الحمدُ لله الَّذِي شرَّحَ
صُدُوْرَ المُؤْمِنِيْنَ لِطَاعَتِه، وهَدَاهُمْ اِلَى تَحْكِيْمِ كِتَابِه
والعَمْلِ بِه، نَحْمَدُهُ ونَسْتَعِيْنُه ونَسْتَغْفِرُه، ونَعُوْذ ُبِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا ومِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِى اللهُ فلا
مُضِلَّ لَه، ومَن يُضْلِلْ فلا هادِىَ لَه، أشْهَدُ أنْ لآ إلهَ إلاّ الله وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَه، وأشْهَدُ أنَّ
سيدَنا محمداً عبدُه ورسولُه لانَبِيَّ بَعْدَه.
أللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيْمَ
وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيْمَ فِي
الْعَالَمِيْنَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد. أَمَّا بَعْدُ : فَياَ أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ اتَّقُوا الله مَا اسْتَطَعْتُمْ، اتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ
تُرْحَمُوْنَ.
قاَلَ
الله تَعَالَى:
v Ma’asyiral Muslimin,
Jama’ah Shalat Iedul Fitri, hafidhokumuLLOH.
Hari ini, takbir dan tahmid berkumandang di seluruh penjuru dunia,
mengagungkan asma’ Allah, mengagungkan nama Allah SWT. Gema takbir yang
disuarakan oleh lebih dari satu setengah milyar umat manusia di muka bumi ini,
menyeruak di setiap sudut kehidupan, di Masjid, di Mushola, di lapangan, di
kampung-kampung, di gunung-gunung, di tepi pesisir, di pasar, dan di seluruh
pelosok negeri umat Islam.
Pekik suara takbir itu juga
kita bangkitkan disini, di bumi tempat kita bersujud dan bersimpuh dihadapan
Rabb kita. Iramanya memenuhi ruang antara langit dan bumi, disambut riuh rendah
suara malaikat nan khusyu’ dalam penghambaan diri mereka kepada Allah SWT.
Getarkan hati mu’min yang tengah berdzikir pada Allah, getarkan qolbu mereka
yang hanyut dalam munajat penuh mahabbah, penuh ridha, penuh roja’, penuh
pengharapan akan hari perjumpaannya dengan Sang Khaliq, Dzat yang mencipta
jagat raya dengan segala isinya.
Kumandang takbir dan tahmid
itu sesungguhnya adalah wujud kemenangan, bentuk rasa syukur kaum muslimin kepada
Allah SWT atas keberhasilannya meraih fitrah (kesucian diri, bersih dari dosa)
melalui mujahadah - perjuangan lahir dan batin - dan pelaksanaan amal ibadah
selama bulan suci Ramadhan yang baru saja berlalu. Allah SWT menegaskan :
...وَلِتُكْمِلُوْا
العِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلىَ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan hendaklah kamu
menyempurnakan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepada kamu semoga kamu bersyukur (kepada-Nya).”
(QS. al-Baqoroh : 185)
Dalam suasana kemenangan ini,
marilah kita menghayati kembali makna ke-fitrah-an kita, baik sebagai
hamba Allah maupun sebagai khalifatullah fil ardli: “Idul Fitri yang
dimaknai kembali kepada kesucian ruhani” atau “Kembali ke asal kejadian manusia
yang suci sebagaimana saat dia dilahirkan” atau “kembali ke agama yang benar”
sesungguhnya hal tersebut mengisyaratkan, bahwa setiap orang yang merayakan
Idul fitri berarti dia sedang merayakan kesucian ruhaninya, mengurai asal
kejadiannya dan menikmati sikap ber’agama yang benar, ber’agama yang diridhai
Allah swt.
Di sinilah
sesungguhnya letak keagungan dan kebesaran hari raya Idul fitri, Hari di mana
para hamba Allah merayakan keberhasilannya mengembalikan kesucian diri dari
segala dosa dan khilaf, melalui pelaksanaan amal shaleh dan ibadah puasa
Ramadhan, sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَانًا
وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa
yang berpuasa di bulan Ramadhan atas dasar keimanan dan keikhlasan, maka
diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Bukhori, Muslim).
