Translate

Sabtu, 10 Mei 2014

TERSENYUMLAH UNTUK SEGALANYA



Bila segala rencana kita tak menjadi seperti yang kita harapkan. Tersenyumlah dan ingatlah bahwa manusia merencana dengan "cita-cita", tapi Tuhan merencana dengan "Cinta". Tak semua harapan manusia pasti terwujudkan, kerana itu adalah bagian dari Cinta Tuhan dalam mewujudkan ke-Indahan hidup.
jika semua harapan manusia pasti akan terwujud, tentu SBY, Prabowo, Jokowi, dan Bang Haji akan menduduki kursi Ke-Presiden-an bersama. dan hidup tentunya akan terasa kurang Indah.... 

mari kita senantiasa berpikir positif... 
Salam Super... 

Kamis, 08 Mei 2014

SELAMAT DATANG KASIH.




Selamat datang sayank...
selamat datang di kehidupanku,
Semoga hari kedepannya aku akan lebih bermanfaat untuk Cinta.

Meski aku tak seindah malaikat yang turun ke bumi,
Tapi aku akan menjadi sayap yang akan mengajak Cinta kelilingi alam mimpi.

Meski aku tak sekuat superman,
Tapi aku akan selalu ada buat Cinta.

Meski aku tak seromantis sang pujangga,
Tapi aku akan menjadi puisi hidup Cinta,
yang akan menidurkan Cinta dengan puisi,
dan akan membangunkan dengan puisi jua.

Aku ingin menjadi bulan malam-malam Cinta,
Agar Cinta tiada pernah takut, dan agar aku dapat melihat wajah canti’ Cinta.
Aku akan menjadi bintang petunjuk disetiap perjalanan, Cinta,
yang akan menjadi kompas hidup Cinta, saat arah tujuan keluar dari lingkaran taqdir.

Aku akan menjadi fajar ceria Cinta, disaat malam membuat Cinta gelisah.
Aku akan menjadi cahaya Cinta dan menyinari hidup Cinta. Hingga redup dengan sendirinya.
Aku akan mecintaimu sayank… sampai akhir segalanya…

Gombal…

Kamis, 01 Mei 2014

Keutamaan Bulan Rajab




.

Bulan Rajab merupakan salah satu bulan Muharram yang artinya dimulyakan (Ada 4 bulan: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab). Puasa dalam bulan Rajab, sebagaimana dalam bulan-bulan mulya lainnya, hukumnya sunnah. Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah bersabda "Puasalah pada bulan-bulan haram(mulya)." (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad). Hadis lainnya adalah Riwayatnya al-Nasa'i dan Abu Dawud (dan disahihkan oleh Ibnu Huzaimah): "Usamah berkata pada Nabi saw, 'Wahai Rasulullah, saya tak melihat Rasul melakukan puasa (sunat) sebanyak yang Rasul lakukan dalam bulan Sya'ban.' Rasul menjawab: 'Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan oleh kebanyakan orang.'"

Menurut al-Syaukani (Naylul Authar, dalam bahasan puasa sunat) ungkapan Nabi "Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan kebanyakan orang" itu secara implisit menunjukkan bahwa bulan Rajab juga disunnahkan melakukan puasa di dalamnya.

Adapun hadis yang Anda sebut itu, kami juga tak menemukannya. Ada beberapa hadis lain yang menerangkan keutamaan bulan Rajab. Seperti berikut ini:
  • "Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka Jahim, bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu sorga, dan bila puasa 10 hari maka digantilah dosa-dosanya dengan kebaikan."
  • Riwayat al-Thabrani dari Sa'id bin Rasyid: Barangsiapa puasa sehari di bulan Rajab maka laksana ia puasa setahun, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka Jahanam, bila puasa 8 hari dibukakan untuknya 8 pintu sorga, bila puasa 10 hari Allah akan mengabulkan semua permintaannya....."
  • "Sesugguhnya di sorga terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa puasa sehari pada bulan Rajab, maka ia akan dikaruniai minum dari sungai tersebut".
  • Riwayat (secara mursal) Abul Fath dari al-Hasan, Nabi saw berkata: "Rajab itu bulannya Allah, Sya'ban bulanku, dan Ramadan bulannya umatku."
Hadis-hadis tersebut dha'if (kurang kuat) sebagaimana ditegaskan oleh Imam Suyuthi dalam kitab al-Haawi lil Fataawi.

Ibnu Hajar, dalam kitabnya "Tabyinun Ujb", menegaskan bahwa tidak ada hadis (baik sahih, hasan, maupun dha'if) yang menerangkan keutamaan puasa di bulan Rajab. Bahkan beliau meriwayatkan tindakan Sahabat Umar yang melarang menghususkan bulan Rajab dengan puasa.

Ditulis oleh al-Syaukani, dlm Nailul Authar, bahwa Ibnu Subki meriwayatkan dari Muhamad bin Manshur al-Sam'ani yang mengatakan bahwa tak ada hadis yang kuat yang menunjukkan kesunahan puasa Rajab secara khusus. Disebutkan juga bahwa Ibnu Umar memakruhkan puasa Rajab, sebagaimana Abu Bakar al-Tarthusi yang mengatakan bahwa puasa Rajab adalah makruh, karena tidak ada dalil yang kuat.

Namun demikian, sesuai pendapat al-Syaukani, bila semua hadis yang secara khusus menunjukkan keutamaan bulan Rajab dan disunahkan puasa di dalamnya kurang kuat dijadikan landasan, maka hadis-hadis yang umum (spt yang disebut pertamakali di atas) itu cukup menjadi hujah atau landasan. Di samping itu, karena juga tak ada dalil yang kuat yang memakruhkan puasa di bulan Rajab.

DIDIKLAH ANAKMU SESUAI DGN ZAMANNYA, KARENA ALLOH-PUN MENGUTUS PARA NABI SESUAI DGN ZAMANNYA




( رَحِمَ اللهُ مَنْ حفِظَ لِسانَهُ و عرَفَ زمانـَهُ و استَقامَتْ طريقتُه )
Semoga Allah merahmati orang yang mampu memelihara lisannya, dan memahami era zamannya, serta istiqomah dalam perjalanan hidupnya. (Abu Nuaim)

