Translate

Senin, 13 Februari 2017

Tiga kesadaran pencapai kesempurnaan



الحمد لله الذي شرّح صُدُوْرَ المُؤْمِنِيْنَ لِطَاعَتِه, وهَدَاهُمْ اِلَى تَحْكِيْمِ كِتَابِه والعَمْلِ بِه, نَحْمَدُهُ ونَسْتَعِيْنُه ونَسْتَغْفِرُه, ونَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا ومِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِى اللهُ فلا مُضِلَّ لَه, ومَن يُضْلِلْ فلا هادِىَ لَه, أشهد أن لاإلهَ إلاّ الله وحده لاشريك له, وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله لانبيَ بعده.
أللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد.
أما بعد: فيا أيها الناس, إتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه إتَّقُوا اللهَ وَلاتَمُوتُنَّ اِلاَّ وَأنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وقال الله تعالى : قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إلَّا مَا عَلَّمْتَنَا إنَّكَ أنْتَ اْلعَلِيْمُ اْلحكيم. وقال أيضاً : يا ايها الذين امنوا استعينوا  بالصبر والصلاة  ان الله مع الصابرين

v  Hadirin Jama’ah Jum’ah hafidhokumuLLOH,
Pada kesempatan yang penuh makna ini, dari atas mimbar saya mengajak hadirin sekalian, khususnya diri saya pribadi. Marilah kita meningkatkan ketakwaan kita, karena sesungguhnya hanya taqwalah yang dapat menghantarkan kita melampaui minggu demi minggu, bulan demi bulan tanpa kurang suatu apapun dan dengan ketakwan pula segala yang sulit akan menjadi mudah.
Dengan problem kehidupan sehari-hari, dan seringnya kita memburu dunia dan mengabaikan akhirat, mengakarlah dalam diri kita cinta terhadap dunia, lalu hati menjadi gelap. Maka kegelapan ini bisa sirna apabila diterangi oleh taqwa. Bagaimana bisa taqwa meneranginya, karena subtansi taqwa adalah “takut” takut akan terjatuh pada larangan-Nya. Sehingga seseorang hanya akan mengerjakan apa yang menjadi perintah-Nya saja, bagai mana cara meningkatkan kualitas ibadahnya.
v  Hadirin Jama’ah Jum’ah hafidhokumuLLOH,
Untuk mencapai kualitas kesempurnaan hidup dan Ibadah kita, hendaklah minimal ada 3 kesadaran yang -mau tidak mau, suka atau terpaksa- harus mampu kita munculkan didalam setiap detak dan detik kehidupan kita. Seseorang yang mengharapkan kehidupan akhirat tentulah menilai 3 kesadaran tersebut adalah suatu yang urgen:

1.    Untuk mencapai kualitas ibadah yang lebih baik, agama mengajarkan kepada kita agar dalam melaksanakan semua aktivitas ibadah, apapun bentuk dan manifestasinya, hendaknya kita bisa memunculkan sebuah kesadaran bahwa Allah dekat dengan kehidupan kita, kesadaran bahwa Allah selalu mengawasi setiap gerak kita, Allah pasti mendengar setiap ucapan kita, dan bahkan Allah Maha tahu akan segala sesuatu yang tersembunyi dalam benak dan bathin kita semua. Tidak ada sesuatu pun diatas dunia ini yang samar apalagi luput dari pantauan Allah. Sebagai mana Firman Allah:
وَمَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ
“dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi, tidak ada satu halpun yang samar bagi Allah, semuanya jelas bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.”
Nah, orang yang memiliki kesadaran bahwa Allah dekat dengan dirinya, maka dampak dan imbasnya akan segera terasa, ketika shalat, maka shalat yang ia lakukan pasti akan berkualitas, dikatakan:
صَلِّ صَلاَةَ مُوَدَّعٍ فإنَّهُ اِنَّ كُنْتَ لاَ تَرَاهُ فَإنَّهُ يَرَاكَ
“shalatlah engkau dengan shalat perpisahan, (apa itu shalat perpisahan ) yaitu sebuah kesadaran bahwa jika engkau tidak bisa melihat-Nya maka yakinlah Allah pasti melihatmu.”
dengan kesadaran itulah maka ruku’nya menjadi tertib, sujudnya thuma’ninah, bacaannya tartiil, tahiyyatnya merasuk sukma, dan pada klimaksnya, orang yang seperti ini, hidupnya akan semakin tertata indah.
v  Hadirin Jama’ah Jum’ah hafidhokumuLLOH,
Lebih jauh dari itu, orang yang memiliki kesadaran bahwa Allah dekat dalam hidupnya, maka hidupnya hari demi hari akan semakin berkualitas, muncullah sebuah kesadaran “Muroqobah” semakin berhati hati dalam bersikap, semakin mawas diri dan memiliki kedisiplinan yang sangat tinggi. Kenapa demikian? karena pengawasan yang dirasakan oleh orang seperti ini bersumber kepada Allah Dzat Yang Maha Menatap setiap kehidupan. Setiap kebaikan yang ia lakukan bukanlah karena ada sahabat yang melihat, bukan karena atasan yang menyaksikan, dan juga bukan karena ada orang yang memandang. Tapi sekali lagi, itu semua muncul karena ia sadar bahwa Allah selalu memantau setiap detak dan detik kehidupannya.


