الحمد لله الذي شرّح صُدُوْرَ المُؤْمِنِيْنَ لِطَاعَتِه, وهَدَاهُمْ اِلَى تَحْكِيْمِ كِتَابِه
والعَمْلِ بِه, نَحْمَدُهُ ونَسْتَعِيْنُه ونَسْتَغْفِرُه,
ونَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا ومِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ
يَهْدِى اللهُ فلا مُضِلَّ لَه, ومَن يُضْلِلْ فلا هادِىَ لَه, أشهد أن لاإلهَ
إلاّ الله وحده لاشريك له, وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله لانبيَ بعده.
أللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا
إبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا
إبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْد.
أما بعد: فيا أيها الناس, إتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه
إتَّقُوا اللهَ وَلاتَمُوتُنَّ اِلاَّ وَأنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وقال الله تعالى :
قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إلَّا مَا عَلَّمْتَنَا إنَّكَ أنْتَ اْلعَلِيْمُ
اْلحكيم. وقال أيضاً : يا ايها الذين امنوا استعينوا بالصبر والصلاة ان الله مع الصابرين
v Hadirin
Jama’ah Jum’ah hafidhokumuLLOH,
Pada kesempatan yang penuh makna ini, dari
atas mimbar saya mengajak hadirin sekalian, khususnya diri saya pribadi. Marilah
kita meningkatkan ketakwaan kita, karena sesungguhnya hanya taqwalah yang dapat menghantarkan kita melampaui
minggu demi minggu, bulan demi bulan tanpa kurang suatu apapun dan dengan ketakwan pula segala yang sulit akan menjadi mudah.
Dengan problem kehidupan sehari-hari,
dan seringnya kita memburu dunia dan mengabaikan akhirat, mengakarlah dalam
diri kita cinta terhadap dunia, lalu hati menjadi gelap. Maka kegelapan ini
bisa sirna apabila diterangi oleh taqwa. Bagaimana bisa taqwa meneranginya,
karena subtansi taqwa adalah “takut” takut akan terjatuh pada larangan-Nya.
Sehingga seseorang hanya akan mengerjakan apa yang menjadi perintah-Nya saja, bagai mana cara
meningkatkan kualitas ibadahnya.
v Hadirin
Jama’ah Jum’ah hafidhokumuLLOH,
Untuk mencapai kualitas kesempurnaan
hidup dan Ibadah kita, hendaklah minimal ada 3 kesadaran yang -mau tidak
mau, suka atau terpaksa- harus mampu kita munculkan didalam setiap detak
dan detik kehidupan kita. Seseorang yang mengharapkan kehidupan akhirat tentulah
menilai 3 kesadaran tersebut adalah suatu yang urgen:
1.
Untuk mencapai kualitas ibadah yang lebih
baik, agama mengajarkan kepada kita agar dalam melaksanakan semua aktivitas
ibadah, apapun bentuk dan manifestasinya, hendaknya kita bisa memunculkan
sebuah kesadaran bahwa Allah dekat
dengan kehidupan kita, kesadaran bahwa Allah selalu mengawasi setiap gerak
kita, Allah pasti mendengar setiap ucapan kita, dan bahkan Allah Maha tahu akan
segala sesuatu yang tersembunyi dalam benak dan bathin kita semua. Tidak ada
sesuatu pun diatas dunia ini yang samar apalagi luput dari pantauan Allah. Sebagai mana Firman Allah:
وَمَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ فِي
الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ
“dan tidak ada sesuatupun yang
tersembunyi, tidak ada satu halpun yang samar bagi Allah, semuanya jelas bagi
Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.”
Nah, orang yang memiliki kesadaran
bahwa Allah dekat dengan dirinya, maka dampak dan imbasnya akan segera terasa,
ketika shalat, maka shalat yang ia lakukan pasti akan berkualitas, dikatakan:
صَلِّ صَلاَةَ مُوَدَّعٍ فإنَّهُ اِنَّ كُنْتَ
لاَ تَرَاهُ فَإنَّهُ يَرَاكَ
“shalatlah engkau dengan shalat perpisahan,
(apa itu shalat perpisahan ) yaitu sebuah kesadaran bahwa jika engkau tidak
bisa melihat-Nya maka yakinlah Allah pasti melihatmu.”
dengan kesadaran itulah maka ruku’nya
menjadi tertib, sujudnya thuma’ninah, bacaannya tartiil, tahiyyatnya merasuk
sukma, dan pada klimaksnya, orang yang seperti ini, hidupnya akan semakin
tertata indah.
v Hadirin
Jama’ah Jum’ah hafidhokumuLLOH,
Lebih jauh dari itu, orang yang
memiliki kesadaran bahwa Allah dekat dalam hidupnya, maka hidupnya hari demi
hari akan semakin berkualitas, muncullah sebuah kesadaran “Muroqobah” semakin
berhati hati dalam bersikap, semakin mawas diri dan memiliki kedisiplinan yang
sangat tinggi. Kenapa demikian? karena pengawasan yang dirasakan oleh orang
seperti ini bersumber kepada Allah Dzat Yang Maha Menatap setiap kehidupan.
Setiap kebaikan yang ia lakukan bukanlah karena ada sahabat yang melihat, bukan
karena atasan yang menyaksikan, dan juga bukan karena ada orang yang memandang.
Tapi sekali lagi, itu semua muncul karena ia sadar bahwa Allah selalu memantau
setiap detak dan detik kehidupannya.
v Hadirin
Jama’ah Jum’ah hafidhokumuLLOH,
2.
Hidup dan ibadah kita akan semakin
berkualitas jika kita memiliki kesadaran
bahwa ibadah yang kita lakukan itu adalah kebutuhan ruhani setiap kita.
Kesadaran seperti ini akan menggiring kita untuk merasa butuh shalat seperti
halnya kita butuh makanan, kita akan merasa butuh puasa seperti halnya kita
butuh minuman, kita butuh zakat sama seperti halnya jasmani kita butuh
refreshing (penyegaran), dan memang untuk tujuan itulah Allah hadhirkan Agama
bagi manusia. Paket Rukun Islam yang kita jalankan, Shalat, puasa, hajji, zakat
dan perbuatan-perbuatan baik lainnya, hakikatnya adalah merupakan santapan bagi
ruhani, makanan bagi jiwa kita, penyegar dahaga batin kita.
Jadi hadirin sekalian, jika demikian
adanya, maka semakin sering kita berbuat baik, semakin sering kita shalat,
semakin sering kita berpuasa, semakin sering kita beribadah dalam arti yang
seluas-luasnya, maka secara otomatis akan semakin sehatlah ruhani kita, semakin
subur pulalah tanaman Iman kita, disamping itu, dalam sebuah ayat Allah telah
mengingatkan kepada kita:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا
فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا
“Barangsiapa berbuat kebaikan
maka (dampak kebaikan itu) kembali kepada dirinya, dan barangsiapa berbuat
kejahatan maka efek kejahatan itupun akan berimbas atas dirinya” ( QS. al-
Jaatsiyah ; 15 )
Mari kita lihat kebenaran wahyu Allah
ini, bukankah ada kebahagiaan bathin yang tak terlukiskan dengan kata-kata
ketika kita bisa membuat orang lain bahagia, sebaliknya, bukankah ketika kita
berbuat keburukan seperti meninggalkan shalat misalnya hati kita menjadi
gelisah, jiwa kita bertambah resah. Bukankah kalau kita kikir dan bakhil,
enggan dan segan mengeluarkan zakat, maka tidak cuma Allah yang akan menjauhi
kita tapi semua orang akan ikut membenci kita, siapa yang mau membantu orang
kikir yang sedang tertimpa kesulitan?. Kesadaran seperti inilah yang harus
segera kita bangun, guna tercapainya peningkatan kualitas amal Ibadah.
v Hadirin
Jama’ah Jum’ah hafidhokumuLLOH,
3.
Kualitas hidup kita akan semakin
meningkat jika kita memiliki kesadaran bahwa ada akhirat setelah dunia. Maka
manusia yang visi dan orientasinya jauh kedepan, yang menyadari bahwa setelah
kita mati nanti akan ada hari perhitungan, akan ada hari penghisaban, maka
dalam menghadapi hidup yang penuh dengan goncangan ini, mereka pasti akan lebih
tegar dan tetap stabil (tetap konsisten dengan prinsip hidupnya), ketika ia
sukses dalam semua urusan dan –katakanlah– ia menjadi orang kaya, ia
pasti tidak akan bangga diri dan lupa daratan, ia akan sadar bahwa harta itu
cuma titipan, ia juga sadar bahwa hidup yang sebenarnya bukan disini, bukanlah
di dunia ini tapi di akhirat nanti. Bahkan saya percaya, orang yang meyakini
akan kehidupan sesudah mati dengan keyakinan yang sebenarnya, ketika ia kaya
maka ia akan gunakan kekayaannya itu, ia akan manfaatkan kesuksesannya itu,
demi untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan yang lebih sejati, di Negeri
keabadian nanti. Namun sebaliknya, jika ia gagal dalam hidup ini, maka orang
seperti ini tidak akan mudah kecewa, tidak akan gampang frustrasi apalagi sampai
bunuh diri, kenapa demikian, karena ia masih punya harapan, bahwa masih ada
kebahagiaan pada episode kehidupan berikutnya; kalau sekarang saya gagal dalam
kehidupan dunia ini, kenapa harus resah, bukankah masih ada surga dan para
bidadari yang sudah menanti. Begitulah pikiran mereka.
v Hadirin
Jama’ah Jum’ah hafidhokumuLLOH,
Yang menjadi renungan buat kita
sekarang adalah, kenapa kita korbankan kepentingan jangka panjang hanya untuk
kesenangan jangka pendek, mengapa kita musnahkan kebahagiaan abadi hanya untuk
kesenangan sesaat di dunia ini, ingatlah bahwa Allah I telah berfirman:
اعْلَمُوا أَنَّمَا
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ
“Ketahuilah oleh
kalian!, bahwasanya kehidupan dunia itu hanyalah permainan, tipudaya, perhiasan
dan berbangga-bangga di antara kalian” (al- Hadid: 20)
Oleh
karena itu
silahkan Cari harta sebanyak-banyaknya, kejar dunia dan gapailah cita-cita
setingi-tingginya, namun ingatlah! CARI, KEJAR dan GAPAI semua itu dengan tanpa
mengorbankan kehidupan akhirat kita. Sekecil
apapun penghasilan kita, pasti akan cukup bila digunakan untuk kebutuhan hidup,
sebesar apapun penghasilan kita, pasti akan kurang bila digunakan untuk menuruti gaya hidup.
Sebagai catatan
sekaligus sebagai penutup khutbah saya ini; Untuk mencapai kualitas
kesempurnaan hidup dan Ibadah kita, ada 3 kesadaran yang harus mampu kita
munculkan didalam setiap langkah kita, yaitu:
1. Bahwa Allah dekat dengan
kehidupan kita.
2. Bahwa ibadah yang kita
lakukan itu adalah kebutuhan ruhani setiap makhluk, dan
3. Bahwa ada akhirat setelah
dunia ini.
Semoga Allah melindungi dan
membimbing kehidupan kita di bawah naungan keridhoan-Nya, Amin Allahumma
Amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ
اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر
ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
اْلعَلِيْمُ.