Namun patut diingat hadirin
sekalian... bahwasanya dosa atau kekhilafan antar sesama umat manusia,
ia baru terampuni apabila mereka saling memaafkan, dan karena itulah, mari kita
jadikan momentum Idul Fitri yang suci ini untuk saling meminta dan memberi maaf
atas segala kesalahan antar sesama, kita buang perasaan dendam, kita sirnakan
keangkuhan dan kita ganti dengan pintu maaf dan senyum sapa yang tulus penuh
dengan persaudaraan dan kehangatan silaturrahim antar sesama.
Semoga hati yang
gembira ini, bukan semata-mata karena bisa sarapan pagi lagi atau idul fithri,
akan tetapi juga menjadi salah satu buah dari dosa-dosa kita yang mendapatkan
ampunan Allah, setelah melewati kehidupan sebulan penuh di bulan Ramadhan. Amin
Ya Rabbal Aalamin. Ampunan Allah ta’ala sangatlah penting karena jika dosa-dosa
telah bersih, maka Insya Allah menutup hidup dengan husnul khatimah dan kelak
di akhirat kita tidak akan merasakan siksaan neraka sebagaimana do’a yang
secara langsung diajarkan oleh Allah kepada manusia:
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“
Ya Tuhan kami berikanlah kebaikan kepada kami di dunia dan kebaiikan di akhirat
serta lindungilah kami dari siksa neraka “ (QS al Baqarah : 201)
v
Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Shalat Iedul Fitri, hafidhokumuLLOH.
Tidak ada kebaikan yang
dilakukan oleh manusia beriman; baik berupa ibadah vertikal seperti wudhu,
shalat, membaca Alqur’an, berdzikir, bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw,
berpuasa, dan berhaji, kecuali salah satu keutamaan yang didapatkan dari
ibadah-ibadah tersebut adalah ampunan dosa.
Demikian pula halnya dengan ibadah-ibadah
berbuat baik kepada sesama manusia dengan banyak sekali model dan caranya.
Semuanya pasti memiliki manfaat di antaranya sebagai pelebur dosa. Ini semua
memberikan pelajaran;
Pertama: bahwa sebagai manusia, kita sangat mudah
berbuat dosa. Sebagaimana terapat riwayat; setiap berwudhu seorang muslim
terapat paanya kotoran dosa yang rontok dari anggota tubuhnya yang dibasuh dan
diusap oleh air wudhu. Rasulullah Muhammad Saw bersabda:
“Barang siapa berwudhu dan melakukan yang
terbaik dalam wudhunya, niscaya keluar seluruh kotoran kesalahan dari tubuhnya
sehingga ada yang keluar dari bawah kuku-kukunya”(HR Muslim no:245)
Kedua: bahwa hal terpenting dan terbesar yang
harus dicapai oleh seorang beriman dalam kehidupan dunia yang sementara ini,
dan menuju kehidupan akhirat nanti yang abadi adalah terampuninya seluruh
dosa-dosa; baik dosa kecil maupun dosa besar sebagaimana diisyaratkan oleh
sabda Rasulullah Saw kepada sahabat Ubayy bin Kaab ra yang senantiasa mengisi
waktu-waktunya dengan membaca shalawat:
إذاً
تُكْفيَ هَمَّك ويُغْفَرُ لك ذَنْبُكَ.
“Jika demikian, maka
kamu tercukupi keinginan (duniamu) dan diampunkan bagimu, dosamu (di
akhirat)”(HR Turmudzi no:2574)
v
Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Shalat Iedul Fitri, hafidhokumuLLOH.
Di antara sarana
lengkap dan canggih untuk membentengi diri dari dosa, melebur dosa-dosa
sekaligus meraih ampunan Allah azza wajalla adalah berpuasa; utamanya
puasa wajib bulan Ramadhan, ataupun puasa-puasa sunnah senin kamis, puasa enam
hari bulan Syawwal dan puasa sunnah yang lain. Pada bulan Ramadhan kita diwajibkan oleh
Allah azza wajalla berpuasa yang memiliki manfaat seperti disabdakan
oleh Rasulullah Saw:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَانًا وَاحْتِسَابًا
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang
siapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mencari pahala Allah maka diampunkan
baginya dosa-dosanya yang lalu” (HR Muslim no:760)
Selain berpuasa kita juga diajarkan agar
melakukan Qiyam Ramadhan atau shalat Tarawih setiap malam yang juga memiliki
manfaat melebur dosa-dosa. Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيْمَانًا وَاحْتِسَابًا
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang
siapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mencari pahala Allah maka diampunkan
baginya dosa-dosanya yang lalu” (HR Muslim no:759)
Dan secara khusus melakukan Qiyam Ramadhan
pada malam Lailatul Qadar yang keberadaannya menjadi rahasia Allah azza
wajalla. Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إيْمَانًا
وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang
siapa yang melakukan Qiyam pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mencari
pahala Allah maka diampunkan baginya dosa-dosanya yang lalu” (HR Bukhari
no:1901)
Selain ada ibadah puasa, Qiyam Ramadhan, dan
Qiyam Lailatul Qadar, di bulan Ramadhan juga ada sesuatu yang bernama Nafahat,
hembusan-hembusan rahmat Allah ta’ala di mana barang siapa diterpa sedikit
hembusan tersebut maka ia tidak akan pernah celaka selamanya. Ia pasti akan
selamat dari segala kesulitan dan kesusahan di akhirat. Rasulullah Saw
bersabda:
إنَّ
لِرَبِّكُمْ في أيَّامِ دَهْرِكُم نَفَحاتٍ فَتَعَرَّضوا لَها لعلَّه أنْ تُصِيبَكُم نَفَحَةٌ مِنها فلا
تَشْقَوْنَ بعدَها أبَداً
“Sesungguhnya
bagi Tuhan kalian dalam hari-hari setahun kalian ada nafahaat,
hembusan-hembusan rahmat. Maka sambutlah itu! Semoga satu hembusan darinya ada
yang menerpa kalian sehingga selamanya kalian tidak akan celaka” (HR Hakim at
Tirmidzi/Thabarani dari Muhammad bin Maslamah ra)
Jadi selain dengan begitu banyak
keutamaan-keutamaan, kehadiran puasa Ramadhan sebulan penuh memiliki misi utama
agar orang-orang yang beriman mendapatkan ampunan Allah swt. Jika seorang
mukmin gagal mendapatkan ampunan tersebut maka ia termasuk dalam tiga orang
yang dalam satu kesempatan dido’akan oleh Malaikat Jibril dan diamini oleh
Rasulullah Saw sebagai orang yang celaka, na’udzu billaah. Tsumma na’udzu
billaah.
v
Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Shalat Iedul Fitri, hafidhokumuLLOH.
Ramadhan telah berlalu dengan banyak
aktivitas ibadah dan uluran kebaikan kepada sesama, semoga semuanya diterima
oleh Allah azza wajalla. Dan sebagai tanda bahwa amal ibadah kita diterima oleh
Allah azza wajalla adalah hati kita sehat dan lapang untuk meminta maaf jika
bersalah, atau memberikan maaf kepada orang yang bersalah. Allah ta’ala
berfirman:
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلا
تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“…dan hendaklah mereka memaafkan dan
berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS An Nuur:22)
Maka setelah ini marilah semua saling
memohon maaf memaafkan dan saling bershilaturrahim di antara kelurga, sesama
tetangga, sanak famili, sesama teman dan sesama kaum muslimin seluruhnya
sebagaimana pesan Rasulullah Saw kepada Uqbah bin Amir ra:
صِلْ مَنْ
قَطَعَكَ و أعْطِ مَنْ حَرَمَكَ وَاعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَكَ
“Sambunglah orang yang memutusmu, berilah
orang yang menghalangimu atau tidak pernah memberimu, dan maafkanlah orang yang
menzhalimi dirimu”(HR Ahmad dalam al Musnad no: 16999)
v
Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Shalat Iedul Fitri, hafidhokumuLLOH.
Semoga berlalunya Ramahan
kita juga menapatkan pelajaran di dalamnya tentang ketulusan, kesabaran,
kedermawanan, totalitas penghambaan kepada Allah ta’ala, mengekang hawa nafsu
dan sebagainya, bisa kita bawa dalam menjalani kehidupan di luar bulan
Ramadhan, sehingga kita akan mampu mengisi waktu-waktu yang merupakan modal
besar dan umur kita, dengan segala macam aktivitas ibadah dan kebaikan-kebaikan
kepada sesama. Juga agar kita mampu secara optimal menghindarkan diri dari
kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa sebagai sumber masalah kehidupan; baik di
dunia ini atau pun kelak di akhirat nanti. Betapa indahnya kehidupan yang penuh dengan
amal ibadah dan keshalehan sosial. Betapa indahnya kehidupan yang jauh dari
kemaksiatan-kemaksiatan sebagai bekal paling istimewa yang dibawa oleh seorang
hamba beriman ketika bertemu dengan Allah azza wajalla. Ummul Mukminin Sayyidah
Aisyah ra berkata:
“Sesungguhnya kalian tidak akan bertemu dengan
Allah dengan membawa sesuatu lebih baik daripada sedikit dosa. Barang siapa
yang senang bisa mendahului orang yang giat beribadah maka hendaknya menahan
dirinya dari dosa-dosa” (alMukthar min Kalamil Akhyaar. Abuya hal 82)
وَالْعَصْرِ.
إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا
بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ .
بارَك اللهُ
لىِ ولكُم ونفَعَنِيَ اللهُ وإياكم بهُدَي كتابِه, أقُوْلُ قَوْلِي هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العظيم لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ من كلِّ
ذنبٍ فاسْتَغْفِرُوه إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم .
الخطبة الثانية
اللهُ اكْبَرْ اللهُ اكْبَرْ اللهُ اكْبَرْ، اللهُ اكْبَرْ
اللهُ اكْبَرْ اللهُ اكْبَرْ، اللهُ اكْبَرْ. وللهِ اْلحَمْدُ.
الحمد لله الَّذِي صَدَّقَ وَعْدَه،
وَ نَصَرَ عَبْدَه،
وَ اَعَــزَّ
جُنْدَهُ، وَ هَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَه، اَشْهَدُ اَنْ لآ الهَ الاَّ الله وَحدَه
لاشَريكَ لَه، و أشهَدُ اَنَّ سيدَنا محمَّداً عَبْدُه و رَسولُه لا نَبِيَّ بَعْدَه،
اللهم صلِّ وسلِّم و بارِكْ علي سيدِنا محمَّد، و عَليَ آلِه و صَحْبِهِ و مَنْ تَبِعَهُ وَ نَصَرَه وَ
وَالاَه. اما بعد :
فيا
عبادَ الله، اتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْــتُمْ،
وسَارِعُوا الي مَغْفِرَةِ رَبــــِّكُم، نُقِل عن بعضِ
العارفين بالله قولُه : إنَّ الكَيِّسَ - الفطن الذكي - مَن لاتَزِيْدُه النِعَم
إلا إنكِساراً وذُلاّ وتواضُعاً ومَحبّةً للمُنعِم ، وكلَّما جدَّد له نعمة أحدَث
لها عُبوديةً وخُضُوعاً، فكونوا يا عبادَ الله مِمَّن لا تَزِيدُه النِعَمُ إلا
طاعةً لله ، وإقبالاً عليه وتوجُّها إليه ، ولا تكونوا مِمَّن أبْطَرَته النِّعمَة
، واتَّبَعَ هَواه فكان مِن الغاوِين .
وصلُّوا علي
رسولِ ربِّ العالمين ، سيدِنا محمدٍ النبي الأمِين.
فقد أمَركُم الله بذلك في كتابهِ المبين ( انّ الله وملائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ علي النَّبِي يآ ايُّها
الَّذِينَ امنوا صَلُّوا عَليهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيما) .
وارض اللَّهُمَّ عَنِ الخُلُفاءِ
الرَّاشِدِين , سَاداتِنا ابي بكرٍ وعمرَ وعثمانَ و علي , وعن بَقِيَةِ صَحابةِ
رسولِ الله اجمعين, والتابعِينَ وتابعِي التابعين ومَن تَبِعَهم بإحسانٍ إلى يوم
الدين, وعَنّامَعَهُم بعَفْوِيك وكرَمِك وإحسانك يا ارحم الراحمين.
Hadirin sekalian rahimakumulloh,
Dihari yang
suci ini, Mari kita tengadahkan kedua belah tangan kita, kita putihkan mata
bathin kita, sambil memuji dan membesarkan Nama Allah, untuk kemudian kita
berdo’a kehadirat-Nya, dengan sebuah harapan semoga Allah mendengar dan
memperkenankan do’a yang kita pantulkan pagi hari ini, mari kita berdo’a dengan
khusyu’ dan khudhu’
اللهم اغْفِرْ لِلمؤمنين والمؤمنات , والمسلمين
والمسلمات , الاحياء مِنهُم والاموات, اِنك سميعٌ قريبٌ مجيبُ الدّعَوَات, يا
قاضِيَ الحاجات، يا غافر الذنوب والخطيئات , يا أرحم الراحمين .
v Wahai yang maha luas kasih sayang-Nya,
Wahai yang
ni’mat-Nya melingkupi segala sesuatu,
Segala puji
hanya bagi-Mu, Semua kemuliaan hanya milik-Mu,
Seluruh
penghambaan hanya punya-Mu,
Subhaanaka, Maha Suci Engkau ya Allah,
Terima kasih ya
Allah atas runtunan ni’mat yang telah Kau hamparkan,
Terima kasih ya
Allah... karena telah Kau Izinkan hamba merasakan ni’matnya ramadhan-Mu, karena
telah Engkau beri kesempatan kepada hamba untuk memperbaiki diri.
رَبَّنا
اغْفِرْلَناَ ذُنُوبَناَ وكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئاَتِناَ وتَوَفَّناَ مَعَ
الْأبْـــــرَار
Wahai Tuhan
kami,ampunilah dosa-dosa kami, hapuskanlah kejelekan kami dan matikanlah kami
bersama dengan orang-orang yang berbuat baik.
رَبَّنَا
اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِمُعَلِّمِنَا وَلِمَنْ
أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلأَصْحَابِ الْحُقُوْقِ الْوَاجِبَةِ عَلَيْنَا وَلِجَمِيْعِ
الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
Wahai Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, ibu bapak kami,
guru-guru kami, segenap orang-orang yang berbuat baik kepada kami, dan
orang-orang yang mempunyai hak atas kami,serta segenap orang-orang yang beriman
baik laki-laki ataupun perempuan, yang masih hidup ataupun yang sudah
meninggal.
v
Wahai yang rahmat-Nya
mengalahkan murka-Nya,
Wahai
yang maha mengampuni semua dosa,
Wahai
yang pintu taubatnya selalu terbuka,
Ampunilah
seluruh dosa dan kesalahan kami,
Ampuni ya
Allah... jika dalam hidup ini kami selalu lupa untuk mensyukuri semua
pemberian-Mu, Ampuni jika kami tidak pandai menjalankan semua perintah-Mu,
Ampuni jika kami senantiasa mengerjakan larangan-Mu.
Ya Allahu Ya
Ghoffar… dari sekian banyak dosa yang telah kami lakukan, kami tetap yakin ya
Allah, Maha Pengampun-Mu jauuuh lebih besar dari apa yang telah kami perbuat,
Ampunilah
sebesar apapun kesalahan kami, Karena jika Engkau tak ampuni semua
kesalahan kami, apa artinya sisa umur kami ini jika tanpa ampunan-Mu.
v
Wahai yang kasih sayang-Nya tiada terbilang,,
Wahai
yang Maha memperkenan setiap doa,
Wahai yang Maha
mengabulkan semua pinta,
Dihari
yang suci ini, di hari idul fitri ini,
Diujung doa
kami hari ini, tanpa pernah merasa bosan,
ampunilah dosa
dan kesalahan kedua orang tua kami, baik mereka yang masih hidup, masih
berkumpul ditengah tengah kami, ataupun keduanya yang telah mendahului kami,
Yaa Allah, seringkali kami melukai hati keduanya dengan sikap dan
perilaku kami, seringkali kami membuat ibu kami menangis karena kasarnya ucapan
kami, jangankan membalas jasa mereka, membuat mereka tersenyum saja kami belum
bisa.
Ya Allah,
ampuni dan selalu beri kesehata orang tua-orang tua kami yang masih hidup.
Lapangkan kubur
orang tua-orang tua dari kami yang telah tiada,
terangi
maqomnya, ampuni semua kesalahannya, lipat gandakan seluruh amal
kebajikannya, sayangi keduanya ya Allah,
sebagaimana mereka menyayangi kami diwaktu kami belia.
Hanya inilah
balas budi kami bagi keduanya.
اللهم لاَ تَجْعَلْ لِفاجِرٍ عِنْدِي يَداً
فَيُحِـــبُّـــهُ قَلْبِي.
Ya Allah, jangan Engkau jadikan hambamu ini ada berada dibawah
kebaik orang yang lacut (para pendosa)
اللَّهُمَّ حَبِّبْ
إِلَيْنَا الإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ
وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ
“Ya Allah,
cintakanlah kami kepada keimanan , dan hiasilah dalam hati kami dengan
keimanan. Bencikanlah kami terhadap kekufuran, kemunafikan dan kemaksiatan.
Jadikanlah kami orang-orang yang mendapat petunjuk.”
اللَّهُمَّ
اجْعَلْنَا هَادِيْنَ مُهْتَدِيْنَ غَيْرَ ضَآلِّيْنَ وَلاَ مُضِلِّيْنَ سِلْمًا
لأَوْلِيَائِكَ حَرْبًا لأَعْدَائِكَ
“Ya Allah,
jadikanlah kami orang-orang yang mendapatkan petunjuk kemudian memberi
petunjuk. Janganlah jadikan kami orang-orang yang sesat dan menyesatkan,
jadikanlah kami penolong wali-waliMu dan musuh bagi musuh-musuhMu.”
اللَّهُمَّ لاَ
تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ
حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ
“Ya Allah,
janganlah Engkau biarkan dosa-dosa kami kecuali Engkau ampuni, dan jangan
biarkan kesedihan kami kecuali Engkau carikan jalan keluarnya, dan jangan
biarkan hajat kami kecuali Engkau tunaikannya, wahai Tuhan semesta alam.”
اللَّهُمَّ إِنِّى
أَسْأَلُكَ حُسْنَ الْخُاتِمَةِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ سُوْءِ الْخاَتِمَةِ
“Ya Allah,
sesungguhnya aku memohon kepadaMu husnul khatimah dan aku berlindung kepadaMu
dari su’ul khatimah.”
اللَّهُمَّ إِنِّى
أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِمَا سَأَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى الله
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّمَااسْتَعَاذَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ
مُحَمَّدٌ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ وَعَلَـيْكَ
الْبَلاَغُ وَلاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِالله
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu dari kebaikan apa
yang diminta oleh Nabi Muhammad saw, dan aku berlindung dari segala keburukan
yang Nabi Muhammad saw berlindung kepadaMu darinya.Dan Engkaulah Dzat Yang Maha
Menolong, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah swt.”
اللَّهُمَّ
سَلِّمْنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ وَعَافِنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ وَاكْفِنَا
وَإِيَّاهُمْ شَرَّ مَصَائِبَ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ
“Ya Allah,
selamatkanlah kami dan orang-orang muslim, berilah kami dan orang-orang muslim
kesehatan serta jagalah kami dan orang-orang muslim dari jeleknya musibah dunia
dan agama.”
رَبَّنَا آتِنَا فيِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ
فيِ الأخِرَةِ حسَنةً وَ قِنَا عَذابَ النار .
سُبْحَانَ رَبِّكَ
رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَ سَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَ
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ، تقبَّلْ يا
كريم جَعَلَناَ اللهُ وايّاكُم مِن العائِدِين والفائِزين كلُّ عامٍ وانتم بخيرٍ
SELAMAT TINGGAL YAA RAMADHAN ,
SELAMAT JALAN WAHAI BULAN YANG PENUH KEDAMAIAN, BULAN YANG PENUH KEBERKAHAN.
SEMOGA
ALLAH MEMPERTEMUKAN KITA DI TAHUN MENDATANG.
والسلام
عليكم ورحمة الله
وبركاته
Tidak ada komentar:
Posting Komentar