v  Hadirin Jama’ah Jum’ah hafidhokumuLLOH,
2.    Hidup dan ibadah kita akan semakin berkualitas jika kita memiliki kesadaran bahwa ibadah yang kita lakukan itu adalah kebutuhan ruhani setiap kita. Kesadaran seperti ini akan menggiring kita untuk merasa butuh shalat seperti halnya kita butuh makanan, kita akan merasa butuh puasa seperti halnya kita butuh minuman, kita butuh zakat sama seperti halnya jasmani kita butuh refreshing (penyegaran), dan memang untuk tujuan itulah Allah hadhirkan Agama bagi manusia. Paket Rukun Islam yang kita jalankan, Shalat, puasa, hajji, zakat dan perbuatan-perbuatan baik lainnya, hakikatnya adalah merupakan santapan bagi ruhani, makanan bagi jiwa kita, penyegar dahaga batin kita.
Jadi hadirin sekalian, jika demikian adanya, maka semakin sering kita berbuat baik, semakin sering kita shalat, semakin sering kita berpuasa, semakin sering kita beribadah dalam arti yang seluas-luasnya, maka secara otomatis akan semakin sehatlah ruhani kita, semakin subur pulalah tanaman Iman kita, disamping itu, dalam sebuah ayat Allah telah mengingatkan kepada kita:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا
“Barangsiapa berbuat kebaikan maka (dampak kebaikan itu) kembali kepada dirinya, dan barangsiapa berbuat kejahatan maka efek kejahatan itupun akan berimbas atas dirinya” ( QS. al- Jaatsiyah ; 15 )
Mari kita lihat kebenaran wahyu Allah ini, bukankah ada kebahagiaan bathin yang tak terlukiskan dengan kata-kata ketika kita bisa membuat orang lain bahagia, sebaliknya, bukankah ketika kita berbuat keburukan seperti meninggalkan shalat misalnya hati kita menjadi gelisah, jiwa kita bertambah resah. Bukankah kalau kita kikir dan bakhil, enggan dan segan mengeluarkan zakat, maka tidak cuma Allah yang akan menjauhi kita tapi semua orang akan ikut membenci kita, siapa yang mau membantu orang kikir yang sedang tertimpa kesulitan?. Kesadaran seperti inilah yang harus segera kita bangun, guna tercapainya peningkatan kualitas amal Ibadah.


v  Hadirin Jama’ah Jum’ah hafidhokumuLLOH,
3.    Kualitas hidup kita akan semakin meningkat jika kita memiliki kesadaran bahwa ada akhirat setelah dunia. Maka manusia yang visi dan orientasinya jauh kedepan, yang menyadari bahwa setelah kita mati nanti akan ada hari perhitungan, akan ada hari penghisaban, maka dalam menghadapi hidup yang penuh dengan goncangan ini, mereka pasti akan lebih tegar dan tetap stabil (tetap konsisten dengan prinsip hidupnya), ketika ia sukses dalam semua urusan dan –katakanlah– ia menjadi orang kaya, ia pasti tidak akan bangga diri dan lupa daratan, ia akan sadar bahwa harta itu cuma titipan, ia juga sadar bahwa hidup yang sebenarnya bukan disini, bukanlah di dunia ini tapi di akhirat nanti. Bahkan saya percaya, orang yang meyakini akan kehidupan sesudah mati dengan keyakinan yang sebenarnya, ketika ia kaya maka ia akan gunakan kekayaannya itu, ia akan manfaatkan kesuksesannya itu, demi untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan yang lebih sejati, di Negeri keabadian nanti. Namun sebaliknya, jika ia gagal dalam hidup ini, maka orang seperti ini tidak akan mudah kecewa, tidak akan gampang frustrasi apalagi sampai bunuh diri, kenapa demikian, karena ia masih punya harapan, bahwa masih ada kebahagiaan pada episode kehidupan berikutnya; kalau sekarang saya gagal dalam kehidupan dunia ini, kenapa harus resah, bukankah masih ada surga dan para bidadari yang sudah menanti. Begitulah pikiran mereka.
v  Hadirin Jama’ah Jum’ah hafidhokumuLLOH,
Yang menjadi renungan buat kita sekarang adalah, kenapa kita korbankan kepentingan jangka panjang hanya untuk kesenangan jangka pendek, mengapa kita musnahkan kebahagiaan abadi hanya untuk kesenangan sesaat di dunia ini, ingatlah bahwa Allah I telah berfirman:
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ
 “Ketahuilah oleh kalian!, bahwasanya kehidupan dunia itu hanyalah permainan, tipudaya, perhiasan dan berbangga-bangga di antara kalian” (al- Hadid: 20)
Oleh karena itu silahkan Cari harta sebanyak-banyaknya, kejar dunia dan gapailah cita-cita setingi-tingginya, namun ingatlah! CARI, KEJAR dan GAPAI semua itu dengan tanpa mengorbankan kehidupan akhirat kita. Sekecil apapun penghasilan kita, pasti akan cukup bila digunakan untuk kebutuhan hidup, sebesar apapun penghasilan kita, pasti akan kurang bila digunakan untuk menuruti gaya hidup.

Sebagai catatan sekaligus sebagai penutup khutbah saya ini; Untuk mencapai kualitas kesempurnaan hidup dan Ibadah kita, ada 3 kesadaran yang harus mampu kita munculkan didalam setiap langkah kita, yaitu:
1. Bahwa Allah dekat dengan kehidupan kita.
2. Bahwa ibadah yang kita lakukan itu adalah kebutuhan ruhani setiap makhluk, dan
3. Bahwa ada akhirat setelah dunia ini.
Semoga Allah melindungi dan membimbing kehidupan kita di bawah naungan keridhoan-Nya, Amin Allahumma Amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ.