“Tidaklah aku ciptakan Jin dan
Manusia kecuali untuk beribadah”
Bicara masalah Ibadah bicara pula masalah Shalat, shalat
adalah hal yang menakjubkan karena shalat dapat menyusub keseluruh aspek
kehidupan kita. Shalat adalah cahaya yang memancar dari hati seorang mukmin,
dengan cahaya inilah Allah membimbing para pendamba ridha-Nya. Ketika hati
terselimuti kegelapan, hanya percikan cahaya Ilahi sajalah yang mampu
meneranginya. Ketika mata hati telah dibutakan oleh nafsu, dan hasrat
telah menguasai jiwa, tak ada lagi yang bisa di tunggu selain kehancuran.
Hati hanya bisa di bersihkan dengan cahaya tauhid. Tauhid bisa kita perolih
dengan beriman, dengan
ketakwaan, dengan melaksanakan perintahnya. Jiwa akan selalu tenang jika
selalu conek dengan mengingat Allah. Jika hati telah menjadi suci dan jiwa
terbebaskan, maka keduanya akan dapat terbang menuju keharibaan Ilahi Robbi,
Dzat Pemilik Tunggal Alam ini.
dan Jarak
paling dekat antara PROBLEM dan SOLUSI adalah sejauh jarak antara DAHI dengan
LANTAI tempat untuk berSujud. Sebanyak
apapun persoalan yang telah membebani hari-hari kita, jika kita mau meluangkan
sebentar saja untuk mengambil air wudhu dan lalu menunaikan Shalat, maka tidak
ada yang akan tersisa kecuali hanyalah ketenangan hati dan keteduhan jiwa.
Tidaklah Rasulullah dilanda suatu masalah kecuali beliau
melaksanakan shalat.
Maka disaat permasalahan hidup
menimpa, kebimbangan menerpa dan harus memilih antara dua hal maka shalatlah
sebagai solusi yang tepat. Dengan melakukan shalat Istikharah jalan
terang akan menanti kita, ketenangan jiwa, kepuasan hati akan kita dapati.
Rasulullah SAW pernah berkata:
“Istikharah pasti mendatangkan kebaikan.”
Tatkala kita dalam kenikmatan,
maka shalat dhuha sebagai sikap yang tepat untuk menjaga akan kelanggengan
nikmat tersebut.
إذا كنتَ فى نِعْمةٍ فارْعَها # إنّ المَعَاصِىَ تُزِيْلُ النِعَمَ
“Apa bila kamu dalam suatu
nikmat, maka jagalah, kerana sesungguhnya kedurhakaan dapat menyirnakannya”
Pada saat bahagiapun Alloh memerintahkan untuk menunaikan shalat, sebagai penjaga atas
nikmat yang telah Alloh limpahkan, sebagaimana kegembiraan menyambut kemenangan Idul
Fitri Alloh memerintahkan hamba-Nya untuk menunaikan shalat dua rakaat.
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra., ia berkata: Ketika
Rasulullah saw. bersama kami, tiba-tiba beliau terlena sesaat, kemudian
mengangkat kepala beliau sambil tersenyum. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apa
yang membuat Anda tertawa? Beliau menjawab: Baru saja satu surat diturunkan
kepadaku. Lalu beliau membaca: Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu
Al-Kautsar "nikmat yang banyak". Maka dirikanlah salat karena
Tuhanmu, dan berkurbanlah.... Al Hadis. (Shahih Muslim No.607)
Sebagai mana Allah setelah memberi nikmat pada
Nabi SAW. Allah lalu memerintahkan Nabi SAW untuk melaksanakan shalat, sebagai
ungkapan syukur, sebagai penjaga nikmat sekaligus mengharap akan tambahnya
nikmat yang lain.
Dalam ayat-Nya, Allah berfirman:
وَإِذْ
تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ
عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Disaat permasalahan hidup menimpa, dikala
kemarau panjang mempersulit turunnya hujan, sementara keberadaan air suatu
kebutuhan yang tak dapat dihindari. maka shalat Istisqa lantas
menjadi solusi untuk mewujudkan setiap tetesnya.
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Zaid Al-Mazini,
bahwasanya ia berkata: Rasulullah keluar menuju tempat salat untuk mengerjakan
salat istisqa' (permohonan hujan). Beliau memindahkan selendangnya (rida)
ketika menghadap kiblat. (Shahih Muslim No.1486).
Dalam Hadis yang lain yang diriwayatkan oleh Anas
bin Malik ra. menyebutkan : Bahwa seorang sahabat memasuki mesjid pada hari
Jumat dari pintu searah dengan Darulqada. Pada waktu itu Rasulullah saw. sedang
berdiri berkhutbah. Sahabat tersebut menghadap Rasulullah saw. sambil berdiri,
lalu berkata: Ya Rasulullah, harta benda telah musnah dan mata penghidupan
terputus, berdoalah kepada Allah, agar Dia berkenan menurunkan hujan.
Rasulullah saw. mengangkat kedua tangannya dan berdoa: "Ya Allah,
turunkanlah hujan kepada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami. Ya
Allah, turunkanlah hujan kepada kami". Kata Anas: Demi Allah, di langit
kami tidak melihat mendung atau gumpalan awan. Antara kami dan gunung tidak ada
rumah atau perkampungan (yang dapat menghalangi pandangan kami untuk melihat
tanda-tanda hujan). Tiba-tiba dari balik gunung muncul mendung bagaikan
perisai. Ketika berada di tengah langit mendung itu menyebar lalu menurunkan
hujan. Demi Allah, kami tidak melihat matahari sedikit pun pada hari Jumat
berikutnya. Kemudian kata Anas lagi: Pada Jumat berikutnya seseorang datang dari
pintu yang telah di sebut di atas ketika Rasulullah saw. sedang berkhutbah.
Orang itu menghadap beliau sambil berdiri dan berkata: Wahai Rasulullah,
harta-harta telah musnah dan mata pencarian terputus (karena hujan terus
menerus), berdoalah agar Allah berkenan menghentikannya. Rasulullah saw.
mengangkat tangannya dan berdoa: "Ya Allah, di sekitar kami dan jangan di
atas kami. Ya Allah, di atas gunung-gunung dan bukit-bukit, di pusat-pusat
lembah dan tempat tumbuh pepohonan". Hujan pun reda dan kami dapat keluar,
berjalan di bawah sinar matahari. (Shahih Muslim No.1493)
demikianlah
Rasulullah dalam menyikapi setiap permasalahan. Beliau selalu lari pada
Tuhannya dengan bermunajah melakukan shalat, Beliau jadikan shalat tersebut
sebagai solusi setiap permasalahan hidup.
Sholat
Fardhu Lima Waktu jika
dilakukan dengan berjama’ah dapat sebagai sarana mempererat tali kasih antar
sesama, belum lagi sebagai penghilang keluh-kesah yang dalam diri setiap
insan.
Kita juga bisa melakukan Shalat Jum’at sebagai sarana pertemuan
mingguan diantara sesama muslim. Disaat
kesibukan kita sehari-hari telah membuat hati kita letih dengan urusan
masing-masing, maka Shalat Lima waktu maupun Shalat Jum’at-lah dapat menjawab
setiap permasalahan sosial kita.
Alhasil apapun aktivitas yang telah
menurunkan semangat dan tenaga kita, ataupun
permasalahan sehari yang telah membuat penat diri kita, shalat merupakan
sumber energi baru, dan pemecah
masalah yang jitu. Kerap kali seseorang ketika tertimpa berbagai persoalan
hidup minuman sebagai jalan keluarnya,
mereka menganggap minuman dapat menjadi solusi yang peraktis, tentu itu
merupakan ansumsi yang salah.
Untuk
di ketahui hidup kita berawal dengan adzan saat kita dilahirkan dan akan ditutup dengan
shalat jenazah. Kejadian paling akhir dalam kehidupan manusia bahkan
diberi nuansa ibadah berupa shalat jenazah, sebagai peringatan bagi yang masih
bernafas, supaya kita selalu sadar bahwa kita akan disholatkan disaat ajal
menjemput kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar