(
رَحِمَ اللهُ مَنْ حفِظَ لِسانَهُ و عرَفَ زمانـَهُ و
استَقامَتْ طريقتُه )
“Semoga Allah merahmati orang
yang mampu memelihara lisannya, dan memahami era zamannya, serta istiqomah dalam perjalanan hidupnya.” (Abu Nuaim)
Manusia
adalah makhluk yang tercipta sebagai kholifah Allah, ketika makhluk-makhluk
yang lain enggan menerima amanah yang ditawarkan Allah, manusialah yang
meng-iya-kan tawaran Allah untuk mengemban tugas “mengelola dan memakmurkan
bumi”, dengan demikian merekalah yang bertanggung jawab atas kemakmuran dan
kemajuan alam ini.
Seiring dengan
kemajuan zaman, hiduppun menuntut penghuninya untuk lebih maju lagi. Sekarang ini
adalah era milinium, era
modern, era yang dimulai pada awal Tahun 2000, 14 tahun silam, dimana harga
diri suatu bangsa sangat di tentukan oleh pencapaian prestasi
Ilmiyah dan teknologi. Kita
adalah bagian dari dunia modern itu sendiri, dunia teknologi, dunia yang
menuntut seseorang harus lebih peka, dunia yang mengedepankan logika dari pada
hati nurani.
Maka didiklah
anakmu sesesuai dengan era dimana mereka tumbuh, anak adalah buah hati orang
tua, tentu sebagai orang tua yang baik, kita mengharap yang terbaik untuk
generasi penerus kita. Sebagaimana apa yang telah disampaikan oleh Amirul
Mu’minin: “Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya” karena mereka hidup
di generasinya, bukan pada zaman dimana engkau dididik.
Di samping
disiplin ilmu-ilmu modern, ilmu yang sesuai dengan kebutuhan era zaman mereka,
tentu pendidikan yang dikehendaki Amirul Mu’minin adalah pendidikan yang tetap mengacu
pada Al Qur’an dan Al Hadits. Karena dua bidang keilmuan inilah bidang-bidang
lainnya bermunculan.
رحِمَ
الله مَن حفِظ لسانَهُ و عرَف زمانَهُ و
استَقامَتْ طريقتُه.
“Semoga Allah merahmati orang
yang mampu memelihara lisannya, dan memahami era zamannya, serta istiqomah dalam perjalanan hidupnya.” (Abu Nuaim)
Cita-cita
tertinggi orang tua - setelah menjadikan anaknya orang bertauhid, bertaqwa, berakhlak
mulia - adalah kecerdasan anak-anaknya dalam mencapai ilmu kehidupan yang
dimana saat itu dibutuhkan, seperti teknologi, biologi dan disiplin ilmu-ilmu
yang lain. Hal itulah yang dapat membuat hati mereka bergembira, puas dengan
tugas yang mereka emban, sebagai bekal menghadap Sang pemberi amanah (Allah),.
Harapan mereka; Semoga keberadaannya bisa menjadi sumber amal bagi mereka.
Akhirnya merekapun tenang dikala meninggalkannya.
ما يَسُرُّ اْلوَالِدَيْنِ
إلاَّ نَجَابَةُ اْلأَبْنَاءِ
“Tidaklah menggembirakan kedua orang tua
kecuali kecerdasan anak-anaknya”.
Sebagai
orang tua tentu kita mengharap generasi penerus kita menjadi generasi unggulan,
generasi membanggakan, generasi yang menjadi tonggak Agama dan bangsa, dengan
begitu kita pun akan mendapat predikat orang tua yang hebat.
Dikatakan: “Orang
tua laksana busur, dan anak-anaknya bagaikan anak panah. Busur yang baik adalah
yang mampu melesatkan anak panah jauh melewati zamannya”.
Betapa bijak
apa yang disampaikan oleh Abuya Assayyid Ahmad bin Muhammad bin Alawy Almaliki
kepada para murid-murid beliau:
مَارِسُوا أ نْفُسَكم بالتِّيكْنولوجِياَت.
“Kalian semua harus menguasai Teknologi” (Abuya Assayyid Ahmad
bin Muhammad ‘Alawy Almaliki)
Kenapa
demikian, karena bidang teknologi yang saat ini merupakan puncak prestasi keilmuan.
Sebagaimana kami katakana di atas “Harga diri
suatu bangsa sangat di tentukan oleh pencapaian prestasi Ilmiyah dan teknologi” Bagai mana bidang komunikasi
bangsa kita dapat disadap oleh Negara tetangga, itu tak lain karena
ketertinggalan bangsa kita di bidang teknologi. Ini menggambarkan bahwa harga
diri bangsa kita ini tengah di injak-injak bangsa lain. Ini sangat memalukan.
Bidang Teknologi
Sebagai
contoh: saat ini Tes DNA sudah makin familiar, apalagi dengan bermacam
kasus yang terjadi di Indonesia. Mulai dari kasus pembuktian anak Mayang Sari,
pembunuhan berantai Ryan, kasus bom JW Marriot dan Ritz Carlton, serta kasus
perburuan teroris Noordin M Top yang tahun kemarin terjadi. Berkat tes DNA,
proses penyelidikan pun terbantu dan kebenaran lebih mudah terungkap.
Bom
biologi
Disamping
teknologi, di era modern ini berbagai penemuan di pelbagai disiplin ilmu telah
terbukti mampu memberikan sumbangsih yang besar dalam hal peningkatan produksi,
transportasi. Tapi ada satu bidang lagi yang tak bisa kita pandang sebelah mata
kontribusinya dalam memajukan era sekarang ini, seperti apa yang telah dicapai
ilmu biologi, dan itu memiliki nilai yang krusial dari semua penemuan di bidang
lainnya.
Sebagai contoh:
Ilmu biologi telah mampu melakukan Cloning, rekayasa genetic, rekayasa hormone,
dan penemuan lainnya.
Allah
mengutus para Rasul sesuai dengan zamannya.
Adalah Nabi
Musa as. Beliau diutus pada kaumnya, yang saat itu puncak keilmuaannya adalah sihir,
maka Allah-pun membekali Nabi Musa as. dengan mu’jiat tongkat ajaibnya yang
nantinya dapat menandingi sihir-sihir fir’aun dan pengikutnya.
Hal yang sama juga ada pada Nabi Isa putra Maryam as. Beliau dilahirkan di tengah masyarakat bani
israil, dan puncak keilmuan saat itu adalah pengobatan, penyembuhan. Dengan alasan
itulah Alloh membekali beliau dengan ilmu pengobatan (mu’jiyat), bahkan sampai
ketingkat menghidupkan mayat.
Begitu pula
dengan Rasulullah SAW. Beliau disiapkan oleh Allah dengan kefasihan dalam
bertutur kata, perkataan yang begitu sarat dengan ma’na. karena waktu itu
bangsa Arab berbangga-bangga dengan karya sastranya. Allah memberikan mu’jiat
kepada beliau berupa Al Qur’an dengan uslub yang sangat langka, maka dengan
fashahahnya dapat mengalahkan para sastrawan saat itu, bahkan Al Qur’an dengan
terbuka menantang mereka untuk membuat tandingan sepuluh surah, lalu satu
surah, lalu satu ayat, akan tetapi mereka tiada satupun yang dapat
menandinginya. (Al Hadiiqah Al Aniiqah. Hal : 166-167)
Cukup sementen
hatur kawulo, monggo putro-putri wayah ipon podo di sekolah’aken, lah pinter... :)