Manusia adalah makhluk yang tercipta sebagai kholifah Allah, ketika makhluk-makhluk yang lain enggan menerima amanah yang ditawarkan Allah, manusialah yang meng-iya-kan tawaran Allah untuk mengemban tugas “mengelola dan memakmurkan bumi”, dengan demikian merekalah yang bertanggung jawab atas kemakmuran dan kemajuan alam ini.
Seiring dengan kemajuan zaman, hiduppun menuntut penghuninya untuk lebih maju lagi. Sekarang ini adalah era milinium, era modern, era yang dimulai pada awal Tahun 2000, 14 tahun silam, dimana harga diri suatu bangsa sangat di tentukan oleh pencapaian prestasi Ilmiyah dan teknologi. Kita adalah bagian dari dunia modern itu sendiri, dunia teknologi, dunia yang menuntut seseorang harus lebih peka, dunia yang mengedepankan logika dari pada hati nurani.
Maka didiklah anakmu sesesuai dengan era dimana mereka tumbuh, anak adalah buah hati orang tua, tentu sebagai orang tua yang baik, kita mengharap yang terbaik untuk generasi penerus kita. Sebagaimana apa yang telah disampaikan oleh Amirul Mu’minin: “Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya” karena mereka hidup di generasinya, bukan pada zaman dimana engkau dididik.
Di samping disiplin ilmu-ilmu modern, ilmu yang sesuai dengan kebutuhan era zaman mereka, tentu pendidikan yang dikehendaki Amirul Mu’minin adalah pendidikan yang tetap mengacu pada Al Qur’an dan Al Hadits. Karena dua bidang keilmuan inilah bidang-bidang lainnya bermunculan.
 رحِمَ الله مَن حفِظ لسانَهُ و عرَف زمانَهُ و استَقامَتْ طريقتُه.
Semoga Allah merahmati orang yang mampu memelihara lisannya, dan memahami era zamannya, serta istiqomah dalam perjalanan hidupnya. (Abu Nuaim)
Cita-cita tertinggi orang tua - setelah menjadikan anaknya orang bertauhid, bertaqwa, berakhlak mulia - adalah kecerdasan anak-anaknya dalam mencapai ilmu kehidupan yang dimana saat itu dibutuhkan, seperti teknologi, biologi dan disiplin ilmu-ilmu yang lain. Hal itulah yang dapat membuat hati mereka bergembira, puas dengan tugas yang mereka emban, sebagai bekal menghadap Sang pemberi amanah (Allah),. Harapan mereka; Semoga keberadaannya bisa menjadi sumber amal bagi mereka. Akhirnya merekapun tenang dikala meninggalkannya.
ما يَسُرُّ اْلوَالِدَيْنِ إلاَّ نَجَابَةُ اْلأَبْنَاءِ
 Tidaklah menggembirakan kedua orang tua kecuali kecerdasan anak-anaknya”.
Sebagai orang tua tentu kita mengharap generasi penerus kita menjadi generasi unggulan, generasi membanggakan, generasi yang menjadi tonggak Agama dan bangsa, dengan begitu kita pun akan mendapat predikat orang tua yang hebat.
Dikatakan: “Orang tua laksana busur, dan anak-anaknya bagaikan anak panah. Busur yang baik adalah yang mampu melesatkan anak panah jauh melewati zamannya”.
Betapa bijak apa yang disampaikan oleh Abuya Assayyid Ahmad bin Muhammad bin Alawy Almaliki kepada para murid-murid beliau:
مَارِسُوا أ نْفُسَكم بالتِّيكْنولوجِياَت.
“Kalian semua harus menguasai Teknologi” (Abuya Assayyid Ahmad bin Muhammad ‘Alawy Almaliki)
Kenapa demikian, karena bidang teknologi yang saat ini merupakan puncak prestasi keilmuan. Sebagaimana kami katakana di atas Harga diri suatu bangsa sangat di tentukan oleh pencapaian prestasi Ilmiyah dan teknologi” Bagai mana bidang komunikasi bangsa kita dapat disadap oleh Negara tetangga, itu tak lain karena ketertinggalan bangsa kita di bidang teknologi. Ini menggambarkan bahwa harga diri bangsa kita ini tengah di injak-injak bangsa lain. Ini sangat memalukan.
Bidang Teknologi
Sebagai contoh: saat ini Tes DNA sudah makin familiar, apalagi dengan bermacam kasus yang terjadi di Indonesia. Mulai dari kasus pembuktian anak Mayang Sari, pembunuhan berantai Ryan, kasus bom JW Marriot dan Ritz Carlton, serta kasus perburuan teroris Noordin M Top yang tahun kemarin terjadi. Berkat tes DNA, proses penyelidikan pun terbantu dan kebenaran lebih mudah terungkap.
Bom biologi
Disamping teknologi, di era modern ini berbagai penemuan di pelbagai disiplin ilmu telah terbukti mampu memberikan sumbangsih yang besar dalam hal peningkatan produksi, transportasi. Tapi ada satu bidang lagi yang tak bisa kita pandang sebelah mata kontribusinya dalam memajukan era sekarang ini, seperti apa yang telah dicapai ilmu biologi, dan itu memiliki nilai yang krusial dari semua penemuan di bidang lainnya.
Sebagai contoh: Ilmu biologi telah mampu melakukan Cloning, rekayasa genetic, rekayasa hormone, dan penemuan lainnya.
Allah mengutus para Rasul sesuai dengan zamannya.
Adalah Nabi Musa as. Beliau diutus pada kaumnya, yang saat itu puncak keilmuaannya adalah sihir, maka Allah-pun membekali Nabi Musa as. dengan mu’jiat tongkat ajaibnya yang nantinya dapat menandingi sihir-sihir fir’aun dan pengikutnya.
Hal yang sama juga ada pada Nabi Isa putra Maryam as. Beliau dilahirkan di tengah masyarakat bani israil, dan puncak keilmuan saat itu adalah pengobatan, penyembuhan. Dengan alasan itulah Alloh membekali beliau dengan ilmu pengobatan (mu’jiyat), bahkan sampai ketingkat menghidupkan mayat.
Begitu pula dengan Rasulullah SAW. Beliau disiapkan oleh Allah dengan kefasihan dalam bertutur kata, perkataan yang begitu sarat dengan ma’na. karena waktu itu bangsa Arab berbangga-bangga dengan karya sastranya. Allah memberikan mu’jiat kepada beliau berupa Al Qur’an dengan uslub yang sangat langka, maka dengan fashahahnya dapat mengalahkan para sastrawan saat itu, bahkan Al Qur’an dengan terbuka menantang mereka untuk membuat tandingan sepuluh surah, lalu satu surah, lalu satu ayat, akan tetapi mereka tiada satupun yang dapat menandinginya. (Al Hadiiqah Al Aniiqah. Hal : 166-167)
Cukup sementen hatur kawulo, monggo putro-putri wayah ipon podo di sekolah’aken, lah pinter... :)