Translate

Kamis, 27 Oktober 2016

Batu pun Bertasbih



            Segala sesuatu yang berada di atas langit, di dasar lautan seluruhnya bertasbih mensucikan dan mengagungkan Allah Swt, inilah hakikat yang haus di mengerti dan di yakini oleh umat manusia. Artinya bahwa semua makhluk bertasbih, mensucikan, mengagungkan dan mengakui ke Esaan dan Ketuhanan Allah, Dia berfirman:

          تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَاْلأَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلاَّ تُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لاَ تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْ
            “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Alloh. Dan tak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memujiNya, tetapi kalian tidak mengerti tasbih mereka”QS al Isro’: 44.

            Ketiadaan mengerti atau manusia tidak memahami Tasbih tumbuhan, hewan dan bebatuan hanyalah dikarenakan perbedaan bahasa. Ibnu Mas’ud ra berkata, “Kami makan bersama Rosululloh SAW dan kami mendengar tasbih makanan saat ia dimakan”HR Bukhori. Abu Dzar ra berkisah, “Rosululloh SAW mengambil beberapa batu kerikil, lalu terdengar batu – batu kerikil itu bertasbih seperti suara desing lebah. Kerikil – kerikil itu terus bertasbih saat ditaruh di tangan Abu Bakar, Umar dan Utsman” HR Baihaqi. Anas ra juga menyebutkan bahwa suatu kali Rosululloh SAW datang dan menjumpai sekelompok orang yang sedang asyik duduk di atas hewan kendaraan mereka. Rosululloh Saw lalu bersabda, “Naik dan tinggalkan kendaraan – kendaraan itu dengan selamat, jangan jadikan hewan – hewan kendaraan tersebut sebagai kursi – kursi untuk obrolan – obrolan kalian di jalan – jalan dan di pasar – pasar, sebab banyak yang ditumpangi (hewan kendaraan) lebih baik dan lebih banyak berdzikir kepada Alloh daripada penumpangnya” HR Ahmad. Jadi semua yang ada ini bertasbih; tiang – tiang bertasbih, suara pintu itu tasbih, gemericik air itu tasbih, dan suara kodok juga tasbih. Abdulloh bin Amar bin Ash ra berkata, “Rosululloh SAW melarang membunuh kodok”, Abdulloh melanjutkan, “Karena suara nyanyian kodok tasbih” HR Nasa’i.

            Sebagian ulama mengatakan bahwa tidak seluruhnya makhluk yang ada itu bertasbih, tetapi hanya terbatas pada hewan dan tumbuhan yang bernyawa. Pendapat ini berdasarkan pada pendapat Qotadah, Hasan al Bashri dan Dhohhak serta berlandaskan pada sebuah hadits dari Ibnu Abbas ra, “Sesungguhnya Rosululloh SAW melewati dua kuburan, Beliau SAW lalu bersabda, “Sungguh dua penghuni kubur ini mendapat siksaan. Mereka disiksa bukan karena dosa besar. Salah satunya disiksa karena tidak membersihkan diri  selesai buang air kecil, dan satunya lagi disiksa karena suka mengadu domba” Ibnu Abbas ra melanjutkan, “Rosululloh SAW lalu mengambil pelepah kurma dan membelahnya menjadi dua bagian, kemudian menancapkannya satu – satu di kedua kuburan tersebut. Beliau SAW lalu bersabda, “Semoga siksaan kedua orang ini diringankan selama pelepah kurma ini belum kering” Muttafaq alaihi. Mengomentari Hadits ini, sebagian ulama mengatakan, “Rosululloh SAW bersabda, “Selama belum kering” karena selama pelepah kurma itu masih hijau maka selama itu pula pelepah tersebut bertasbih.

            Kendati ada perbedaan pendapat tentang masalah ini, perlu dimengerti bahwa pendapat yang shohih adalah pendapat yang pertama, yaitu seluruh makhluk, baik yang bernyawa seperti hewan dan tumbuhan maupun yang tidak bernyawa seperti bebatuan, selalu bertasbih kepada Alloh. Aisyah ra menceritakan sabda Rosululloh SAW, “Saat Jibril datang kepadaku dengan membawa risalahku maka setiap bebatuan dan tumbuhan yang aku lewati selalu mengucapkan salam kepadaku” HR Bazzar – Abu Nuaim. Alloh Subhaanahu Wata’aala juga berfirman tentang Nabi Dawud as, “Sesungguhnya Kami menundukkan gunung – gunung untuk bertasbih bersama dia (Dawud) di waktu petang dan pagi”QS Shood: 18. Alloh juga berfirman:

وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا دَاوُدَ مِنَّا فَضْلاً يَاجِبَالُ أَوِّبِى مَعَهُ وَالطَّيْرَ
          “Dan sesungguhnya Kami telah memberikan anugerah dari Kami kepada Dawud. (Kami berfirman): Hai gunung – gunung dan burung – burung, bertasbihlah berulang – ulang bersama Dawud” QS Saba’ : 10.

            Anugerah ini membuat Nabi Dawud as setiap kali berjalan di area pegunungan selalu mendengar bebatuan gunung bertasbih mengikuti tasbih – tasbih yang Beliau ucapkan. Jadi semua yang ada di mayapada ini bertasbih, hanya saja kalian wahai manusia, tidak mengerti bahasa tasbih mereka kecuali jika Alloh memberikan anugerahNya seperti yang Dia berikan kepada Nabi Dawud as di atas, serta kepada Nabi Sulaiman puteranya. “...dan Sulaiman berkata: Wahai manusia, aku diberikan pengertian mengenai bahasa burung”QS an Naml: 16. Rosululloh Muhammad SAW sendiri dalam berbagai kesempatan mampu mendengar percakapan hewan, juga mendengar dan memperhatikan keluhan mereka. Suatu ketika ada seorang yang menuntun sapi dengan muatan penuh di punggungnya. Melihat Rosululloh SAW, sapi itu mengeluh dan berkata, “Sesungguhnya saya diciptakan tidak untuk seperti ini, tetapi saya diciptakan untuk membajak sawah” mendengar hal ini, orang – orang serentak berkata, “Subhaanalloh” Rosululloh SAWlalu bersabda, “Sesungguhnya aku, Abu Bakar dan Umar percaya dengan hal tersebut” Muttafaq alaihi.


Tidak ada komentar: