Segala sesuatu yang berada di atas langit, di
dasar lautan seluruhnya bertasbih mensucikan dan mengagungkan Allah Swt, inilah
hakikat yang haus di mengerti dan di yakini oleh umat manusia. Artinya bahwa
semua makhluk bertasbih, mensucikan, mengagungkan dan mengakui ke Esaan dan
Ketuhanan Allah, Dia berfirman:
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ
وَاْلأَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلاَّ تُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ
وَلَكِنْ لاَ تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْ
“Langit yang tujuh, bumi dan semua
yang ada di dalamnya bertasbih kepada Alloh. Dan tak ada sesuatu pun melainkan
bertasbih dengan memujiNya, tetapi kalian tidak mengerti tasbih mereka”QS
al Isro’: 44.
Ketiadaan mengerti atau manusia tidak memahami Tasbih
tumbuhan, hewan dan bebatuan hanyalah dikarenakan perbedaan bahasa. Ibnu Mas’ud
ra berkata, “Kami makan bersama Rosululloh SAW dan kami mendengar tasbih
makanan saat ia dimakan”HR Bukhori. Abu Dzar ra berkisah, “Rosululloh
SAW mengambil beberapa batu kerikil, lalu terdengar batu – batu kerikil itu
bertasbih seperti suara desing lebah. Kerikil – kerikil itu terus bertasbih
saat ditaruh di tangan Abu Bakar, Umar dan Utsman” HR Baihaqi. Anas
ra juga menyebutkan bahwa suatu kali Rosululloh SAW datang dan menjumpai
sekelompok orang yang sedang asyik duduk di atas hewan kendaraan mereka.
Rosululloh Saw lalu bersabda, “Naik dan tinggalkan kendaraan – kendaraan itu
dengan selamat, jangan jadikan hewan – hewan kendaraan tersebut sebagai kursi –
kursi untuk obrolan – obrolan kalian di jalan – jalan dan di pasar – pasar,
sebab banyak yang ditumpangi (hewan kendaraan) lebih baik dan lebih banyak
berdzikir kepada Alloh daripada penumpangnya” HR Ahmad. Jadi semua
yang ada ini bertasbih; tiang – tiang bertasbih, suara pintu itu tasbih,
gemericik air itu tasbih, dan suara kodok juga tasbih. Abdulloh bin Amar bin
Ash ra berkata, “Rosululloh SAW melarang membunuh kodok”, Abdulloh melanjutkan,
“Karena suara nyanyian kodok tasbih” HR Nasa’i.
Sebagian ulama mengatakan bahwa tidak seluruhnya makhluk
yang ada itu bertasbih, tetapi hanya terbatas pada hewan dan tumbuhan yang bernyawa.
Pendapat ini berdasarkan pada pendapat Qotadah, Hasan al Bashri dan Dhohhak
serta berlandaskan pada sebuah hadits dari Ibnu Abbas ra, “Sesungguhnya
Rosululloh SAW melewati dua kuburan, Beliau SAW lalu bersabda, “Sungguh dua
penghuni kubur ini mendapat siksaan. Mereka disiksa bukan karena dosa besar.
Salah satunya disiksa karena tidak membersihkan diri selesai buang air kecil, dan satunya lagi
disiksa karena suka mengadu domba” Ibnu Abbas ra melanjutkan, “Rosululloh
SAW lalu mengambil pelepah kurma dan membelahnya menjadi dua bagian, kemudian
menancapkannya satu – satu di kedua kuburan tersebut. Beliau SAW lalu bersabda,
“Semoga siksaan kedua orang ini diringankan selama pelepah kurma ini belum
kering” Muttafaq alaihi. Mengomentari Hadits ini, sebagian ulama
mengatakan, “Rosululloh SAW bersabda, “Selama belum kering” karena
selama pelepah kurma itu masih hijau maka selama itu pula pelepah tersebut
bertasbih.
Kendati ada perbedaan pendapat tentang masalah ini, perlu
dimengerti bahwa pendapat yang shohih adalah pendapat yang pertama, yaitu
seluruh makhluk, baik yang bernyawa seperti hewan dan tumbuhan maupun yang
tidak bernyawa seperti bebatuan, selalu bertasbih kepada Alloh. Aisyah ra
menceritakan sabda Rosululloh SAW, “Saat Jibril datang kepadaku dengan
membawa risalahku maka setiap bebatuan dan tumbuhan yang aku lewati selalu
mengucapkan salam kepadaku” HR Bazzar – Abu Nuaim. Alloh Subhaanahu
Wata’aala juga berfirman tentang Nabi Dawud as, “Sesungguhnya Kami
menundukkan gunung – gunung untuk bertasbih bersama dia (Dawud) di waktu petang
dan pagi”QS Shood: 18. Alloh juga berfirman:
وَلَقَدْ
ءَاتَيْنَا دَاوُدَ مِنَّا فَضْلاً يَاجِبَالُ أَوِّبِى مَعَهُ وَالطَّيْرَ
“Dan sesungguhnya Kami telah memberikan anugerah dari
Kami kepada Dawud. (Kami berfirman): Hai gunung – gunung dan burung – burung,
bertasbihlah berulang – ulang bersama Dawud” QS Saba’
: 10.
Anugerah ini membuat Nabi Dawud as setiap kali berjalan
di area pegunungan selalu mendengar bebatuan gunung bertasbih mengikuti tasbih
– tasbih yang Beliau ucapkan. Jadi semua yang ada di mayapada ini bertasbih,
hanya saja kalian wahai manusia, tidak mengerti bahasa tasbih mereka kecuali
jika Alloh memberikan anugerahNya seperti yang Dia berikan kepada Nabi Dawud as
di atas, serta kepada Nabi Sulaiman puteranya. “...dan Sulaiman berkata:
Wahai manusia, aku diberikan pengertian mengenai bahasa burung”QS an
Naml: 16. Rosululloh Muhammad SAW sendiri dalam berbagai kesempatan mampu
mendengar percakapan hewan, juga mendengar dan memperhatikan keluhan mereka.
Suatu ketika ada seorang yang menuntun sapi dengan muatan penuh di punggungnya.
Melihat Rosululloh SAW, sapi itu mengeluh dan berkata, “Sesungguhnya saya
diciptakan tidak untuk seperti ini, tetapi saya diciptakan untuk membajak
sawah” mendengar hal ini, orang – orang serentak berkata, “Subhaanalloh”
Rosululloh SAWlalu bersabda, “Sesungguhnya aku, Abu Bakar dan Umar percaya
dengan hal tersebut” Muttafaq alaihi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar