Dia datang di pasar Bashroh, dan tanpa
di sangka ada pengumuman dari Rahib di gereja: “Siapakah di antara kalian ini
yang berasal dari tanah Haram?” Tholhah pun segera datang ke gereja menghadap
sang Rahib. Kepadanya Rahib bertanya: “Apakah Ahmad telah menampak?” karena
bingung, Tholhah balik bertanya: Memangnya siapa Ahmad yang anda maksud? Rahib
menjawab: “Putera Abdillah bin Abdul Muttholib, bulan ini adalah bulan
kemunculannya, dia akhir para nabi yang keluar dari tanah Haram dan berhijroh
ke daerah penuh kurma, bebatuan hitam dan tanah yang subur, maka jangan sampai
kamu kedahuluan (untuk beriman kepadanya)”
Kata – kata Rahib ini begitu menyentuh
hati Tholhah hingga secepatnya dia kembali lagi ke Makkah. Dia lalu segera
bertanya: “Apakah ada kejadian?” orang – orang berkata: Ia, Muhammad bin
Abdillah al Amiin mengaku sebagai seorang Nabi dan kini putera Abi Quhafah (Abu
Bakar) telah percaya dan mengikutinya. Mendengar hal ini Tholhah lekas datang
kepada Abu Bakar dan menyatakan diri: “Kamu mengikuti lelaki ini (Rosululloh
Saw)?” Abu Bakar menjawab: Ia, karenanya cepatlah kamu datang kepadanya dan
ikutilah dia, sebab sungguh dia mengajak kepada kebenaran! Tholhah lalu
memberitahukan kepada Abu Bakar perihal kabar yang diterimanya dari Rahib di Bashro.
Keduanya kemudian datang kepada Rosululloh Saw dan di hadapan Beliau Tholhah
menyatakan diri beriman serta juga mengabarkan soal kabar dari Rahib di Bashro.
Hal ini tentu saja sangat menggembirakan hati Rosululloh Saw.
Mendengar Abu Bakar dan Tholhah
mengikuti agama Nabi Muhammad Saw, Naufal bin Khuwailid sangat marah, dia
berfikir keras bagaimana membuat Abu Bakar dan Tholhah jera dan meninggalkan
agama Muhammad serta kembali kepada agama nenek moyang. Akhirnya orang yang
disebut singa Quresy ini menangkap kedua orang itu serta mengikatnya dalam satu
ikatan. Setelah kabar tentang hal ini sampai kepada Nabi Saw maka Beliau Saw
berdo’a: “Ya Alloh, cukupkanlah kami dari keburukan putera Adawiyyah
(Naufal)!” dan karena kejadian itulah Abu Bakar dan Tholhah disebut al
Qoriinain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar