MULUTMU HARIMAUMU
Mengkritik itu mudah, karena melihat kesalahan
orang lain itu gampang,. Namun kritik yang didasari oleh mencari-cari
kesalahan orang lain tidak mungkin dapat
merubah keadaan. Anda tak perlu menghabiskan waktu dan tenaga anda untuk memberi penilaian apakah orang lain telah berbuat salah atau benar. Karena itu sangatlah mudah, yang sulit adalah melihat kesalahan diri sendiri .
merubah keadaan. Anda tak perlu menghabiskan waktu dan tenaga anda untuk memberi penilaian apakah orang lain telah berbuat salah atau benar. Karena itu sangatlah mudah, yang sulit adalah melihat kesalahan diri sendiri .
• بل الإنسـانُ على نفسـهِ بصيرةٌ .
“Orang itu cenderung tau kelebihannya sendiri (dari pada kekurangannya)”
Untuk apa kita hobi menyibukkan diri dengan bersih-bersih atau benah-benah rumah orang lain, sementara rumah sendiri masih kotor, masih banyak debu yang menempel. masih banyak yang lobang pada atap ataupun tembok rumah kita. Atau bahkan sudah sampai pada tingkat bobrok.
Waspadailah bila anda begitu pandai mengkritik. Begitu gemar mencari kesalahan terhadap orang lain. Jangan-jangan anda tak mampu lagi melihat kebenaran. Jangan-jangan anda telah dibutakan oleh nafsu “merasa benar” anda Dan sebuta-butanya seseorang adalah mereka yang tak mampu menangkap cahaya kebenaran.
Dikatakan:
• مَن راقَبَ الناسَ مات غمّا .
“Barang siapa mengobservasi (meneliti) terhadap orang lain , maka dia akan mati dalam keadaan sumpek”
Sekali anda gembira, merasa puas karena dapat menemukan sebutir debu kesalahan orang lain, anda pasti akan tergoda untuk mendapatkan yang sebesar krikil, lalu sebesar batu atau yang lebih besar lagi, dan seterusnya. Hingga tanpa anda sadari, anda telah mengkonsumsi gunung kesalahan orang lain dalam kehidupan anda.
Dalam hikmah dikatakan:
• يَرَى الأحَدُ القِذَى فى عَيْنِ أخِيْهِ ولا يَرَى الجَـدْعَ فى عينِهِ
“Seseorang dapat melihat debu di mata saudaranya, akan tetapi bukit di depan mata sendiri tak kelihatan”
Dalam negeri sendiri juga kita dapati pribahasa yang senada:
“Kuman di seberang lautan tampak kelihatan, gajah di pelupuk mata tak kelihatan” .
• سلامة الإنسان فى حِفظ اللِسـان .
“Keselamatan seseorang itu terletak pada penjagaan mulutnya”
Sementara tujuan hidup seseorang adalah menjaga keharmonisan hubungan, baik hubungan terhadap Alloh maupun pada hambanya atau alam sekitar.
Bayangkan... hidup akan terasa indah jika kita mau berbagi kebahagiaan dengan orang-orang di sekitar kita. Senyum ramah dan manis akan selalu menghiasi setiap bibir yang kita temui. Sapaan yang akrap nan hangat akan sering terdengar di telinga kita. Keakeraban akan semakin dekat, sehingga semangat tolong menolong, bahu membahu dan kebersamaan begitu terasa. Hingga akhirnya terciptalah lingkungan yang gemah ripah lohjinawi, baldatun thoyyibaton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar