar dia kembali beribadah di dalam rumah saja. Jika dia membantah maka mintalah supaya dia mengembalikan suakamu, sebab kami tidak ingin melepas perjanjian denganmu “ Ibnu Daghinah lalu datang kepada Abu Bakar dan mengatakan: “Anda telah mengerti perjanjian kita, anda tetap setia dengan janji atau mengembalikan jaminan suaka yang saya berikan, sebab saya tak ingin orang Arab mengatakan bahwa saya telah membatalkan perjanjian?” Abu Bakar menjawab: “Sungguh aku mengembalikan kepada anda jaminan suaka itu dan kini aku merasa cukup dengan jaminan suaka Allah dan RasulNya “ 

Tidak ada komentar: